Inilah
Wisata Embung Lodan Yang Menawan
Oleh
: Joyojuwoto
“Jangan
sampai kesibukanmu mengganggu waktu bermainmu”
` Kata-kata di atas saya kira sangat tepat
untuk menggambarkan musim liburan panjang sekolah di semester pertama ini.
Sibuk bekerja sebuah keharusan dan penting, namun liburan pun tak kalah
pentingnya, bahkan kerja hasilnya juga untuk liburan juga. Berbagai rencana dan
dana tentu telah disiapkan untuk mengisi waktu liburan, baik bersama keluarga,
sahabat, komunitas, maupun dengan sesama penghobi traveling lainnya.
Sebagai penghobi traveling saya pun
tak mau ketinggalan mengisi liburan kali ini dengan jalan-jalan. Saya tak butuh
banyak persiapan untuk berhappy ria karena saya lebih suka liburan di alam
terbuka dan di lokasi yang dekat-dekat saja. Tak perlu jauh keluar kota, tak
perlu menginap, dan tidak membutuhkan banyak biaya. Cukup dengan motor saya
bonceng istri dan kedua anakku Nafa dan Naila menjelajahi aspal-aspal di
perjalanan dari Banjarworo Bangilan menuju Lodan Sarang.
Pukul 08.30 WIB motor dengan muatan
160 Kg meluncur menjauhi matahari terbit. Sesampai di pertigaan
Jatirogo-Paseyan saya mengambil jalur ke arah Bader-Bancar dan sampai di
perempatan Ngoro. Dari perempatan ini saya ambil arah ke barat melewati desa
Latsari Bancar-desa Tlogo Agung-Sampung-Bonjor dan akhirnya sampai di Lodan
Wetan. Perjalanan cukup indah dan segar dengan pohon-pohon juwet, jambu mente,
dan pohon-pohon penghijauan di tepi-tepi jalan yang buahnya bergelantungan.
Sekitar pukul10.00 WIB sampai lokasi
bendungan Embung Lodan yang dibangun atas bantuan dan kerjasama pemerintah
Indonesia dan Jepang. Menurut penduduk sekitar bendungan itu mulai dibangun
tahun 2005 dan selesai pembangunannya tahun 2008. Panorama Embung Lodan sangat
menawan,airnya melimpah menghampar luas dengan bukit-bukit dan hutannya yang
menghijau di balik embung. Di pinggir embung betebaran gethek (rakit) dari
susunan bambu yang dipakai penduduk sekitar untuk menyeberang dan sebagai
sarana transportasi guna mengangkut hasil pertanian, hasil hutan seperti kayu,
daun-daun maupun rumput dan daun-daunan untuk makanan ternak.
Saya lihat dan saya rasakan petani di
daerah ini sangat perkasa, mereka harus memakai gethek untuk mengangkut hasil
panennya. Tak ada perahu mesin, mereka harus menariknya dengan manual. Agar
gethek atau rakit tidak keluar dari jalur penyebrangan maka dibuatkan tali yang
melintangi Embung.
Saya membayangkan jika saja Embung
Lodan ini selain dipakai untuk PDAM juga bisa dimanfaatkan sebagai wisata air
dengan jukung-jukungnya yang mengantarkan wisatawan mengelilingi sepanjang
waduk, kemudian bisa dipadu juga dengan wisata kuliner ikan bakar, warung kopi,
oleh-oleh khas Sarang Rembang tentu Embung ini lebih menarik wisatawan untuk berkunjung.
Sungguh panorama Embung Lodan indah,
sejuk dan sangat menawan pandangan, panoramanya pun mendukung untuk
dikembangkan menjadi alternatif tempat wisata lokal yang bagus dan
representatif. Tinggal kita menunggu sentuhan manis dari pihak pemerintah daerah atau
yang terkait.
Ini masih di Tuban, Mbah? Wah keren banget yoh Tuban punya bendungan yg mantab jaya.
BalasHapusteng sarang mas, jateng:)
BalasHapusIya mas, di Lodan, Sarang mas niku:)
BalasHapus