Sabtu, 26 Desember 2020

Asal-usul Desa Demit Jatirogo

Asal-usul Desa Demit Jatirogo
Oleh: Joyo Juwoto

Desa Demit adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Jatirogo. Desa Demit mayoritas penduduknya adalah petani, selain itu Demit terkenal sebagai desa penghasil kerajinan batu bata merah. 

Selain karena tekstur tanah yang memang cocok dipakai bahan baku bata merah, wilayah ini juga dekat dengan hutan yang memungkinkan pembakaran batu bata menggunakan kayu dari hutan. Kualitas batu bata dari daerah Demit sudah tidak diragukan lagi. 

Mungkin pembaca bertanya, kok  nama desanya serem ya? Demit. Dalam bahasa Jawa demit berarti hantu, atau gendruwo. Tapi benarkah desa Demit adalah desa hantu? 

Berikut saya ceritakan ulang mengenai asal-usul desa Demit, semoga kisah cerita turun temurun ini bisa dikenang dan dilestarikan keberadaannya sebagai salah satu wisdom lokal masyarakat. 

Dahulu kala ada suatu daerah terpencil yang mana daerah tersebut masih berupa hutan belantara. Diceritakan suatu ketika ada seorang wali bersama dengan para pengawalnya melewati daerah itu. Tepat pada saat itu datang waktu untuk melakukan sholat dhuhur. 

Sang Wali dan pengikutnya itu pun mencari tempat yang dapat digunakan untuk menjalankan sholat dhuhur. Akan tetapi tidak ada tempat yang layak digunakan untuk sholat, hingga akhirnya salah satu pengawalnya mengusulkan untuk membuka daerah itu menjadi sebuah padepokan. 

"Wahai Sang Kiai, bagaimana jika kita membuka hutan ini menjadi padepokan, dan kita menetap di sini? Kata salah satu pengikut Wali tersebut. 

Sang wali pun menyetujui saran dari salah satu pengawalnya itu. Dan saat itu juga dimulailah pembabatan hutan hingga akhirnya menjadi tanah yang lapang dan luas.

" Baiklah, pengembaraan kita akhiri di tempat ini. Kita akan membuka hutan ini menjadi sebuah padepokan, agar masyarakat bisa belajar agama di sini." Ujar sang Wali kepada muridnya

Untuk melengkapi sarana padepokan maka sang wali berfikir untuk mendirikan masjid di tempat tersebut, agar kelak dapat digunakan untuk beribadah bersama sekaligus tempat untuk belajar para santri-santrinya. 

Sebelum proses pembangunan masjid dilaksanakan sang wali akan melaksanakan sholat hajat terlebih dahulu guna meminta petunjuk kepada Allah SWT. Namun ketika akan mengambil air wudlu ia mencari-cari sumber air di sekitar padepokan.  Sang Wali tidak menemukan sumber air hingga akhirnya ia berjalan ke arah selatan dari padepokannya. 

Dan ternyata di wilayah bagian selatan dari padepokan ditemukan sebuah sendang besar, airnya sangat bersih jernih. Sendang itu sangat asri dengan pepohonan yang menghijau di sekitarnya. 

Sang Wali kemudian menuju ke Sendang itu dan mengambil air wudlu. Pada saat wali mengambil air wudlu beliau merasakan sesuatu yang aneh, air di sendang itu ternyata sangat dingin sekali yang dalam bahasa Jawa disebut“ademe amit-amit." 

"Air sendang ini bersih dan jernih, tapi airnya sangat dingin. Ademe amit-amit, besok kalau tempat ini ramai maka sebagai penanda tempat ini saya beri nama Demit, dari kata ademe amit-amit. " Begitu kata Sang Wali sesudah mengambil air wudhu. 

Karena tempat itu dirasa cocok untuk pemukiman, akhirnya Sang Wali membangun masjid didekat sendang tersebut. Lama kelamaan daerah itu menjadi ramai dan banyak orang yang sama menetap di sana.

Sebagaimana yang disabdakan oleh sang wali, nama daerah tersebut dikenal dengan sebutan“DEMIT” sebuah nama yang diambil dari sebuah sendang yang airnya dingin sekali atau “ademe amit-amit”. Sendang tersebut sampai sekarang masih ada dan digunakan pengairan oleh masyarakat yang ada di Desa Demit Kec. Jatirogo.Demikian

Demikian kisah asal-usul desa Demit yang dikisahkan oleh sesepuh desa secara lisan dan turun temurun dari generasi ke generasi. Semoga tulisan sederhana tentang asal-usul desa ini bisa ikut menjaga kelestarian dan kebudayaan yang ada di sekitar kita.