Orang
Tua Tidak Masuk Surga
Oleh
: Joyojuwoto
Tertawalah sebelum
tawa itu dilarang, kalimat ini bukanlah candaan semata karena tertawa atau
tersenyum adalah menyehatkan. Setidaknya kita sedang melakukan senam wajah
terbaik yang akan menjadikan kita selalu ceria dan bahagia, dengan tertawa akan
menjadikan kehidupan renyah dan gembira. Dengan tertawa dan tersenyum maka akan
mengurangi tingkat stres serta kejenuhan dalam menghadapi hari-hari yang penuh
kesibukan serta menegangkan.
Rasulullah saw
sendiri tidak pernah melarang umatnya untuk tertawa kecuali yang berlebihan.
Bahkan dalam sebuah hadits beliau bersabda yang artinya : “Senyummu di
hadapan saudaramu adalah sedekah”. Ini adalah sebuah hadits yang sangat
luar biasa, memasang wajah ceria di hadapan saudara kita, di hadapan teman kita
sangat dianjurkan dan itu bernilai sedekah di hadapan Allah swt.
Jika berwajah ceria
di hadapan saudara kita dalam agama bernilai sedekah, maka mafhum mukholafahnya
kita dilarang memasang muka manyun di hadapan saudara kita, dilarang bermuka
cuek, dilarang bermuka serem, dilarang bermuka masam dan muka-muka lain yang
tidak menyenangkan bagi yang melihatnya. Maka pasanglah muka yang ceria,
gembira, senang jika bertemu dengan saudara-saudara kita di manapun berada,
karena itu bernilai ibadah.
Dalam sebuah
penelitian yang dulu pernah disampaikan oleh Mas Faiz Zainuddin mentor saya di
SEFT (Spiritual Emosional Freedom Tekhnik) beliau mengatakan bahwa senyum
ceria, wajah yang cerah akan menggambarkan dan menarik masa depan yang cerah
dan cemerlang pula. Hal ini didasarkan dari penelitian pada beberapa kumpulan
foto.
Dari berbagai
kumpulan foto itu setelah diteliti dan dianalisa bahwa yang orang-orang berfoto
dan memasang wajah tersenyum ceria ternyata di masa depannya adalah orang-orang
yang sukses. Sedang orang-orang yang memasang wajah cemberut, ternyata juga
mempengaruhi masa depan mereka yang suram. Ada semacam hukum law of atraction
yaitu hukum tarik menarik di jagad semesta ini. Jika kita berfikir positif maka
kita akaan mendapatkan keberuntungan, begitu pula jika kita berfikir negatif
hasilnya pun hanya kesialan-kesialan yang kita dapatkan.
Rasulullah saw
sendiri suka bermuka ceria di hadapan para sahabat-sahabatnya, bahkan tidak
jarang beliau bercanda, dan bergurau dengan mereka. Candaan dan gurauan tentu
tidak dilarang ajaran agama asal tidak berlebihan dan tidak melampaui batas.
Pernah suatu ketika
Rasulullah saw didatangi oleh seorang nenek tua, ia ingin didoakan Nabi agar
masuk surga. Kemudian Rasulullah saw
bersabda :
“Orang tua tidak
masuk surga”
Setelah dijawab yang
demikian, maka berpalinglah nenek itu sambil menangis sedih, kemudian
Rasulullah saw memanggilnya kembali sambil bersabda :
“Bukankah engkau
pernah mendengar firman Allah : “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan
langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya
umurnya”.
Mendengar perkataan itu tertawalah sang nenek dengan wajah bahagia.
Dalam sebuah riwayat lain, Rasulullah saw didatangi oleh sahabatnya yang
ingin naik unta, sahabat itu kemudian meminta kepada Nabi :
“Wahai baginda, saya ingin engkau menaikkanku ke atas unta”
Kemudian Rasulullah saw pun menjawab :
“Bagaimana ? Di sini hanya ada anak unta”
Sahabat itu kemudian berpaling dan pergi meninggalkan Nabi, lalu beliau
memanggilnya kembali dan berkata :
“Unta itu kan hanya melahirkan anak unta” Maksudnya adalah awalnya unta adalah anak dari
induknya unta juga.
Begitulah Rasulullah saw di dalam kehidupannya beliau juga bercanda dan
bergurau dengan para sahabat-sahabatnya. Karena memang itu tidak dilarang
asalkan tidak melampaui batas. Ayo kawan-kawan mana senyumnya J !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar