Mutiara Surat Al Fiil
Oleh
: Joyo Juwoto
Surat
Al Fiil adalah surat yang diturunkan oleh Allah swt di Makkah al Mukarramah,
surat ini terdiri dari lima ayat yang menerangkan mengenai Pasukan Gajah yang
akan menghancurkan Ka’bah menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. Di Habasyah
saat itu ada seorang Raja Nasrani yang bernama Ashamah Najasi.
Pasukan
Gajah ini dipimpin oleh seorang Raja Yaman yang menjadi bagian dari kerajaan
Ashamah, ia bernama Abrahah. Latar belakang penyerangan Ka’bah didasari rasa
dengki Abrahah terhadap kota Makkah yang menjadi pusaat peribadatan di tanah
Arabia, sehingga untuk menyaingi Ka’bah, Abrahah ini mendirikan rumah
peribadatan yang megah di San’a ibukota Yaman dengan maksud memalingkan kiblat
peribadatan orang-orang Arab ke negeri Yaman. Rumah peribadatan itu dinamakan Al
Qalish.
Abarahah
kemudian menyebarkan selebaran kepada rakyat Habasyah dan Yaman agar mereka
setiap tahunnya beribadah di gereja Al Qalish yang dibangun oleh Abrahah di
San’a, dan tidak perlu pergi ke Ka’bah. Pada suatu ketika, ada seorang Arab
yang bernama Malik bin Kinanah mengetahui akan hal ini, ia merasa tidak suka
dengan isi dari selebaran yang dibuat oleh Abrahah. Di suatu malam yang sepi
Malik bin Kinanah memasuki Gerejanya Abrahah, ia menaruh kotoran manusia di
tempat ibadah itu kemudian Malik pun pergi.
Mendengar
laporan gerejanya di kotori oleh seorang Arab, Abrahah pun murka. Segera saja
Abrahah mengumpulkan pasukan untuk menggempur Ka’bah. Ia segera meminta bantuan
gajah yang besar dari Raja Habasyi. Gajah itu bernama Mahmud. Dengan mengendarai Gajah Mahmud Abrahah dengan gagah perkasa memimpin
pasukan gajahnya menuju kota Makkah.
Sesampai
di kota Mighmas, Abrahah mengerahkan pasukan berkudanya untuk menyerang Makkah
dan mengambil harta-bendanya orang Makkah. Termasuk di dalamnya ada sebanyak
200 ekor unta milik Abdul Muthalib. Mendengar bahwa unta-untanya dirampas oleh
pasukan Abrahah, Abdul Muthalib pun menemui Abarah dan meminta kembali untanya,
karena itu adalah haknya. Sedang jika Abrahah mau menghancurkan Ka’bah itu
urusannya dengan pemilik Ka’bah. Sesungguhnya Ka’bah itu rumah Allah yang
dibangun oleh Nabi Ibrahim, dan Allah sendirilah yang akan menjaganya.
Sepeninggal
Abdul Muthalib, Abrahah segera menyiapkan pasukan gajahnya untuk memasuki kota
Makkah. Namun sayang gajah Mahmud yang dinaikinya tidak mau beranjak menuju
arah Makkah. Anehnya jika gajah itu diarahkan oleh pawangnya yang bernama
Nufail ke Yaman, dengan cepat gajah Mahmud pun beranjak pergi. Isyarat ini sama
sekali tidak menyurutkan niat Abrahah untuk menyerang Ka’bah.
Abdul
Muthalib kemudian mengungsikan penduduk Makkah ke balik bukit, ia tiada henti
berdo’a meminta perlindungan kepada Allah dari serangan pasukan gajahnya
Abrahah. Abdul Muthalib mengucapkan do’a permohonan kepada Allah demikian :
يا ربّ لا أرجولهم سواكا
# يا ربّ فامنع عنهم حماكا
Setelah
selesai berdo’a, tiba-tiba ia melihat serombongan burung dari arah langit
Yaman. Burung itu belum pernah dilihat oleh penduduk Makkah. Masing-masing
burung membawa tiga butir kerikil. Satu di paruhnya dan dua di cengkeram di
kedua kakinya.
Burung-burung
ini kemudian menghujani pasukan Gajah yang mendekati Ka’bah. Masing-masing batu
tertulis nama prajurit yang akan menjadi korbannya, dan lemparan batu ini tidak
pernah meleset sedikitpun. Jika batu itu dijatuhkan pasti akan mengenai kepala
orang yang namanya tertulis di batu tersebut. Satu persatu pasukan gajah
berguguran seperti daun-daun yang di makan ulat.
Abrahah
sendiri pun tidak kalah menyedihkannya, tubuhnya rusak, jari-jari tangannya
terputus satu persatu, badannya dipenuhi darah dan nanah yang sangat
menjijikkan, hingga akhirnya Sang Raja yang perkasa itu meninggal dunia dengan
cara yang mengerikan.
Ada
seorang yang hampir berhasil meloloskan diri dari serangan burung-burung itu,
dia adalah patihnya Abrahah yang bernama Abu Yaksum. Sang Patih berhasil
melarikan diri dan pulang ke Habasyah, kemudian ia melaporkan kejadian itu
kepada Raja. Namun ternyata ada seekor burung yang mengikuti dan telah
mengincarnya. Di paruhnya telah siap sebutir kerikil yang bertuliskan nama Abu
Yaksum. Ketika Abu Yaksum melapor kepada Raja, tiba-tiba masuklah seekor burung
dan melemparkan batu itu ke arah sang patih. Tewaslah sang patih di hadapan Raja
Ashamah.
Begitulah penyerangan
Abrahah mengalami kegagalan total. Tidak ada satu pun pasukannya yang berhasil
lolos dari adzab Allah swt kecuali gajah Mahmud dan pawangnya yang bernama
Nufail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar