google.com |
Bunga-Bunga
Cinta Bung Karno
Oleh
: Joyo Juwoto
Boleh dibilang Bung
Karno adalah lelananging jagad di jamannya, beliau adalah seorang yang pandai
sekali menaklukkan hati perempuan. Tidak aneh jika orang-orang dan masyarakat
dunia menyebut Sang Proklamator itu dengan julukan Arjuna, Casanova Cinta, Don
Juan, hingga julukan Le Grand Seducteur.
Selama hidupnya
Sang Putra Fajar ini menikahi sebanyak
sembilan orang perempuan, baik itu gadis, maupun yang sudah janda, atau bahkan
masih berstatus sebagai istri orang. Begitulah lika-liku kehidupan Bung Karno
yang penuh dengan aroma asmara dengan banyak perempuan-perempuan yang jelita.
Bung Karno mulai
mengenal cinta ketika usianya baru
menginjak 14 tahun, saat itu ia jatuh cinta pada gadis yang bernama Rika
Meelhuysen, seorang gadis Belanda. Ternyata tidak hanya pada Rika seorang
Soekarno jatuh cinta, ia juga menyukai dan menjalin kasih dengan Paulina Gobee,
Laura, dan Mien Hessels. Bahkan Soekarno pernah nekat melamar Mien ini kepada
ayahnya. Dengan berpakaian yang paling baik dan rapi serta bersepatu Soekarno
datang melamar :
“Tuan...kalau tuan
tidak keberatan, saya ingin minta anak tuan...” pinta Soekarno.
Kontan saja Soekarno yang Bumiputera di
damprat ayah Mien yang seorang Belanda. Dengan kata-kata yang sangat pedas :
“Kamu? Inlander
kotor, seperti kamu? Kenapa kamu berani-beraninya mendekati anakku? Keluar,
kamu...binatang kotor, keluar...” terial Hussel ayah Mien dengan penuh amarah.
Pengalaman ditolak
oleh ayah Mien ini sama sekali tidak membuat Soekarno jera, Bung Karno selalu
move on jika bertemu perempuan-perempuan cantik, tidak heran jika hidupnya
selalu dikelilingi oleh perempuan-perempuan yang menjadikan semangat hidup dan
perjuangannya semakin berkobar dan menyala-nyala. Seperti yang Bung Karno
sendiri katakan : “Keinginan akan cinta kasih telah menjadi suatu kekuatan
pendorong dalam hidupku”
Walau sangat
menggemari perempuan-perempuan cantik, namun Bung Karno bukan lelaki penggombal
saja, dengan gentle layaknya Don Juan, ia menikahi perempuan-perempuan itu.
Dalam hal pernikahan
ini Soekarno tidak pernah menyembunyikannya dari publik, walau ada beberapa
pernikahan yang ia sembunyikan karena alasan tertentu. Hal ini terjadi karena
mau tidak mau kegemaran Bung Karno menikahi banyak perempuan cantik mendapat
protes dari masyarakat dunia, kalangan LSM perempuan dan juga dari lawan-lawan
politiknya.
Sebagai seorang
lelaki yang romantis, Bung Karno mampu menaklukkan hati para wanita dengan
bunga-bunga kata yang indah mempesona, baik dengan lisan maupun lewat tulisan. Berikut
beberapa bunga-bunga cinta Bung Karno kepada istri-istrinya :
1.
Bunga cinta
Bung Karno Kepada Utari Istri pertamanya :
“Lak,
tahukah engkau bakal istriku kelak? ... orangnya tidak jauh dari sini, kau
ingin tahu? boleh orangnya dekat sini
kau tak usah beranjak, karena orangnya ada di sebelahku”
2.
Bunga cinta
Bung Karno kepada Inggit Ganarsih :
“Aku
kembali ke Bandung..dan kepada tjintaku yang sesungguhnya.”
3.
Kepada Fatma
Soekarno menulis surat :
O, Fatma, yang menyinarkan tjahja.
Terangilah selaloe djalan djiwakoe. Soepaja sampai dibahagia raja. Dalam
swarganya tjinta-kasihmoe...”
4.
Bunga cinta
Bung Karno kepada Hartini :
“”Tien, I can’t work without You. Meski kamu istri
kedua (setelah Fatmawati-red), kamu tetap istri saya yang sah. biarpun kamu
tidak tinggal di Istana Negara, kamu tetap menjadi ratu. kamu akan menjadi ratu
yang tidak bermahkota di Istana Bogor”
5.
Bunga cinta
Bung Karno kepada Kartini Manoppo
“Aku
mencintai kamu... sekarang juga saya minta kepastian darimu ya atau tidak”
6.
Bunga Cinta
kepada Naoko Nemoto yang kelak berganti nama
Ratna Sari Dewi :
“Kalau
aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai istri yang
aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal
kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.”
7.
Kepada istri
ketujuhnya Soekarno menulis surat yang romantis :
“Yatie
adiku wong aju, iki lho alrodji sing berkarat kae. kulinakna nganggo, mengko
sawise sasasi rak weroh endi sing kok pilih; sing ireng, apa sing dek mau kae,
apa sing karo karone? Dus; mengko sesasi engkas matura aku. ( dadi senadjan
karo karone kok senengi, aku ja seneng wae).
masa ora aku seneng! lha wong sing mundhut wanodja palenging atiku kok!
adja maneh sakados alrodji, lha mbok apa apa ya bakal tak wenehke.”
8.
Kepada Yurike
istri Soekarno yang masih ABG, ia juga
menulis surat yang berbunyi :
Yury,
I
came to you today
but
were out (to wisma school)
I
came only to say “I love you”
your’s
Sukarno
9.
Kepada Heldy,
Bung Karno juga menulis surat yang menggetarkan jiwa :
“Dik,
Kau tahu. kau tidak pernah mencari aku, aku juga tidak mencari engkau. Tapi
Allah sudah mempertemukan kita.”
Sumber Bacaan : M.
Soedarsono. 2013. Rayuan Maut Bung Karno. Surabaya. Penerbit Liris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar