Bertanam
di dunia, Memanen di Surga
Oleh
: Joyo Juwoto
Umur
manusia di kehidupan dunia sangat singkat, bekal yang dimiliki pun sangat
sedikit, sedang perjalanan mengarungi padang akhirat sangat panjang, jauh dan memakan
waktu yang lama. Banyak halangan dan rintangan yang akan kita hadapi sendiri,
tanpa bantuan dari siapapun. Masing-masing sibuk dengan urusan-urusannya
sendiri, hanya amal dan pahala kebaikan kita di dunia yang akan meringankan beban
perjalanan menuju alam keabadian.
Dalam
Kitab Ihya’ ulumuddin, Imam Al Ghazali menyatakan, bahwasanya Nabi Muhammad saw
bersabda :
الدُّنْيَا
مَزْرَعَةُ الآخِرَةِ
Artinya
: “Dunia adalah ladang akhirat”
Dunia
adalah ladang dan sawah untuk akhirat kita, oleh karena itu carilah tanah yang
subur dan baik, bertanamlah dengan benih-benih yang unggul, rawat dengan tekun
dan istiqamah, siramilah dengan air keikhlasan, ketulusan, pupuklah dengan rasa
syukur dan sabar agar kelak kita bisa memanen tanaman kita dengan hasil yang
melimpah ruah dan maksimal.
Sebagaimana
seorang petani, jika kita bertanam padi maka yang akan kita panen adalah padi,
jika kita menanam jagung maka jagung pula yang akan kita ketam. Walau mungkin
selain padi dan jagung tumbuh pula gulma, rumput, ilalang, dan tanaman-tanaman
perusak lainnya. Namun jangan pernah berharap akan kita panen padi dan jagung
jika yang kita tanam adalah rumput dan ilalang itu sendiri. Jangan pernah
mengharapkan Surga jika neraka yang kita tanam di dunia ini, karena kebaikan
akan mendapatkan balasan kebaikan, sedang kejelekan juga akan mendapatkan
balasan yang setimpal.
Oleh
karena itu, mari mempersiapkan tanaman-tanaman yang baik di dunia, agar hasilnya
bisa kita panen dengan melimpah di Surga kelak. Diantara cara mempersiapkan
tanaman yang baik adalah dengan memperbaiki sikap dan perilaku kita sebagai
seorang muslim. Baik itu peilaku yang berkenaan dengan ubudiyah maupun dengan
masalah yang menyangkut muamalah.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah saw bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ ، فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang memperbagus keislamannya, maka
setiap kebaikan yang dilakukannya dituliskan 10 hingga 700 kali lipat,
sedangkan setiap kejelekannya hanya ditulis sepertinya (satu saja)."
Perhatikan isi hadits di atas, betapa
Allah swt sangat mengasihi hamba-hamba-Nya, siapapun yang memperbagus
keislamannya, kemudian melakukan amal kebaikan maka amal itu akan dicatat 10
kali lipat, hingga berpotensi sampai 700 kali lipat dari amalnya. Sedang jika
seorang muslim melakukan satu kesalahan maka kejelekan yang ditulis juga hanya
satu saja.
Oleh karena itu mari kita syukuri
nikmat Iman, dan Islam ini dengan cara memperbagus keislaman kita, bagus lahir
batin, bagus dalam hubungan dengan tetangga, masyarakat, bagus dalam berbangsa
dan bernegara guna menciptakan kehidupan yang rahmatan lil ‘alamin dalam ridho
Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar