Selasa, 31 Mei 2022

Jobdes

Jobdes
Oleh: Joyo Juwoto

Dalam sebuah organisasi jobdes (Job description) menjadi semacam peta petunjuk, dan pembagian tugas, peran serta wewenang bagi masing-masing bagian dari organisasi tersebut, agar jalannya sebuah organisasi bisa maksimal, tidak tumpang tindih dan tidak saling silang sengkarut. 

Begitu juga dalam AD/ART FLP juga telah diatur jobdes masing-masing pengurus dan divisi. Hal ini bisa dibaca dan dipelajari dalam AD/ART tersebut. Organisasi apapun itu akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik pula, jobdes adalah salah satu instrumen untuk menata dan mengelola jalannya sebuah organisasi.

Jobdes juga menjadi semacam manual book yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pengurus maupun anggota sebuah organisasi. Jadi sebuah keputusan yang telah diambil dan ditetapkan dalam organisasi wajib hukumnya untuk dilaksanakan secara konsisten.

Saya sendiri saat terpilih sebagai ketua FLP Cab. Tuban, merasa kebingungan apa yang harus saya kerjakan untuk menunaikan amanah yang saya emban. Suka ini kurang terbiasa berfikir yang taktis dan terpola, saya terbiasa bertindak yang tidak ndinesi, jadi ketika harus mendapat amanah menakhodai sebuah organisasi, saya harus mulai belajar berorganisasi. Saya mulai belajar berkomunikasi yang baik, terstruktur dan mudah dipahami. Ya, saya lakukan ini demi sebuah kata belajar.

Setelah musyawarah pengurus yang dilaksanakan secara online tanggal 25 Mei 2020, hasil keputusan musyawarah telah menetapkan kepengurusan. Ada sekretaris, bendahara, dan beberapa divisi. Sebenarnya di dalam organisasi FLP banyak divisi-divisi, tetapi sesuai hasil musyawarah kepengurusan FLP Tuban periode 2022-2024 menetapkan 4 (empat) divisi. 

Saya berharap masing-masing divisi bisa membuat program kerja dan bisa melaksanakan amanah dari program-progam tersebut. Jika memang ada kesulitan, kendala dan sebagai  bisa dikomunikasikan dengan intern divisi dan atau berkomunikasi dengan saya. InsyaAllah saya siap berkomunikasi dan secara bersama mencari solusi terbaik.

Demikian beberapa hal yang saya pikirkan saat ini, dan  berputar-putar di kepala saya. Saya harus menumpahkannya agar tidak mengganggu tidur saya. Semoga teman-teman yang sedang mengemban amanah di divisi apapun diberi kemudahan untuk  bisa melaksanakan apa yang telah diprogramkan. Aamiin. 

Bangilan, 30 Mei 2022

Minggu, 29 Mei 2022

Quo Vadis FLP Tuban Periode 2022-2024Oleh: Joyo Juwoto

Quo Vadis FLP Tuban Periode 2022-2024
Oleh: Joyo Juwoto

Aku iki kudu piye? arep tak apakke FLP iki? Ini pertanyaan yang menghantui pikiran saya, saat menerima amanah sebagai ketua FLP Cab. Tuban. Di Bangilan anggota FLP hanya saja dan mas Ical, itupun beliau sudah keluar dari group WA FLP, jadi praktis tinggal saya sendiri yang menjadi anggota aktif. Walau saya yakin mas Ical tetap siap cancut tali wanda jika sewaktu-waktu saya ajak memikirkan FLP Tuban.

Di tengah kondisi hati yang kebingungan mau apa setelah menerima mandat FLP,  saya japri mbak Tyzha, japri mas Fahri apa yang harus saya lakukan. Menurut pengalaman mas Fahri yang notabenenya pernah menakhodai FLP, beliau menyarankan untuk segera membentuk cabang. Saran ini saya iyakan. Sedang mbak Tyzha harus berbesar hati menjawab segala pertanyaan saya, dan juga menampung segala curhat-curhat saya. Alhamdulillah teman-teman FLP sangat sabar membimbing dan mengarahkan saya.

Biar kelihatan profesional sebagai ketua, akhirnya saya mengumumkan di group WA FLP untuk melakukan musyawarah pengurus cabang sebagai bentuk pengejawantahan dari AD/ART FLP. Waktu itu saya mengontak mbak Chusnul Islamiyah atau mbak Iis, saya  minta tolong pada  beliau untuk membuatkan link Google meet sekaligus menjadi admin group. Saya juga meminta tolong kesediaan beliau untuk menjadi MC pada musyawarah pengurus perdana itu. Alhamdulillah mbak Iis orangnya sat set setelah link Google meet dibuat langsung dikirimkan ke group.

Saat itu musyawarah memang disepakati dilaksanakan secara online, hal ini demi memudahkan anggota untuk bisa hadir dan berpartisipasi dalam musyawarah tersebut. Musyawarah cabang ini adalah institusi vital bagi lahirnya keputusan untuk menentukan jalannya roda organisasi di FLP. Berdasarkan AD/ART FLP pasal 27,  musyawarah pengurus ini dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan tujuannya untuk menetapkan program kerja selama 3 (tiga) bulan mendatang.

Dalam musyawarah pengurus kemarin baru menetapkan struktur kepengurusan FLP Tuban masa bakti 2022-2024, itupun musyarahnya agak amburadul dan kurang tertata secara administratif, mirip saur manuk, saya akui ini murni kesalahan saya, karena saya sendiri belum begitu memahami rool model musyawarah pemilihan pengurus itu seperti apa. Tapi seperti pepatah, tak ada rotan, akar pun jadi, bagaimanapun kondisinya saya sangat berterima kasih kepada semua teman-teman anggota FLP yang hadir maupun tidak yang telah dengan lapang dada menerima hasil ketetapan musyawarah tersebut.

Setelah penetapan kepengurusan FLP Cab. Tuban, untuk mempersingkat waktu, masalah progam kerja saya usulkan untuk dibahas di intern masing-masing divisi. Peserta menyetujuinya.  Jadi hasil ketetapan musyawarah selain menentukan kepengurusan juga memberikan mandat kepeda masing-masing divisi untuk membuat program kerja selama yang disepakati bersama. Setelah itu program kerja  bisa disosialisasikan di group WA FLP Tuban. 

Sesuai amanat AD/ART pasal 27 ayat 4 bagian e dan d, sekurang-kurangnya satu kali dalam 6 (enam) bulan pengurus bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja sebelumnya. Pengurus bisa mengevaluasi kerja masing-masing divisi dalam forum yang disepakati bersama. Hal ini dilakukan demi berjalannya program kerja dengan baik, terukur dan terencana tentunya, jika ada program kerja dirasa tidak bisa dilakukan maka evaluasi di sini menjadi sangat penting. 

Demikian catatan saya seputar musyawarah pengurus yang telah dilaksanakan secara online pada tanggal 25 Mei 2025, semoga musyawarah tersebut bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih kepada seluruh teman-teman anggota FLP yang semuanya menjadi bagian dari mesin organisasi FLP Cab. Tuban, semoga gerak dan langkah kita semua diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin. Selamat bekerja. 


Bangilan, 29 Mei 2022

Sabtu, 28 Mei 2022

Tragedi di Muscab FLP Tuban 2022


Tragedi di Muscab FLP Tuban 2022
Oleh: Joyo Juwoto

Seperti istilah tebak-tebak buah manggis, saya yang saat itu hadir di Muscab FLP Cab. Tuban tahun 2022, yang diselenggarakan di Sanggar Caraka Tuban, tahu persis akhir dari drama Muscab tersebut. Saya akan terpilih sebagai penerus estafet kepemimpinan di FLP Tuban masa bakti 2022-2024. Sangat terang memang tanda yang telah dibuat oleh teman-teman di FLP melalui polling yang dibuat oleh team. 
Saya sendiri sudah berulangkali mengemukakan, kalau saya tidak mau menduduki jabatan ketua. Saat itu saya merasa dilema. Jika saya mangkir dan tidak berangkat, kemungkinan besar saya tidak akan terpilih, tapi apa kata dunia? Kemudian jika saya berangkat hampir pasti saya diajukan sebagai bakal calon (jadi) ketua, arena secara polling nama saya bertengger di tiga besar. Berat.
Sebenarnya hati saya sempat lega, ketika rombongan mbak Tyzha datang bersilaturahmi ke rumah saya. Saat itu saya menyatakan tidak siap, dan saya mengajukan nama salah satu anggota FLP yang cukup kredibel untuk menduduki jabatan ketua. Qadarullah saat itu Kak Aulia yang saya ajukan sebagai bakal calon ketua sedang sakit, jadi tidak  bisa hadir menyambut tamu dari FLP Tuban.
Selang beberapa hari setelah kedatangan teamnya Kak Tyzha ternyata Kak Aulia dipanggil Tuhan, duka bagi FLP Tuban dan duka bagi saya pribadi tentunya. Pertarungan batin saya makin menjadi, saya sempat menghubungi teman sesama anggota FLP, pamrih saya  bisa menjadi team sukses saya untuk menggagalkan pencalonan diri saya sendiri. Bahkan saya sempat mengajak Mas Ical untuk menghadiri Muscab, agar dia  bisa memberikan suaranya untuk calon selain saya. Tapi makar saya gagal total. Mas Ical juga berhalangan hadir. 
Di forum FLP sebagaimana guyonan yang sering dilontarkan oleh teman-teman, di FLP itu seperti berada di Forum Lingkar Perempuan. Karena memang yang hadir saat itu perempuan-perempuan semuanya, sedang saya laki-laki sendiri. Sebenarnya FLP Tuban punya anggota laki-laki, tapi semuanya berhalangan hadir. Alhamdulillah tiada lawan ketampanan saya saat itu, demikian piker saya dalam hati. Namun sebagaimana yang telah direncakanan, datang tamu agung dari wilayah, beliau adalah Ketua FLP Jawa Timur, Ust. Muchlisin, B.K. bersama wakil beliau, Ust. Chairi, qadarullah mereka berdua kok lebih ganteng dan lebih cool dari saya, otomatis pada saat itu kebanggaan semu saya runtuh seketika. Ust. Muchlisin dan Ust. Chairi ini orangnya ramah dan baik. Grapyak semanak dan nyedulur, walau baru pertama kalinya kami bertemu, ini menjadi semacam obat penenang bagi jiwa saya yang gundah gulana sejak dari rumah.
Saya sempat berfikir kembali untuk tinggal glanggang colong playu, lari dari medan perang, saya mau ngumpet saja. Tapi ternyata saya tidak punya keberanian untuk mangkir dari Muscab. Mau ditaruh di mana muka seorang pendekar seperti saya yang harus lari meninggalkan gelanggang perang, saya akan tetap berangkat sambil menunggu keajaiban dari Tuhan.
Tenang-tenang suara hati saya terus berbisik menenangkan kecamuk di dada. Sesampai di Sanggar Caraka teman-teman FLP sudah beberapa yang datang. Saya celingak-celinguk mencari sosok yang saya harapkan bisa mengalahkan saya di pemilihan ketua nanti. Saya diam mengamati, sampai pada puncak acara pemilihan ketua ternyata sosok tadi tidak hadir juga. Jiwa saya ambyar sejadi-jadinya. 
Saya terus berusaha tenang melihat perkembangan Muscab, saya masih berharap ada keajaiban yang menghampiri. Saat itu calon ketua yang diajukan tinggal dua orang saja. Mbak Tyzha dan saya. Saat saya ditanya kesiapan dipilih sebagai calon oleh panitia, saya menyatakan tidak siap. Karena ketidaksiapan saya punya payung hukum dalam Ad/Art FLP. Jadi bakal calon boleh mengajukan keberatan untuk dicalonkan, ya hanya itu memang alasan saya. Ternyata alasan saya ditolak. Apes.
Giliran mbak Tyzha ditanya tentang kesiapan beliau, hati saya berdebar-debar. Beliau ternyata juga menolak dicalonkan kembali, padahal kesempatan beliau untuk dua periode terbuka lebar. Mbak Tyzha memaparkan alasan yang cukup membuat air  mata berlinang. Saya sendiri tidak menangis, air mata saya tidak keluar, tapi hati saya berdarah-darah. Laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah, Dik. Sebagaimana judul bukunya Rusdi Mathari.
Dari pemaparan alasan yang disampaikan mbak Tyzha akhirnya diterima oleh peserta Muscab. Praktis tinggal saya seorang diri sebagai calon ketua. Seperti menebak buah manggis tadi yang sudah jelas hasil akhirnya, saya pun ditetapkan sebagai ketua FLP Cab. Tuban periode 2022-2024. Innalillah.
Setelah terpilih sebagai ketua, sepatah dua patah kata saya sampaikan di forum musyawarah, I'm not alone, saya tidak sendiri, kita semua di FLP akan bekerjasama bahu membahu mensyiarkan dakwah FLP Tuban, semoga apa yang kita usahakan diridhoi Tuhan, dan dihitung sebagai amal kebaikan. Aamin.

Bangilan, 28/05/2022