Jumat, 20 April 2018

Sahabatku Inspirasi Menulisku

Sahabatku Inspirasi Menulisku
Oleh : Joyo Juwoto

Sahabatku Inspirasi menulisku adalah sebuah buku memoar  kopdar sebuah komunitas literasi yang kemudian dikodifikasikan menjadi sebuah buku. Walaupun ditulis sebagai sebuah kenangan, namun buku ini memberikan  energi positif bagi kalangan yang ingin berkecimpung di dunia tulis menulis. Karena hampir disetiap tulisan para peserta kopdar menceritakan lika-liku perjalanan dan perjuangan untuk menjadi seorang penulis.

Ada banyak kata motivasi untuk menempuh jalan sunyi di dunia literasi, ada kisah yang mengharu biru yang menyertai perjalanan kopdar, dan tentu banyak cuplikan tentang materi literasi yang disampaikan oleh para narasumber. Pokoknya buku antologi yang disunting oleh M. Nurroziqi ini ibarat peta dan kompas yang membimbing para pembaca untuk menjadi seorang penulis.

Saya yang kebetulan hadir di acara kopdar tersebut juga ikut menuliskan sedikit memoar saya tentang kopdar. Sayang saya hadir terlambat dan pulang cepat, sehingga tidak full merasakan hebohnya kopdar para penulis yang datang dari berbagai penjuru nusantara. Walau demikian, setidaknya saya bisa mencicipi makan siang dan materi yang disampaikan oleh Pak Hernowo Hasyim, Pak Ngainun Naim, dan Pak Much. Khoiri alias Pak Emcho.

Buku bersambul hijau tua yang relatif tipis ini saya kira bisa menjadi semacam pemantik agar siapa saja mau dan mampu menjadi penulis, ya, setidaknya akan ada niat dan harapan bahwa suatu saat nanti akan menulis atau bahkan akan menjadi seorang penulis yang hebat, bermartabat dan menebar manfaat dengan tulisan.

Berikut saya cuplikkan secara acak beberapa hal penting dalam buku Sahabatku Inspirasi Menulisku:

@Pekerjaan menulis tidak bisa digantikan siapapun. Beda dengan jabatan publik. Selalu berganti dan memang harus berganti-ganti. –Nunung N Ummah.

@Inti dari menulis adalah menuangkan ide. Seterampil apapun anda dalam menulis, tapi jika tidak ada ide yang akan ditulis, maka jari ini akan berhenti. – Arfan Mu’ammar.

@Penulis itu ya nulis. Sementara perbaikan terhadap tulisan adalah tugasnya penyunting. Penulis tidak usah mikir tentang perbaikan terhada tulisannya. Itu sudah masuk ke ranahnya penyunting. Tetapi nukan berarti menulis secara asal-asalan dan tidak berkualitas. – Hayat.

@Bismillah!!! Aku Bisa. – Fathi Abul Fida.

@Menulis tidak hanya sekedar menyampaikan kembali apa yang sudah kita baca dan pelajari dari kehidupan ini. Tetapi, di setiap kata yang tertuliskan mengandung bait-bait doa yang dipanjatkan. – M. Nurroziqi.

@Mari kita mewariskan buku untuk generasi ke depan. – Joyo Juwoto.

@Menulis yang baik dan menarik adalah menulis yang berhasil melibatkan emosi. – Hernowo Hasyim.

Demikian beberapa cuplikan yang saya kutip dari buku “Sahabatku Inspirasi Menulisku,” semoga buku sederhana ini membawa manfaat dan kebaikan. Aamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar