Sahabatku
Inspirasi Menulisku
Oleh
: Joyo Juwoto
Sahabatku
Inspirasi menulisku adalah sebuah buku memoar
kopdar sebuah komunitas literasi yang kemudian dikodifikasikan menjadi
sebuah buku. Walaupun ditulis sebagai sebuah kenangan, namun buku ini
memberikan energi positif bagi kalangan
yang ingin berkecimpung di dunia tulis menulis. Karena hampir disetiap tulisan
para peserta kopdar menceritakan lika-liku perjalanan dan perjuangan untuk
menjadi seorang penulis.
Ada
banyak kata motivasi untuk menempuh jalan sunyi di dunia literasi, ada kisah
yang mengharu biru yang menyertai perjalanan kopdar, dan tentu banyak cuplikan
tentang materi literasi yang disampaikan oleh para narasumber. Pokoknya buku
antologi yang disunting oleh M. Nurroziqi ini ibarat peta dan kompas yang
membimbing para pembaca untuk menjadi seorang penulis.
Saya
yang kebetulan hadir di acara kopdar tersebut juga ikut menuliskan sedikit
memoar saya tentang kopdar. Sayang saya hadir terlambat dan pulang cepat,
sehingga tidak full merasakan hebohnya kopdar para penulis yang datang dari
berbagai penjuru nusantara. Walau demikian, setidaknya saya bisa mencicipi
makan siang dan materi yang disampaikan oleh Pak Hernowo Hasyim, Pak Ngainun
Naim, dan Pak Much. Khoiri alias Pak Emcho.
Buku
bersambul hijau tua yang relatif tipis ini saya kira bisa menjadi semacam
pemantik agar siapa saja mau dan mampu menjadi penulis, ya, setidaknya akan ada
niat dan harapan bahwa suatu saat nanti akan menulis atau bahkan akan menjadi
seorang penulis yang hebat, bermartabat dan menebar manfaat dengan tulisan.
Berikut
saya cuplikkan secara acak beberapa hal penting dalam buku Sahabatku Inspirasi
Menulisku:
@Pekerjaan menulis tidak bisa
digantikan siapapun. Beda dengan jabatan publik. Selalu berganti dan memang
harus berganti-ganti. –Nunung N Ummah.
@Inti dari menulis adalah menuangkan
ide. Seterampil apapun anda dalam menulis, tapi jika tidak ada ide yang akan
ditulis, maka jari ini akan berhenti. – Arfan Mu’ammar.
@Penulis itu ya nulis. Sementara
perbaikan terhadap tulisan adalah tugasnya penyunting. Penulis tidak usah mikir
tentang perbaikan terhada tulisannya. Itu sudah masuk ke ranahnya penyunting.
Tetapi nukan berarti menulis secara asal-asalan dan tidak berkualitas. –
Hayat.
@Bismillah!!! Aku Bisa. – Fathi Abul
Fida.
@Menulis tidak hanya sekedar
menyampaikan kembali apa yang sudah kita baca dan pelajari dari kehidupan ini.
Tetapi, di setiap kata yang tertuliskan mengandung bait-bait doa yang
dipanjatkan. – M. Nurroziqi.
@Mari kita mewariskan buku untuk
generasi ke depan. – Joyo Juwoto.
@Menulis yang baik dan menarik adalah
menulis yang berhasil melibatkan emosi. – Hernowo Hasyim.
Demikian
beberapa cuplikan yang saya kutip dari buku “Sahabatku Inspirasi Menulisku,”
semoga buku sederhana ini membawa manfaat dan kebaikan. Aamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar