Resensi Buku
Bahasa Arab Di Masa Daulah Umayyah (661-749 M)
Dan Masa Daulah Abbasiyah (749-1258 M)
Judul Buku : “Bahasa Arab Di Masa Daulah Umayyah
(661-749 M)
Dan Masa Daulah Abbasiyah (749-1258 M)
Penulis : Umi Robi’atin
Musfa’ah
Penerbit : ---
Tebal : 78 hal
Kategori : Non Fiksi
ISBN : 978-602-633-601-9
Ulasan Buku
Buku yang ada di
hadapan pembaca ini adalah buku yang berisi ulasan singkat mengenai
perkembangan Bahasa Arab di Masa dua kekhalifahan Islam era Umayyah dan Abbasiyah.
Buku ini awalnya adalah ringkasan dari tesis Umi Rabi’atin Musfa’ah yang
kemudian di adaptasikan menjadi sebuah bacaan ringan yang berbobot dan penuh
informasi guna menambah wawasan mengenai perkembangan bahasa Arab.
Kita tahu bahwa
bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an, bahasa Al Hadits yang menjadi sumber
rujukan utama umat Islam. Oleh karena itu selain sebuah keharusan bagi umat
Islam untuk menguasai bahasa ini, tentu akan lebih sempurna jika kita
mengetahui pula asal-usul dan perkembangan dari bahasa ini. selain itu bahasa
Arab juga menjadi sarana bagi penyebaran agama Islam, sebagaimana yang
dikatakan oleh Philip K. Hitty dalam
bukunya History Of Arab, ia berkata : “Keberhasilan penyebaran Islam
diantaraanya didukung oleh keluasan bahasa Arab, khususnya bahasa Arab al
Qur’an.”
Di Bab I Pendahuluan, buku
ini membahas mengenai kesatuan bahasa Arab yang kokoh dan tidak mengalami
perubahan, karena dinamika dan kekuatan bahasa Arab di topang oleh standar yang
keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan yaitu Al Qur’an. Bahasa Arab juga
merupakan bahasa yang sangat orisinil
yang tidak memiliki masa kanak-kanak sekaligus masa renta (lughah ashilah,
laisa laha thufulah wa laisa laha syaikhukhah). Lebih lanjut dijelaskan
mengenai perkembangan bahasa Arab yang berlangsung secara learning cultures
yang kemudian bertahap menuju teaching cultures.
DI Bab II,
penulis membahas bahasa Arab masa daulah Umayyah. Pada saat itu daulah Umayyah
memang mengembangkan kebudayaan Arabisme sehingga mau tidak mau segala
administrasi pemerintahan menggunakan bahasa Arab. Daulah Umayyah juga
mendirikan kota kecil sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pembelajaran bahasa
Arab. Kota itu adalah Marbad. selain
mengembangkan pusat studi ilmu pengetahuan era ini juga sangat semarak sekali
proses penerjemahan karya Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Diantara yang
semangat dalam proses penerjemahan adalah Khalid bin Yazid.
Diantara metode pembelajaran bahasa Arab waktu itu adalah
dengan menggunakan metode ceramah (muhadarah), diskusi (munazarah), Dikte
(imla’), membaca dan presentasi (qira’ah dan Ard), pengulangan dan hafalan,
cerita (qisah).
Selanjutnya bab III, buku
ini membahas mengenai bahasa Arab masa daulah Abbasiyah. Periode terpenting dan
yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan bahasa Arab adalah era
khalifah Harun Ar Rasyid yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya Al Makmun. Pada
masa ini ilmu pengetahuan berkembang sangat pesatyang menjadikan Baghdad sebagai
pusat ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa ini proses pembelajaran bahasa
Arab dan ilmu pengetahuan berkembang pesat yang ditandai dengan adanya sebuah
perpustakaan besar yang dikenal dengan nama Baitul Hikmah.
Selain pendirian
perpustakaan lembaga-lembaga pendidikan maupun majelis ilmu dan tempat yang
memungkinkan ilmu pengetahuan berkembang tumbuh subur seperti : Masjid selain
sebagi tempat beribadah juga sebagai pusat pembelajaran, kuttab, majelis
munazarah, toko buku, galeri sastra (Al-Solun al-Adabiyah), bimaristan, dan
observatorium. Kesemuanya itu sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
baik umum maupun agama.
Bab IV buku
ini membahas secara spisifik berisi mengenai perkembangan bahasa Arab masa daulah
Umayyah dan masa daulah Abbasiyah. Karena daerah-daerah kekuasaan Islam semakin
meluas ke negeri-negeri non Arab mau tidak mau yang mulanya tulisan Arab tidak
memakai tanda baca maka mulailah disusun tanda baca dan berbagai macam
dasar-dasar bahasa Arab yang tercakup di ilmu Nahwu.
Adalah Abu Aswad Ad Duali yang berjasa menyusun gramatika
Arab dan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyyah yang pada mulanya tanpa
titik. Penyusunan ilmu gramatika Arab ini dilakukan untuk menghindari
kekeliruan terhadap bacaan al Qur’an. Jika salah baca tentu arti dan maknanya
berbeda dengan Al Qur’an itu sendiri.
Pada masa Daulah Abbasiyah perkembangan ilmu bahasa dan
pengetahuan berkembang pesat, boleh dikata inilah puncak dari peradapan Islam.
Pada masa itu khususnya era Khalifah Harun Ar Rasyid banyak bermunculan ahli
bahasa dan penyair serta banyak pula buku-buku yang ditulis. Penyair yang hidup
pada masa itu diantaranya adalah Abu Al Athaiyyah dan Abu Ishaq bin Ismail bin
Al Qosim. Kemudian tentu kita mengenal seorang sufi dan penyair yang bernama
Abu Nuwas juga hidup masa Harun Ar Rasyid.
Pada masa ini pula proses penerjemahan karya Yunani kuno
mencapai puncaknya, hingga muncul ilmuan-ilmuan muslim yang pakar dalam
berbagai bidang seperti ilmu agama, ilmu tata bahasa, filsafat, astronomi, dan
kedokteran. Lebih mengejutkan dan mengagumkan adalah walau perkembangan
berbagai bidang ilmu pengetahuan banyak dilakukan oleh orang non Arab, namun
ternyata mereka-mereka menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan,
semisal AL Khalil ibn Ahmad, Imam Sibawaih, Al Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Malik
dan masih banyak lagi, dan ternyata mereka bukanlah native speaker namun
karya-karya mereka memakai bahasa Arab.
Di bab Penutup buku
ini sekilas meriview ulang perkembangan bahasa Arab dari proses leraning
cultures hingga akhirnya berproses menjadi teaching cultures karena mendapatkan
perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Penulis juga memberikan alasan
mengapa bahasa Arab bisa menjadi bahasa ilmu pengetahuan di dua masa daulah
Umayyah dan daulah Abbasiyah karena beberapa faktor diantaranya : Faktor
ideologis, Faktor doktrinal, faktor linguistik, dan tentunya juga tidak kalah
pentingnya adalah faktor politik.
Demikian review singkat mengenai buku yang ditulis dengan
tidak sengaja oleh Umi Robi’atin Musfa’ah, karena sebagai adaptasi dari sebuah
tesis dengan segala kelebihan dan kekurangannya buku ini tentu tidak
dimaksudkan untuk ditulis menjadi sebuah buku. Namun atas jerih payah dari
penulis untuk menghadirkan sebuah bacaan mengenai perkembangan bahasa Arab ini patut
mendapatkan apresiasi. Dan tulisan saya ini menjadi bagian dari itu. Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar