Mutiara
Surat An-Nas
Surat An-Nas adalah
surat terakhir yang ada di dalam susunan Al Qur’an, surat ini termasuk surat Madaniyyah
yang terdiri dari enam ayat. Surat An-Nas adalah termasuk ke dalam surat yang
disebut sebagai surat al-Muawwidzatain, yaitu bersama dengan surat Al-Alaq yang
berfungsi sebagai perlindungan diri dari hal-hal yang akan mencelakakan kita
baik secara jasmani maupun rohani.
Di dalam surat Al-Falaq
kita disuruh meminta perlindungan Allah dari empat perkara yang mungkin akan
membahayakan badan jasmani kita, empat perkara itu diantaranya : Pertama dari
kejahatan makhluk Allah, kedua kejahatan waktu malam, ketiga kejahatan tukang
sihir, dan yang keempat kejahatan orang yang dengki kepada kita.
Di dalam surat An-Nas
ini kita diperintahkan oleh Allah untuk meminta perlindungan dari hal-hal yang
mungkin akan mengganggu dan membahayakan hati dan jiwa kita. Hal-hal yang
mengganggu itu berupa waswas (kejahatan bisikan syetan), baik itu dari
syetan yang berwujud jin maupun syetan yang berwujud manusia.
Waswas adalah sebuah
telaga yang bermuatan energi negatif, jika energi ini mengalir dan menimpa seseorang
maka orang tersebut akan mengalami sakit, baik secara dhohir maupun batin.
Tegala waswas itu memiliki jalur atau aliran-aliran sungai yang menggerakkannya
hingga menyentuh kita, oleh karena itu kita perlu mewaspadai aliran sungai dari
telaga waswas. Aliran Pertama adalah ketamakan, aliran ini bisa dilawan dengan
sikap tawakkal dan qona’ah.
Aliran kedua adalah
amal atau pengharapan, yang mana aliran ini dapat kita potong dengan memperbanyak
zikir kepada Allah SWT.
Aliran ketiga adalah
syahwat al-dunya, nafsu keduniaan, kita dapat menyelamatkan diri kita dari
syahwat dunia dengan cara mengingat selalu nikmat-nikmat itu berasal dari
Tuhan.
Aliran keempat adalah
bala’ atau kesusahan, jika kita tertimpa bala’ maka yakinlah Allah sedang
berusaha menguji kita untuk menaikkan derajad kita di sisi-Nya, ambillah hikmah
dalam setiap musibah.
Aliran kelima adalah
kibr, atau kesombongan, bilamana kibr ini menyentuh hati kita maka berusahalah
untuk berendah hati kepada sesama.
Aliran keenam adalah
tahqir, yaitu meremehkan orang lain, aliran ini dapat dibendung dengan cara
kita selalu menghormati terhadap manusia dan kemanusiaannya.
Aliran ketujuh adalah
sikap kikir, sifat ini sangat dibenci Tuhan dan sebaliknya dicintai oleh
syetan. Oleh karena itu aliran dari sifat kikir bin bakhil ini dapat kita atasi
dengan sifat dermawan kepada siapapun.
Demikianlah Allah Swt
mengajari manusia untuk melindungi diri dari gangguan waswas dari setan,
sehingga kita bisa selamat darinya. Begitu pentingnya perlindungan hati hingga
Allah memberikan penolak dan penangkal dari kejahatan yang mengancaam jiwa
manusia, hal ini menjadi tanda bahwa menjaga kerusakan hati itu lebih penting
daripada hanya menjaga kerusakan anggota badan jasmani saja. Oleh karena itu
kita diperintahkan menolak kejahatan-kejahatan itu dengan meminta perlindungan
Allah Swt, melalui perantara tiga asma kebesaran-Nya, yaitu : Rabbi An-Nas,
Malik An-Nas, dan Ilahi An-Nas. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar