Mutiara
Surat Al Lahab
Surat Al Lahab
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berkenaan dengan pembelaan
Allah atas dakwah Nabi yang disampaikan kepada kaumnya. Setelah Nabi Muhammad
SAW menerima risalah kenabian di gua Tsur, beliau berdakwah secara
sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Orang-orang yang menjadi pengikut Nabi di
awal dakwah inila yang kemudian mendapatkan julukan as sabiquunal awwalun,
orang-orang yang pertama kali masuk Islam.
Setelah dakwah Nabi secara
sembunyi-sembunyi berhasil mendapatkan beberapa pengikut, akhirnya Allah SWT
memerintahkan Nabi dakwah secara terang-terangan. hal ini ditandai dengan
turunnya surat AL Hijr ayat : 94 yang berbunyi :
فَصْدَعْ
بِمَا تُؤمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”
Selain itu Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mendakwahi kaum
kerabatnya sebagaimana dalam firman-Nya :
وَاَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ
“Dan
berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat”
Kemudian Rasulullah SAW mengumpulkan famili-famili
beliau, dan beliau pun kemudian berkata kepada mereka : “Wahai kalian semua
saya ingatkan agar kalian mengesakan Allah SWT dalam beribadah kepada-Nya. Jika
tidak maka kalian semua akan disiksa oleh Allah SWT dengan siksa yang amat
pedih. Kemudian Abu Lahab pun berkata : “Semoga engkau celaka wahai Muhammad,
jadi hanya karena ini kita semua engkau kumpulkan ? Kemudian Abu Jahal pun
pulang dan di jalan sambil menggerutu : Jika apa yang dikatakan Muhammad itu
benar, mudah bagi saya, cukup dengan kekayaan maka siksa itu bisa saya beli.
Selanjutnya Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah yang berbunyi :
ما اغنى عنه..الخ
Istri Abu Lahab yang bernama Ummu Jamil saudara Abu
Sufyan bin Harb dan suaminya Abu Lahab itu termasuk golongan orang yang mulia
di kota Makkah. Karena begitu bencinya kepada Nabi Muhammad SAW Ummu Jamil
mencari sendiri kayu yang berduri. Jika telah mendapatkan satu gendongan, kayu
berduri itu disebar di jalan yang dilewati oleh Nabi Muhammad SAW pada saat
malam. Pada suatu hari ketika Ummu Jamil mendapat satu bongkok kayu ia
menggendongnya dengan selendang dari kulit kayu. Karena sangat capek ia duduk
di sebongkah batu. Saat itu datanglah Malaikat yang berubah wujud menjadi
seorang manusia, kemudian tali yang dililitkan dileher Ummu Jamil ditarik oleh
malaikat tadi, sehingga Ummu Jamil meninggal dunia dengan kondisi tercekik
lehernya.
Jika kita membaca surat ini yang perlu diperhatikan
adalah jangan sampai kita berbuat seperti yang dilakukan oleh Abu Lahab, yaitu menyombongkan
harta benda kita yang nanti saat kita mati harta itu kita pakai untuk menebus
dosa.
Kita harus berusaha mengembangkan iman kita, menguatkan
apa yang kiya yakini dengan memperbanyak amal ibadah dan menuntut ilmu,
lebih-lebih ilmu al hal, artinya ilmu yang kita pakai untuk menata
anggota lahir kita seperti lisan, mata, dan lain-lainnya, dan juga ilmu yang
kita pakai untuk menata anggota batin kita yaitu hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar