Semakin
Pintar Tidak Semakin Benar
Joyojuwoto*
Peradapan
manusia dari waktu ke waktu semakin maju, ilmu pengetahuan berkembang pesat
dengan adanya ledakan revolusi dalam bidang informasi baik itu ilmu-ilmu yang
berkenaan dengan teknis keduniaan maupun ilmu-ilmu pengetahuan agama. Seseorang
sekarang dengan sangat mudahnya mengakses berbagai sumber pengetahuan dari
layar monitor, atau dari genggaman tangan. Segala informasi lengkap disajikan
tinggal manusia memilih dan memilah mana yang ia butuhkan.
Kemudahan
demi kemudahan dalam mengakses informasi dan pengetahuan ternyata tidak diikuti
oleh sikap yang memihak pada kebenaran yang sebenar-benarnya atau kebenaran
sejati. Kepandaian dan kepintaran seseorang kadang tidak menjadikannya dekat
dengan Tuhan, justru kepandaian itu dipakai untuk mencari celah guna mengelabui
kebenaran itu sendiri. Seseorang yang pintar tidak lagi dipakai untuk
memberikan petunjuk ke arah kebaikan justru sebaliknya kepintaran dipakai untuk
minteri orang lain.
Banyak
orang yang pandai berbicara, mengkhotbahkan kebenaran namun nyatanya itu hanya
ada di ranah tenggorokan saja tanpa meresap di kedalaman jiwa. Banyak orang
mengumbar dalil-dalil agama bukan untuk mencari kebenaran, namun dalil-dalil
itu hanya dijadikan sebagai dalih semata guna membenarkan ego dan nafsunya
sendiri. Ilmu hanya tinggal di teks-teks
buku, dan hanya tinggal di lisan-lisan para penceramah karena pengamalan dari
ilmu nol belaka.
Sungguh
sangat tidak berguna dan hanya tipu daya belaka ilmu yang hanya di lembaran kertas,
ilmu itu lepas dari dada pemiliknya, ilmu hanya di lisan seperti beo-beo yang
hanya pandai menirukan tanpa tahu hakekat yang ia omongkan. Benar sekali
pepatah yang menyatakan ilmu tanpa amal bagai pohon yang tak berbuah.
Oleh
karena itu Allah Swt sangat keras mengancam orang-orang yang hanya omong doang,
orang-orang yang hanya berbicara tanpa mampu berusaha mengamalkan apa yang ia
omongkan. Dalam Al Qur’an surat Ash Shaff ayat 2-3 Allah SWT berfirman :
يأيّها
الّذين ءامنوا لم تقولون مالا تفعلون # كبر مقتا عند الله أن تقولوا ما لا تغعلون
Artinya
:
2.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?
3.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.
Dari ayat di atas
Allah SWT sangat keras ancamannya bagi orang-orang yang pintar mengkhutbahkan
kebenaran namun tidak melakukan apa yang ia ucapkan itu.
Berhati-hatilah kita
semua sehingga kita tidak termasuk orang yang dikatakan oleg sahabat Hudzaifah
bin Yaman sebagai orang yang munafik. “Tahukah kamu siapa orang yang munafik
itu ?”, Yaitu orang yang mengaku Islam namun tidak mengamalkan ajaran Islam itu
sendiri” Sungguh tidak ada laqob yang lebih menakutkan dibanding disebut
sebagai orang yang munafiq, karena munafiq adalah ketidak jelasan kita dalam
bersikap dan berislam, namun sangat jelas tempatnya fi darkil asfali minannar.
Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda :
من ازداد علما ولم يزدد هدى لم يزدد
من الله إلاّ بعدا
Artinya : “Barang siapa
makin bertambah pelajaran ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia
makin jauh dari Allah Swt.”
Oleh karena itu mari
berhati-hati jangan sampai kita menjadi pintar namun tidak semakin benar,
bahkan justru kepintaran itu menjerumuskan kita kedalam kemurkaan Allah Swt.
Ingatlah selalu dawuhnya para sesepuh kita dahulu jadilah orang yang pintar dan
benar dalam rangka menggapai ridho Allah Swt. Amien.
“*Joyojuwoto, lahir di Tuban, Anggota Komunitas Kali Kening; Santri PP. ASSALAM Bangilan dan Penulis buku “Jejak Sang Rasul” tinggal di www.4bangilan.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar