Bangilan Menangis
Duka
Oleh : Joyojuwoto
Pepatah bagai
petir di siang bolong ternyata bukanlah isapan jempol belaka, ini belum siang, bahkan
hawa dingin sisa tangis langit malam masih terasa, matahari pun masih
berselimut shubuh, namun petir itu benar-benar bersuara. Getarnya
menggoncangkan bumi, menggetarkan langit dan seisinya, pilar-pilar jagad raya
runtuh, cahaya semesta padam, kegelapan pun menyelimuti dunia. Satu pelita
Tuhan di muka bumi telah diambil-Nya, cahayanya telah kembali dan bersatu
dengan Sang Maha Cahaya, melebur dalam nur-Nya. Nuurun ‘alaa nur.
Bumiku
menangis sendu, langitku bergelayut mendung duka. Dadaku terasa nyeri berdesir
pilu, salah seorang hamba terbaik-Mu tlah engkau panggil ke sisi-Mu ya Tuhan. Gus
Nafis Misbah, pengasuh pondok pesantren Al Balagh Bangilan adalah sosok yang
alim, tawadhu’, bersahaja. Kini beliau
telah menaiki tangga cahaya menuju Rabbnya. Beliau adalah seorang guru, kyai, dan panutan
umat yang berkhidmat penuh rahmat, berbakti dan mengabdi sepenuh hati, tak
lelah berpayah-payah mengasuh umat lillah.
Bunga-bunga
do’a kami taburkan, harapan-harapan kebaikan kami siramkan, mengiringi langkah
engkau ke alam kelanggengan, walau sebenarnya do’a ini mungkin tak memiliki
arti apapun sebagaimana air sungai yang mengairi
laut. Kami sungainya, engkau lautnya, namun setidaknya do’a dan pengharapan ini
adalah cara kami untuk terus bisa bertahan dan menyembunyikan rasa kehilangan
yang mengguncang dada.
Inna lillahi
wa inna ilahi roji’un. Allahummaghfirl lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu anhu.
Allahumma akrim nuzulahu wa wassi’ matkholahu, wa aghsilhu bi maa’in, wa
tsaljin, wa baradin. Allahumma laa takhrimna ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu. Aamiin
Ya Rabbal ‘alamiin.
“Sesungguhnya kita adalah
milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah ampunilah dia, rahmatillah
dia, maafkanlah segala kesalahannya. Ya Allah muliakanlah kematiannya,
lapangkanlah kuburnya, basuhlah jiwa dan raganya dengan air, es, dan embun. Ya
Allah janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami sesudah
kematiannya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.
Bangilan
Berduka, 28 November 2016
Teriring
do’a kagem Gus Nafis, lahu al Fatihah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar