The
Power Of Mestakung
Oleh
: Joyojuwoto
Istilah
mestakung pertama kali saya dengar dari sebuah pidato pengarahan dewan asatidz
pondok pesantren ASSALAM Bangilan Tuban oleh Abah Yai Abd. Moehaimin Tamam,
namun kapannya saya lupa. Abah Yai mengatakan jika manusia dengan penuh
keikhlasan berjuang untuk umat, bercita-cita kebaikan untuk masyarakat, maka
akan mendapatkan bantuan dari malaikat, bantuan dari makhluk-makhluk yang ada
di alam semesta, MestaKung, Semesta mendukung.
Beliau
mencontohkan, dalam mendirikan pondok pesantren ASSALAM, Abah Yai hanya
berkapitalkan yakin, beliau secara finansial dalam kondisi terpuruk, menanggung
hutang, dan dalam kondisi bangkrut dari bisnisnya, namun dengan tekat kuat dan
penuh dengan keyakinan, mantap dan optimis pasti pesantren akan berdiri. Entah
dengan cara bagaimana dan siapa yang akan membantu. Semua diserahkan kepada
Allah, Tuhan yang Maha segalanya.
Dengan
penuh keyakinan dan perjuangan dari para santri yang saat itu hanya beberapa
gelintir saja, pesantren ASSALAM dibangun. Karena kurangnya biaya untuk
mendirikan gedung, maka santri harus bekerja mandiri untuk membangun gedung
pesantren yang ada di Bangilan. Mulai dari menggali tanah pondasi dikerjakan
sendiri oleh santri, membuat bata merah secara gotong-royong, mencari kayu glugu
kelapa untuk usuk dan reng, hingga yang nukangi pun dikerjakan santri sendiri,
yang memang kebetulan sedikit banyak bisa nukang batu dan kayu.
Dalam
kondisi yang kritis inilah akhirnya lambat laun pesantren ASSALAM Bangilan berdiri.
Pelan namun pasti, berkat tirakat dan perjuangan santri-santri kurun awal
pondok pesantren ASSALAM Bangilan berdiri dan bisa kita lihat hingga sekarang.
Peristiwa
yang sedemikian inilah yang dinamakan Mestakung, semesta mendukung, yang merupakan suatu hukum
alam dimana jika suatu individu atau
kelompok pada kondisi yang kritis maka hukum konektivitas semesta akan
mendukung untuk keluar dari zona kritis.
Setelah
saya membaca sebuah buku yang membahas mengenai fenomena ini, saya baru tahu
bahwa hukum Mestakung ini pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Dr. Yohanes
Surya, Ph.D seorang tokoh ternama dalam dunia ilmu fisika. Menurut Pak Yo,
bahwa fenomena Mestakung ini tidak hanya terjadi pada gejala-gejala fisika
saja, tetapi juga dalam berbagai gejala biologi, ekonomi, sosial dan
sebagainya. Ringkasnya hukum alam Mestakung ini bisa terjadi untuk segala hal
dalam kehidupan individu maupun kelompok.
Jika anda pernah ketakutan dikejar oleh seekor
anjing galak, kemudian tanpa sadar tembok yang tingginya 1.5 meter dapat anda
lompati dengan mudah, itu adalah tanda dari sebuah gejala Mestakung. Ketika
anda dalam kondisi terjepit dan tidak bisa keluar dari masalah yang membelit
anda, lalu tiba-tiba ada keajaiban yang anda temukan, maka anda sedang dalam
kondisi Mestakung. Apapun kadang bisa kita kerjakan dalam kondisi kepepet,
inilah yang sering kita katakan sebagai The Power Of Kepepet, atau The Power Of
Mestakung tadi.
Konsep
Mestakung ini bisa kita pakai untuk mendongkrak keberhasilan seseorang, seperti
yang ditulis di bukunya Pak Yo, untuk bisa pada kondisi Mestakung setidaknya
ada tiga hukum alam yang perlu kita fahami. Ketiga hukum itu disebut sebagai
Krilangkun plus (+), maksudnya adalah, untuk mencapai Mestakung seseorang harus
berada pada tiga kondisi kritis, langkah, tekun dan
plusnya adalah kondisi spiritual seseorang yang selalu mengharapkan taifuq,
hidayah, dan maunah dari Allah Swt.
Kondisi
kritis ini bisa terjadi pada siapapun, jika kita dalam kondisi tersebut kita
harus segera melangkah, jangan hanya diam saja. Melangkah dan berusahalah untuk
keluar dari masalah yang menimpa kita dengan tekun. Karena Mestakung tidak akan
bekerja jika kita hanya diam saja, tanpa mau berusaha. Dan ketekunan serta
kesabaran inilah yang akan menghantarkan seseorang pada kondisi Mestakung,
sehingga kita akan sampai pada solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi.
Setelah rumus Krilankun kita lakukan, jangan lupa nilai plusnya kita jalankan
pula, yaitu kepasrahan dan pengharapan total kepada pertolongan Tuhan. Yakinlah
hukum alam Mestakung akan kita dapatkan.
Ingat
selalu hukum keseimbangan, Habis Gelap Terbitlah Terang, habis susah datanglah
senang, dalam bahasa langitnya Tuhan Berfirman, “Inna Ma’al “Usri Yusron”,
sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar