Cakrawala
Literasi Bumi Wali
Oleh
: Joyojuwoto
Saya
merasa bangga dan bahagia, tadi sore buku antologi Cerita Mini (Cermin) bersama
kawan-kawan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Tuban telah dikirimkan ke rumah. Judulnya
“Saat Ramadhan Hampir Usai.” Kepada Mbak Linda saya harus mengucapkan banyak
terima kasih, karena telah repot-repot mengirimkan buku ini kepada saya. Bangga
dan bahagia bukan hanya sekedar karena di dalam buku itu tulisan saya
terabadikan, namun perasaan ini tidak hanya sekedar itu saja. Saya merasa
cakrawala baru di kota Tuban telah terbit, yaitu cakrawala membaca dan menulis mulai
bersinar di bumi Wali Tuban.
Setidaknya
akhir-akhir ini geliat literasi di Bumi Wali mulai terasa, banyak
komunitas-komunitas menulis dan menikmati bacaan mulai bermunculan. Ada Gerakan
Tuban Menulis (GTM), Forum Lingkar Pena (FLP) Tuban, Sastra Malam Minggu, Kostra,
Komunitas Langit Tuban, Komunitas Kali Kening (K3), dan juga guru-guru yang
tergabung dalam IGI Tuban, mungkin juga masih banyak komunitas lain yang masih
tiarap dan belum saya ketahui.
Selain
komunitas-komunitas yang bermunculan, saya juga mulai melihat penulis-penulis
Tuban mulai eksis melahirkan karya mandiri. Sebut saja Mas Aam dari GTM dengan
bukunya yang berjudul Jomblo Revolusioner, ada Mbak Yoru Akira dengan karyanya 21/04, Mas JJ. Hulux
yang telah melahirkan sebuah novel fiksi fantasi tentang atlantis dengan judul “Taprobane”,
ada Mas Ical dari Komunitas Kali Kening yang telah melahirkan kumcer dan
antologi puisi, kemudian mas Darju Prasetyo dari Jatirogo, saya sudah membeli
bukunya Mas Darju yang berjudul “Orang-orang terasing.” Mas Darju ini karyanya
juga cukup banyak.
Sebentar
lagi Bumi Tuban akan dipenungi penulis-penulis hebat, setidaknya tanda-tanda
itu mulai tampak. Di Komunitas Kali Kening nantinya akan muncul nama-nama
seperti Mas Rohmat Sholihin, sekarang sedang mengedit kumpulan cerpennya,
beliau juga telah mempersiapkan kelahiran novel perdanayanya yang berjudul
Putri Bahtei. Mbak Linda yang juga satu Antologi di cermin ini pun telah
mempersiapkan kelahiran kumpulan puisi dan cerpen, ada lagi seorang penulis
berbakat di Kali Kening, Mbak Ayra, novelnya juga akan segera rilis. Ini baru
dari satu komunitas literasi yang ada di Tuban. Yang lainnya saya belum
mendapatkan bocorannya. Siap-siap saja Bumi Tuban menerima pulung sebagai kota
literasi.
Selain
nama-nama tersebut seperti yang tercatat di lembar biografi di antologi IGI,
saya mendapati orang-orang hebat yang bergerak di dalam dunia literasi, seperti
Cak Sariban dengan karyanya yag sudah berjibun, ada Pak Mujihadi pengajar di
SMP Jatirogo, beliau ini yang menggerakkan untuk menulis antologi cermin, ada
Pak M. Choirur Rofiq ketua IGI Tuban , Pak Satriyono guru Man Rengel, Pak
Nanang Syafi’i, Pak Hendra Tonik G, Pak M. Zaki Aminudun, Pak Achmad Roy Purbo
Sasongko, dan Mas Fakhruddin. Dan tidak ketinggalan pula Kartini-kartini yang
menjadi pelopor di dunia Literasi, ada Mbak Hiday Nur, seorang jawara literasi
dari FLP Tuban, Mbak Lilik Istianah Djaelani, Bu Euis Karnengsih, Bu Atik
Suroyani, Bu Dwi Risna Rahayu, Bu Nur Sholihah, Bu Evi Wahyu Lestari, bu Nur
Istiqomah Hidayati, dan Bu Hilmin Dwi Astuti.
Demikian
sedikit cakrawala literasi yang mulai terlihat di Bumi Wali Tuban. Semoga
dengan bangkitnya gerakan literasi ini mampu memberikan sumbangsing bagi
kemajuan peradaban bagi seluruh kehidupan berbangsa dan dan bernegara di Bumi Nusantara.
Salam Literasi.
Aamiiin Ya Rabb
BalasHapusAamiiin Ya Rabb
BalasHapus