Google.com |
Berfikir
Positif
Oleh
: Joyojuwoto*
Hidup
adalah apa yang kita pikirkan, karena segala aktifitas kita sehari-hari tidak
terlepas dari sumber pikiran, baik pikiran yang bersumber dari akal maupun
hati. Pikiran inilah yang mengendalikan gerak lahir manusia, jadi sebenarnya
gerak lahir tercipta karena ada keinginan yang bersumber dari pikiran.
Dalam
sebuah kalimat falsafah dunia persilatan dikatakan bahwa “Gerak lahir luluh
dengan gerak batin, gerak batin tercermin oleh gerak lahir” dari kalimat
tersebut difahami bahwa gerak batin yang mengendalikan gerak lahir manusia, dan
gerak batin bisa muncul dan tercermin dalam gerak lahiriah manusia, oleh karena
itu, maka manusia perlu mengendalikan gerak batin dengan sebaik-baiknya.
Gerak
batin inilah yang dalam ilmu modern dikenal dengan istilah positif thinking,
atau berfikir positif. Semesta jagad raya ini pada hakekatnya adalah satu
kesatuan yang utuh. Ada tali-tali ghaib yang saling terhubung dengan baik dan
membentuk satu konektivitas semesta raya yang sangat rapi.
Jika
semesta raya ini diibaratkan dengan telaga yang luas, ketika melempar batu ke dalam
telaga tersebut, maka bekas dari lemparan itu akan membentuk gelombang yang
menyebar ke segala arah. Setelah gelombang tersebut sampai pada batasnya, maka
gelombang itu akan kembali pada titik pusat atau sumber dari gelombang.
Oleh
karena itu jika kita melempar gelombang kebaikan, maka kebaikan pula yang akan
kita dapatkan. Begitupula jika gelombang keburukan yang kita tebar, maka jangan
heran jika gelombang itu akan sampai dan kembali pada diri kita lagi.
Begitulah
kira-kira gambaran sederhana dari kerja gelombang pikiran manusia, oleh karena
itu dalam sebuah firman Tuhan telah ditegaskan bahwa kebaikan sekecil apapun
akan dibalas dengan kebaikan, sedangkan kejahatan sekecil apapun juga akan
mendapatkan balasannya (Q.S. Al Zalzalah).
Walau
pada dasarnya firman Tuhan di atas berbicara mengenai amal perbuatan manusia,
namun begitupula dengan gelombang pikiran manusia, jika positif yang
dipikirkan, maka positif pula yang didapatkan, sebaliknya jika keburukan yang
dipikirkannya hasilnya juga akan keburukan pula. Ini adalah sebuah mekanisme
sunnatullah dan konektivitas semesta raya yang diciptakan oleh Tuhan.
Tuhan
memerintahkan manusia untuk selalu berfikir positif, selalu berharap kepada-Nya
dan tidak pernah berputus asa dari rahmat Tuhan. Tuhan juga sangat membenci dan
murka terhadap orang-orang yang lemah harapan dan mudah berputus asa. Bahkan
ditegaskan bahwa berputus asa adalah termasuk
golongan yang ingkar terhadap bentuk kasih sayang dan kemurahan Tuhan.
Dalam
sebuah hadits qudsi-Nya Tuhan berfirman, Ana ‘inda dzonni abdii bii wa Ana
Ma’ahu idzaa dzakaranii” artinya : “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika dia mengingat dan menyebut-Ku”. Lihatlah
betapa Tuhan meletakkan Qudrah-Nya pada persangkaan hamba-Nya, jika seorang hamba
berprasangka baik, berfikir positif, maka Tuhan akan memperkenankan persangkaan
hamba tersebut, bahkan yang luar biasa Tuhan menyertai orang-orang yang selalu
mengingat dan menyertakan Tuhan dalam setiap pikiran dan aktivitasnya. Oleh
karena itu mari selalu berkhusnudzon terhadap setiap hal dan mari selalu
berfikir positif untuk kehidupan kita yang lebih baik.
*Joyojuwoto, Pegiat di Komunitas Kali Kening Bangilan Tuban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar