Suwuk
Sakit Gigi
Oleh
: Joyo Juwoto
Ini
adalah tulisan saya mengenai kelanjutan sakit gigi yang saya derita di edisi
sebelumnya. Bakda magrib setelah pergi ke dokter gigi dan diberi obat maka
sesampainya di rumah obat itu saya minum. Alih-alih sembuh, justru gigi saya
semakin ganas sakitnya. Saya bingung, apa yang harus saya lakukan. Saya
berusaha bersabar menunggu reaksi obat yang diberikan oleh bu dokter.
Mungkin
saja obatnya memang belum bereaksi pikirku. Namun semakin malam sakit itu
semakin tak tertahankan, benar kata temanku, sakit gigi rasanya seperti
dikuliti hidup-hidup. Saya jadi teringat film G30S PKI yang saya tonton di
akhir bulan September, sakit gigi itu merah jendral.
Untung saja di tengah rasa sakit
tingkat dewa yang melanda, saya teringat telah diberi nomor telepon seorang
yang bisa nyuwuk sakit gigi. Segera saya mencari kontak nomor hp tersebut dan
saya SMS begini : “Pak, minta tolong, gigi saya sakit sebelah atas. @Juwoto”
Demikian SMS saya kepada seorang yang belum saya kenal sama sekali.
Saya tidak berani menyebutkan nama saya Joyo Juwoto, khawatir nanti
suwuknya tidak sampai, dan salah alamat. Karena secara administratif nama saya
hanya Juwoto. Tambahan Joyo di depan adalah wasiat dari simbah saya.
Setelah
saya SMS, Pak Handoko ini menghubungi saya lewat telpon s, untuk menanyakan kebenaran
data yang saya kirimkan, dan memastikan sebelah mana gigi yang sakit. Pak
Handoko punya keahlian nyuwuk sakit gigi dari jarak jauh, bahasa nownya mungkin
penyembuhan gigi via online. Mekanismenya seperti apa tentu saya tidak tahu,
kemungkinan ya kayak era cyber inilah semuanya serba online.
Cukup
kita sebutkan nama dan posisi gigi yang sakit, maka dengan senang hati Pak
Handoko akan membantu nyuwuk gigi anda yang sakit. Pak Handoko ini orangnya
sangat baik sekali. Belum pernah kenal dan bertemu dengan pasien kayak saya,
permintaan saya untuk disuwuk langsung ditanggapi dengan senang hati. Bahkan
sampai detik tulisan ini saya buat, saya sendiri juga belum pernah lihat sosok
pahlawan penyuwuk sakit gigi saya, sungguh terlalau, kata Bang Haji.
Selang
beberapa menit setelah disuwuk, sakit gigi saya mereda. Pak Handoko masih
menyempatkan diri menelepon saya dan menanyakan kondisi gigi saya, apakah masih
sakit atau sudah reda. Sungguh orang baik ini, calon penduduk surga batin saya.
Semoga do’a saya saat itu didengar dan diijabahi oleh Allah Swt.
Ikhtiar
adalah tugas manusia, sedang Tuhan sendiri yang punya hak memperkenankan atau
menahan doa dan usaha dari manusia. Apapun hasil dari ikhtiar Tuhan juga yang
punya kuasa. Selang beberapa menit rasa sakit itu datang kembali. Wah, hebat
juga ya pasukan sakit gigi ini, sudah ditembaki dengan obat medis masih gak
ngaruh, di wiridi dengan suwuk jarak jauh pun hanya bertahan beberapa menit
saja. Sungguh dahsyat sakit gigi ini.
Saat
itu menunjukkan sekitar pukul 21.00 WIB. Saya segera bergegas keluar rumah, berikhtiar
mencarikan obat untuk gigi saya. Saya kemudian bersepeda motor menuju salah
satu toko di Bangilan. Saya membeli pasta gigi yang untuk gigi sensitif. Sesampainya
di rumah, saya langsung gosok gigi dengan pasta gigi yang baru saya beli.
Alhamdulillah rasa nyeri di gigi saya agak reda.
Saya
berdo’a semoga malam itu segera terlalui dan saya bisa tidur dengan nyenyak
tanpa diganggu oleh rasa sakit gigi saya. Walau masih ada rasa teng, teng
dan sakit yang menjalari kepala, saya bisa tidur juga. Ketika bangun pagi gigi
saya masih sakit, dan saya memerlukan testimoni dari orang-orang yang pernah
dilanda sakit gigi dan bagaimana pengobatannya. Nanti saya akan bercerita
petualangan saya dengan sakit gigi ini, namun tunggu tulisan saya seri
selanjutnya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar