Absen
di Kopdar-V Unesa
Oleh
: Joyo Juwoto*
Komunitas
Sahabat Pena Nusantara (SPN) selalu mengadakan kopdar (kopi darat) dan launcing
buku tiap lima bulan sekali. Ini rutin dan menjadi agenda yang selalu
dilaksanakan semenjak komunitas SPN berdiri. Jadi sebenarnya jauh-jauh hari
kita bisa mempersiapkan diri baik secara finansial, fisik, do’a dan kesiapan
jiwa untuk bisa hadir di acara kopdar.
Saya
sendiri tidak semua kopdar yang diadakan SPN bisa berkesempatan hadir, tentu
banyak hal yang melatarbelakanginya, namun yang pasti saya selalu punya
keinginan untuk bisa hadir di tengah-tengah atmosfir orang-orang yang
mendedikasikan dirinya di dunia tulis menulis.
Seperti
kopdar ke V SPN kemarin yang dilaksanakan di Unesa, jauh-jauh hari saya sudah
menata jadwal kesibukan saya agar bisa hadir. Namun keinginan itu hanya tinggal
keinginan belaka, saya absen di kopdar –V SPN yang sebenarnya saya punya
keinginan kuat untuk berangkat. Ya begitulah saya tidak akan menyalahkan apapun
dan siapapun, saya hanya bisa berdo’a semoga di kopdar selanjutnya saya bisa
ikut hadir dan bisa ikut berkontribusi walaupun hanya sekedar menampakkan
batang hidung saya yang tidak bisa dikatakan mancung ini.
Kehadiran
di kopdar SPN bagi saya memang bukan hanya sekedar ajang ketemuan, saling sapa,
dan saling mengenal. Silaturrahmi di group WhatsApp SPN sudah sangat baik dan
akrab, walau kadang antar anggota belum pernah berjumpa sekalipun.
Saya
merasa nyaman berada di tengah-tengah group yang penuh dengan keramahan dan
keguyupan para anggotanya, nilai-nilai ukhuwwah serta pendidikan berliterasi di
SPN sangat berarti, dan saya merasakannya sendiri secara langsung. Walau
demikian kopdar adalah salah satu cara untuk lebih mengakrabkan diri diantara
anggota yang memang jaraknya berjauhan tentunya. Oleh karena itu di setiap
kopdar para anggota SPN diharapkan kehadirannya, lebih-lebih yang belum pernah
datang sama sekali.
Seperti
diawal telah saya singgung bahwa saat kopdar SPN ke-V di Unesa saya tidak bisa
hadir. Sungguh menyesal rasanya, karena puncak dari acara Kopdar diisi oleh
sastrawan kenamaan Prof. Budi Darma. Saya ingin sekali bertemu dengan beliau
dan belajar langsung di bawah tatapan mata Sang Penulis kumpulan cerpen
“Orang-orang Blomington” ini.
Namun
bagaimana lagi, keadaan memaksa saya harus absen dan urung belajar serta
bertatap muka dengan beliau. Tak apalah, semua akan tetap baik-baik saja dan
saya juga akan terus belajar menulis dan menulis. Bahkan saya merasa akan terus
berproses untuk belajar menulis sepanjang masa.
*Joyo Juwoto, Santri Pondok
Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban. Buku yang sudah ditulisnya adalah: Jejak Sang
Rasul (2016); Secercah Cahaya Hikmah (2016), Dalang Kentrung Terakhir (2017,)
dan menulis beberapa buku antologi bersama Sahabat Pena Nusantara dan beberapa
komunitas literasi lainnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar