Oleh :
Joyo Juwoto
Siang
itu sangat panas, waktu menunjukkan pukul 10 WIB. Naila baru saja pulang dari
sekolah. Dengan tergesa ia segera masuk
ke rumah, mencopot sepatu dan kaos kakinya, berganti pakaian, meletakkan
tasnya, kemudian bergegas menuju
kamarnya. Tidak seperti biasanya Naila kelihatan sibuk di dalam kamarnya.
Membongkar-bongkar almari mencari-cari sesuatu di dalam almarinya.
“Bunda,
bunda, ransel tendaku di mana? teriak Naila dari dalam kamar.
“Wah
baru datang kok langsung mau bermain! ajak dulu adikmu makan, setelah itu baru
bunda ijinkan untuk bermain” Jawab bunda Naila dari dapur sambil menyiapkan
makan untuk kedua putrinya. “Itu ransel tendanya ada di lemari depan” Lanjut
bunda Naila menunjukkan tempat penyimpanan ransel tenda.
Ternyata
Naila sedang mencari ransel tenda yang baru saja dibelikan oleh ayahnya. Tenda
Naila berwarna merah, kuning dan hijau, tenda itu dibelikan dari kota sebagai hadiah diusianya
yang ke tujuh tahun, dan keaktifan Naila selama ini dalam menjalankan sholat
lima waktu. Sejak usia TK Naila memang sudah belajar sholat di rumah bersama
bundanya, dan di sekolah Naila juga belajar sholat bersama teman-teman dan ibu
gurunya.
Naila
tidak sabar ingin segera bermain dengan kemah barunya. Naila dan Nafa memang
sangat menyukai permainan kemah-kemahan. Biasanya mereka membuat kemah dari
kain sarung dan jarit yang diikatkan dari satu kursi ke kursi lainnya. Mereka
berdua meniru salah satu adegan di film kartun di layar televisi yang
menayangkan kegiatan perkemahan.
“Baiklah
Bun, ayo Nafa kita makan, setelah itu kita bermain kemah-kemahan di depan
rumah” Ajak Naila penuh semangat kepada Nafa adiknya.
Kedua
gadis kecil itu kemudian menyusul bundanya ke dapur, mereka ingin segera makan
dan kemudian bermain perkemahan di halaman rumah. Sudah sejak lama mereka
berdua menginginkan tenda itu untuk bermain kemah-kemahan.
“Bunda,
nanti ikut berkemah ya? tanya Naila sambil mengambil piring untuk makan siang.
Nafa yang masih kecil diambilkan dan disuapi makan siang oleh bunda, sedang
Naila sudah mandiri mempersiapkan makan siangnya sendiri.
“Bunda
masih ada pekerjaan di dapur, nanti Naila dan adik main sendiri dulu ya? nanti
Bunda susul deh” Kata bunda sambil menyuapi Nafa.
“Baiklah,
siap! jawab Naila penuh semangat. Naila siang itu tampak ceria dan senang
sekali, karena keinginannya bermain kemah-kemahan sekarang terwujud.
“Bun,
nanti saya mau mengajak Mbak Fani dan Dik Fida untuk bermain kemah-kemahan,
mereka pasti senang”.
Suapan
demi suapan telah dihabiskan oleh Naila, begitu pula dengan Nafa dia tampaknya juga telah kenyang. “Bunda,
sudah ya makannya, sudah kenyang” kata Nafa sambil membuka bajunya dan
menunjukkan perut gendutnya kepada bunda.
Setelah
Naila dan Nafa selesai makan, mereka berdua segera bergegas ke halaman untuk
memasang kemah baru mereka.
“Horee...horee!!!
kita akan berkemah! teriak Naila dan Nafa berbarengan. Mereka berdua melangkah keluar, Naila
menjinjing ransel tenda sambil bernyanyi kegirangan.
Di
tengah-tengah hutan
di bawah
langit biru
tenda
terpancang ditiup Sang Bayu
api
menjilat-jilat
terangi
rimba raya
membawa
kelana dalam impian
dengarlah-dengarlah,
sayup-sayup
suara
nan merdu memecah malam
jauhlah
dari kampung turuti kata hati
guna
bakti pada Ibu Pertiwi
Lagu yabg dinyanyikan oleh Naila dan Nafa itu judulnya apa ya, mbah? Hehe
BalasHapuslagu berkemah, mas judulnya:)
BalasHapus