Laron
Terbang Mengangkasa
Oleh
: Joyo Juwoto
Bulan
Desember menjadi puncak musim penghujan tahun ini, hampir setiap hari hujan
turun dari langit membasahi bumi, udara menjadi lembab dan dingin khususnya di
pagi hari. Tidak jarang sebelum matahari terbit hujan telah mengguyur bumi yang
masih tertidur pulas.
Pagi
itu mendung tampak tergantung menghitam di atas langit, dari arah timur
semburat merah matahari malu-malu menyinari pagi yang beku. Naila sudah sejak
tadi bangun tidurnya, setelah menjalankan sholat shubuh ia masih saja
bermalas-malasan di atas kasurnya.
Nafa
masih tertidur pulas, udara dingin membuat pagi itu menjadi malas untuk
beraktifitas. Dari luar rumah terdengar suara bebek yang ada di kandang di
samping pekarangan rumah ribut sekali. Bebek-bebek itu seperti berkejaran
merebutkan sesuatu.
“Suara
bebeknya kok berisik sekali ya? ada apa dengan bebek-bebek itu? Apa ia sudah
lapar? batin Naila sambil merapatkan selimutnya. Naila memang sudah bangun,
namun ia masih bermalas-malasan dan tidur-tiduran di atas kasur dan bersembunyi
di balik selimut hangatnya. Udara di luar rumah bertiup dingin, mendung-mendung
di langit telah turun menjadi rintik-rintik hujan.
Suara
bebek-bebek di luar semakin berisik, mau
tidak mau keributan itu memancing Naila melepas selimutnya kemudian bergegas membuka
jendela rumahnya melihat mengapa bebek-bebeknya sepagi itu telah ribut.
“Wow!
banyak laron beterbangan...asyik! pantas bebek-bebek itu ribut sekali” gumam
Naila. Nafa...Nafa...ayo bangun, banyak laron di luar rumah”. Dengan spontan
Naila berteriak membangunkan adiknya yang masih tertidur pulas.
Mendengar
teriakan Naila, Nafa terbangun. Ia mengucek-ucek matanya, dengan tampak malas
Nafa turun dari kasurnya kemudian ia berjalan mendekati Naila yang ada di depan
jendela kamar. “Aku masih mengantuk mbak” Kata Nafa.
“Lihat
itu Fa, laronnya banyak sekali, seperti pesawat terbang” Seru Naila menuding ke
arah luar rumah.
“Wow!
laronnya banyak sekali, ayo mbak kita tangkap laron-laron itu! Demi melihat
banyaknya laron yang beterbangan di halaman rumah, Nafa yang tadinya masih
malas bangun menjadi bersemangat.
Di
luar rumah dari bawah pohon pisang laron-laron itu bermunculan. Terbang melesat
ke angkasa seperti pesawat keluar dari pangkalannya. Bebek-bebek Naila masih
saling berebut dan mengejar laron yang terbang rendah di atas mereka.
Naila
dan Nafa berlari keluar rumah, mereka berdua membawa baskom yang diisi dengan
air. Baskom itu dipakai untuk wadah laron yang ditangkapnya.
Pagi
yang dingin itu menjadi semarak dengan suara bebek dan laron yang beterbangan.
Naila dan Nafa berlari ke sana ke mari mengejar laron-laron yang terbang
mengangkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar