Seimbang
Pendidikan Lahir dan Batin
Oleh
: Joyo Juwoto
Mendidik
anak tidak hanya sekedar tanggung jawab dan tugas orang tua, guru, maupun
lembaga-lembaga pendidikan. Mendidik anak adalah mendidik generasi muda bangsa,
sehingga tugas mendidik anak adalah tugas kebangsaan itu sendiri. Seluruh
elemen bangsa harus menjadi guru bagi tumbuh berkembangnya generasi muda
bangsa, setiap tempat, waktu, dan lingkungan hendaknya juga menunjang dan
menjadi sekolah-sekolah bagi anak-anak bangsa, sehingga seluruh komponen bangsa
bahu membahu mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional yang ingin kita raih
bersama.
Diantara
tujuan dari pendidikan nasional kita adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Melihat
besar dan kompleknya dari tujuan pendidikan nasional kita, maka sebagaimana
yang saya tuliskan di atas, bahwa seluruh komponen bangsa harus bertanggung
jawab terhadap keberhasilan dari tujuan yang hendak kita capai bersama. Oleh
karena itu setiap kita adalah guru, setiap tempat adalah sekolah, dan setiap interaksi
kehidupan yang dijalani oleh anak bangsa adalah proses pembelajaran itu
sendiri.
Ki
Hadjar Dewantara yang dijadikan sebagai tokoh pendidikan nasional mengatakan :
Jadikanlah setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru,”
Kalimat yang diucapkan oleh Ki Hadjar
Dewantara ini perlu diterapkan dan difasilitasi oleh pemerintah, jangan sampai
ada satu pihak atau beberapa pihak yang bertindak tidak sebagai guru dan
teladan, jangan sampai ada waktu dan tempat yang tidak bermuara dan berfilosofi
pada pembangunan pendidikan dan karakter anak-anak bangsa.
Semisal
banyak meme-meme yang betebaran di dunia
maya, “Artis dibayar mahal hanya untuk merusak generasi muda bangsa, sedang
guru dibayar murah untuk memperbaiki generasi muda.” Ini adalah hal yang sangat
paradoks dan kontra produktif, walaupun tidak semua artis tindakannya merusak,
namun dengan munculnya meme-meme tersebut
tentu pemerintah harus melek, pemerintah harus tanggap dalam memajukan dunia
pendidikan untuk generasi muda penerus bangsa.
Mendidik
generasi muda adalah urusan yang sangat penting, Imam Al Ghazali mengatakan : “Ketahuilah,
mendidik anak merupakan perkara yang paling penting. Anak adalah amanat Allah
kepada kedua orang tuanya.” Jika anak adalah amanat Allah untuk kedua orang tuanya, maka
anak-anak bangsa adalah amanat Allah untuk bangsa ini, negara punya kewajiban
merawat dengan sebaik-baiknya, memberikan pendidikan yang seimbang lahir dan
batin, akal dan hati, kecerdasan otak dan kecerdasan mental tentunya.
Pendidikan tidak hanya sekedar soal angka-angka raport, pendidikan tidak hanya
sekedar berprestasi dalam dunia akademis, namun sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan
nasional, untuk menjadi manusia yang seutuhnya, lahir dan batin.
Oleh
karena itu, dunia pendidikan harus mulai berani mengubah paradigma usang, harus
berani membongkar pemikiran kolot tentang pendidikan yang hanya berorientasi
pada kumpulan angka-angka saja, pada lembaran ijazah saja. Pendidikan sejatinya
adalah dalam rangka untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, dan ijazahnya
adalah perannya yang bermanfaat untuk umat. Saya sangat mengamini apa yang
dikatakan oleh Presiden Jokowi, bahwa : “Pendidikan bukan hanya menjadikan
manusia Indonesia cerdas dan pintar, tapi juga upaya memanusiakan manusia.”
Itulah
hakekat dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, oleh karena itu mari kita
menjadi bagian dari pendidikan nasional dengan
bersemboyan “ Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani.” Selamat Hari Pendidikan Nasional. #hardiknas2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar