Naila
dan Nafa Berburu Belalang
Oleh
: Joyo Juwoto
Di
samping rumah tempat tinggal dua putri Cantik, Naila dan Nafa terdapat pekarangan
yang tidak begitu luas. Banyak bunga-bunga dan rumput-rumput liar yang tumbuh
di sana. Naila dan Nafa sering bermain-main di pekarangan itu, mencari
belalang, melihat semut gramang, dan kadang juga mengejar capung-capung dan
kupu-kupu yang hinggap di perdu dan semak-semak liar.
Matahari
belumlah muncul, di langit timur semburat merah mulai tampak, Naila dan Nafa
yang baru saja menyelesaikan shalat subuh bersama Abi dan Uminya segera
bergegas keluar rumah, menghirup udara pagi yang sejuk.
Pagi
itu adalah hari pertama libur sekolah semester ganjil, Naila yang duduk di TK Muslimat
NU Bangilan juga libur, sedang Nafa belum sekolah, umurnya baru menginjak tiga
tahun. Karena sekolahnya libur, mereka
berdua banyak menghabiskan waktunya untuk bermain di rumah.
“Nafa... ayo mencari
belalang di rumput-rumput itu !” ajak Naila kepada adiknya
“Iya mbak..ayo, ayo !”
Jawab Nafa
Mereka berdua mencari belalang yang
banyak bersembunyi di rumput-rumput yang menghijau, maklum sedang musim
penghujan, sehingga hujan tercurah lebat dari langit yang menjadikan
rumput-rumput dan tanaman lain tumbuh subur menghijau, di pekarangan rumah Naila
dan Nafa.
“Ini mbak, aku dapat belalang, tapi
kasihan belalangnya masih kecil” Seru Nafa dari balik pohon pisang.
“Aku juga dapat, ini belalang besar,
kata Abi namanya ini belalang beras” teriak Naila sambil menangkap belalang di
pohon pepaya, belalang itu sebesar kapsul, berwarna hijau daun.
“Ayo Fa, kita berikan sama ikan Nila
di kolam itu” Ajak Naila kepada adiknya Nafa.
Di samping pekarangan rumah Naila dan
Nafa terdapat kolam kecil, berisi ikan-ikan Nila yang dibeli dari pembibitan
ikan yang ada di tetangga kecamatan.
Naila dan Nafa sangat senang melihat ikan-ikan berenang ke sana kemari
di dalam kolam.
Ikan-ikan di kolam itu juga sangat
senang diberi makanan belalang, ikan-ikan yang berwarna-warni itu sama
berebutan memangsa belalang yang di lempar Naila dan Nafa ke dalam kolam.
Sebentar saja, belalang itu habis menjadi santapan pagi ikan Nila.
Pagi itu matahari mulai meninggi,
Naila dan Nafa yang memang belum mandi akhirnya dipanggil oleh Uminya untuk
mandi. Setelah itu mereka sarapan pagi bersama di ruang keluarga.
Pagi
yang indah, penuh berkah di sudut pekarangan rumah Naila dan Nafa yang penuh dengan kecerian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar