Janji Nabi, "Kebangkitan Islam Datang
Dari Bumi Indonesia"
Oleh : Joyojuwoto*
Kehidupan terus berputar dan bergilir,
bagai roda yang terus berputar saling bergantian, ada siang ada malam, ada atas
ada bawah, ada kemenangan dan ada pula kekalahan, begitulah Allah Swt,
mempergilirkan kehidupan manusia, Wa Tilkal Ayyaamu Nudaawiluha Bainannas,
dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia.
Begitulah sunnatullah, bahwa kehidupan akan mengalami pasang surut, tidak
terkecuali agama Islam sendiri dengan peradabannya juga akan mengalami masa pasang
dan surut.
Pada awalnya Islam terlahir dari bumi
Makkah, selanjutnya berkembang pesat di Madinah, dan dilanjutkan
perkembangannya pada masa Khulafaur rasyidin menguasai tidak hanya jazirah arabia,
namun meluas hingga Mesir, Persia, Syam, hingga Afrika. Setelah itu dilanjutkan
kekuasaan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dinasti Ayyubiyah, Fatimiyyah, kemudian
di Spanyol kala itu juga berdiri kekuasaan Islam Cordova, Andalusia, dilanjut
Turki Usmani hingga akhirnya kekuasaan Islam runtuh. Begitulah sunnatullah akan
dipergilirkan, kejayaan dan kehancuran diantara peradaban manusia pasti terjadi.
Setelah umat Islam mengalami
kemunduran nanti pada saatnya roda kehidupan akan membawa umat Islam di puncak
kejayaan kembali. Karena dalam sebuah hadits Rasulullah Saw pernah mengatakan
bahwa kekuasaan Islam akan berkembang dari bumi timur hingga bumi barat,
sebagaimana yang beliau lihat. Dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah Saw,
bersabda yang artinya :
“Dari
Tsauban ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “ Sesungguhnya Allah telah melipat
bumi untukku, maka aku bisa melihat ujung timur bumi dan ujung baratnya. Dan
sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang dilipat untukku (seluruh
muka bumi, sejak ujung timur hingga ujung barat). Aku juga dikaruniai dua
perbendaharaan (kekayaan), yaitu perbendaharaan merah dan
perbendaharaan putih. Sungguh aku telah memohon pada Rabbku, agar
umatku tidak dibinasakan semuanya dengan paceklik yang merata, juga tidak
dengan musuh dari selain bangsa mereka yang merampas wilayah mereka. Maka
Rabbku berfirman kepadaku: “Wahai Muhammad! Jika aku menetapkan sebuah
ketetapan, niscaya tidak ada seorang pun yang bisa menolaknya. Aku telah
menetapkan umatmu tidak akan binasa karena paceklik yang merata. Juga, umatmu
tidak akan binasa karena dikalahkan oleh musuh dari selain bangsa mereka, yang
menjajah wilayah mereka. Sekalipun musuh dari seluruh penjuru dunia bersatu
untuk menghancurkan umatmu, (niscaya umatmu tidak akan hancur). Akan tetapi,
umatku akan hancur lewat peperangan sebagian mereka dengan sebagian yang lain
dan sebagian mereka melawan sebagian yang lain.”
Dari hadits ini ulama beberapa ulama
menafsirkan bahwa yang dimaksud perbendaharaan merah adalah kekayaan
bangsa Romawi sedangkan perbendaharaan putih adalah harta
kekayaan Persia. Ketika melihat perkembangan perjalanan sejarah dua
imperium yang pernah berjaya itu akhirnya memang runtuh dan dapat dikuasai oleh
umat Islam. Penafsiran ini yang kemungkinan dipakai oleh para ulama dalam
menafsirkan perbendaharaan merah dan putih.
Dalam sebuah mauidhohnya, tanpa
mengurangi takdzim dan hormat terhadap penafsiran para ulama terdahulu, Gus
Rom, Mursyid Tarekat Akmaliyyah mengatakan, dalam sebuah perenungannya, bahwa
yang dimaksud perbendaharaan merah dan putih tidak lain adalah bumi
Nusantara, Indonesia tercinta ini (wAllahu a’lamu bisshowab). Sejak zaman
dahulu simbol merah putih telah dipakai oleh masyarakat Nusantara. Majapahit
benderanya adalah gula kelapa, merah dan putih. Kerajaan Sriwijaya juga
menggunakan simbol merah-putih, Kerajaan Kediri, Prabu Joyoboyo juga
menggunakan simbol abang-putih. Bahkan jauh sebelum itu masyarakat nusantara
dalam berbagai sumber juga telah memakai simbol Getih-Getah, getih darah merah
dan getah darah putih.
Simbol merah-putih ini telah menjadi lambang
dari Nusantara sejak zaman dahulu kala, sehingga bunyi hadits Nabi yang
mengatakan perbendaharaan merah dan putih di atas sesuai dengan apa yang
menjadi keyakinan masyarakat Nusantara bahwa merah dan putih adalah jiwa dan
jatidiri bangsa Indonesia.
Perbendaharaan merah dan putih
sebagaimana yang disebut oleh Rasulullah Saw, itulah yang kelak menjadi
perbendaharaan bagi kebangkitan dan kemajuan peradaban umat Islam di seluruh
penjuru dunia, dari bumi barat hingga bumi timur, akan dimulai dari bumi
merah-putih Nusantara sebagaimana hadits Nabi di atas.
Oleh karena itu ayo umat Islam Indonesia,
mari bersatu menyongsong kebangkitan umat, hindari saling berpecah belah
diantara umat Islam, karena kita adalah satu. Persiapkan diri anda dengan
memperbanyak beramal sholeh, mengistiqomahkan dzikir, dan selalu berfikir bagi
kebangkitan kembali umat Islam. Karena kebangkitan itu dimulai dari bumi di
mana kita pijak ini, Bumi Merah Putih. Insyallah. Aamiin.
*Joyo Juwoto, Santri Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban, Penulis aktif diwww.4bangilan.blogspot.com. Saat ini telah menulis dua buku solo, Jejak Sang Rasul; Secercah Cahaya Hikmah dan menulis beberapa buku antologi. Silaturrahmi via Whatshap 085258611993 atau email di joyojuwoto@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar