Tafsir
Al-Iklil
Oleh
: Joyojuwoto
Tafsir
al-Iklil atau judul lengkapnya Tafsir al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil, adalah
sebuah kitab tafsir Al Qur’an yang ditulis oleh KH. Misbah Zainal Musthafa, seorang
ulama ternama dari Bangilan Tuban. Mbah Bah, sapaan akrab beliau di Bangilan,
terlahir dari keluarga kiai di Kampung Sawahan, Rembang Jawa Tengah, tahun 1916
M dari pasangan H. Zaenal Musthafa dan Ibu Khadijah. Nama kecil Mbah Misbah
adalah Masruh, kemudian setelah menuaikan ibadah haji, nama beliau diganti
menjadi Misbah Zainal Musthafa.
Mbah
Bah sendiri menetap di Bangilan Tuban setelah beliau dijodohkan oleh KH. Achmad
bin Syu’ab dari Sarang, Rembang tahun 1940 dengan Ning dari Bangilan, yaitu
putri dari KH. Ridwan. Setelah mertuanya meninggal dunia, Mbah Bah fokus
mengurusi pondok pesantren yang bernama Al Balagh.
Mbah
Misbah termasuk ulama yang juga seorang penulis. Beliau sangat rajin dan produktif
sekali dalam hal dunia tulis-menulis ini. Karya-karyanya sangat banyak dan
masih dikaji hingga sekarang. Mungkin kebiasaan menulis mbah Bah terinspirasi
dari kakaknya, Bisri Musthafa yang juga menekuni dunia karang mengarang ini, Mbah
Bisri sendiri memiliki banyak karya tulis, diantara karya monumental beliau
adalah kitab tafsir Al-Ibriz li Ma’rifati Al Qur’an al-Aziz.
Karya-karya
tulisan KH. Misbah Zainal Musthafa selain kitab tafsir al-Iklil sangat banyak,
diantaranya adalah : Masail al faraid dalam bahasa Jawa, terjemah bahasa jawa
kitab Minah Al Saniyyah, Alfiyah Al Kubro (Jawa), Tajul Muslimin Juz I-IV,
Tafsir Jalalain bahasa Jawa, Fadhilah Yasin terjemah Jawa, Terjemah Jawa kitab
Al Itqan karya Imam Suyuti, Bait-bait Syi’ir Tanda Kiamat dan lain-lain.
Kita
generasi santri sekarang layak berterima kasih kepada ulama-ulama yang banyak
menelurkan karya besar mereka yang sangat luar biasa, dengan tulisan-tulisan
beliau-beliau itulah kita bisa belajar agama kepada ulama yang otoratif, tidak
hanya sekedar belajar dari mbah google saja.
Saya
menuliskan sedikit mengenai Mbah Misbah dengan karya tafsirnya ini dilatar
belakangi oleh seorang yang SMS saya. Rumahnya cukup jauh dari Bangilan Tuban,
yaitu Temanggung. Setelah SMS Kang Jalu, nama beliau, bertanya kepada saya
lewat telepon tentang pengajian tafsir Al Iklil. Kang Jalu mengetahui informasi
tentang tafsir al-Iklil dari tulisan saya yang ada di blog.
Menurut
Kang Jalu, kita harus belajar agama itu dari ulama yang otoratif dalam bidang
keagamaan, jangan hanya dari internet, karena sekarang banyak sekali orang yang
belajarnya cukup lewat media sosial. Sehingga Kang Jalu ini berencana ke
Bangilan untuk diantar sowan kepada kiai-kiai sepuh, untuk belajar mengaji
kepada para kiai.
Di
era sekarang, melihat semangat dari Kang Jalu untuk tholabul ilmi ini membuat
saya malu sekaligus takjub. Malu, karena saya yang asli Bangilan terus terang
saja belum pernah ikut pengajian tafsirnya Mbah Misbah. Takjub, kok ya ada ya, jauh-jauh
dari Temanggung mau sowan dan ngaji di Bangilan. Ini tentu sesuatu yang sangat
luar biasa. Kita patut meneladani semangatnya dalam berthalabul ilmi.
Mbah
Misbah sendiri wafat kalau tidak salah sekitar tahun 1997, waktu itu saya masih
duduk di bangku MTs, dan saya belum pernah sowan atau ketemu beliau hingga
wafat. Setelah Mbah Bah wafat, pengajian Tafsir Al Iklil dilanjutkan oleh putra
beliau, yaitu Gus Nafis, hingga Gus Nafis wafat pun (2016), saya juga belum
bisa mengikuti majelis pengajian tafsir Al Iklil.
Oleh
karena itu, tahun kemarin saya mulai mencari kitab-kitabnya Mbah Misbah, masak
orang Bangilan sendiri kok belum membaca dan tidak punya kitab-kitab ulama dari
kampungnya sendiri, kan lucu. Saya punya harapan bisa membaca seluruh karya
mbah Misbah, dan bisa membaginya kepada publik baik lewat tulisan saya di blog,
atau nantinya saya bisa menuliskannya kembali ke hadirat pembaca dalam bentuk
buku yang berbahasa Indonesia. Atau juga bisa menjadikan karya-karya Mbah
Misbah sebagai rujukan tulisan-tulisan saya. Semoga saja Allah Swt, meridloi dan memudahkan segala
urusan ini. Aamiin.
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuhu
BalasHapusSaya ingin bertanya apakah masih ada kitab Tajul Muslimin yg masih aseli tulisan tangan?
Apakah ada stempel atau tersebut nama Mizan Sa'roni dlm kitab tsb?.
Kalau ada sudilah kiranya menginformasikan ke kami
Jazakumullah khairan katsir
Matursuwun
Dari : M. Ahshon yg beralamat di ahshon99@gmail.com