Resensi Buku “Quantum Cinta”
Identitas Buku
Judul Buku : Quantum
Cinta
Aneka
Menu Hidangan Jiwa
Penulis : Joyojuwoto dkk
(Sahabat Pena Nusantara)
(Sahabat Pena Nusantara)
Penyunting :
M. Husnaini, Rita Audriyanti
Penerbit :
Genius Media
Cetakan :
2016
Tebal :
230
Kategori :
Nonfiksi-Motivasi/Karir
Ulasan buku
Buku yang berjudul “Quantum Cinta, Aneka Menu
Hidangan Jiwa” adalah buku kedua yang ditulis bersama oleh Komunitas Literasi
“Sahabat Pena Nusantara.” Lazimnya buku Antologi buku ini ditulis oleh para
penulis dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentunya, namun dengan
ketentuan tema yang dipilih hal ini menjadikan fokus kajian buku ini tidak
melebar.
Tema cinta dalam buku ini sangat beragam dan
mendiaspora dalam berbagai aspek kehidupan kita. Karena memang tidak ada satu
pun celah dalam kehidupan ini yang nir akan cinta. Cinta selalu menjadi semacam
daya tarik yang menggerakkan segala potensi kejiwaan manusia. Menarik sekali
apa yang ditulis oleh Endrik Safudin dalam tulisannya yang berjudul “Dari dan
Untuk Cinta” ia menuliskan :
“Dengan cinta dan untuk cintalah langit dan
bumi diciptakan. Dari cintalah langit dan bumi dihadirkan. Atas dasar cintalah
semua makhluk diberi fitrahnya masing-masing. Karena cintalah seluruh planet
bergerak pada garis edarnya. Malam berganti siang. Siang berganti malam.
Matahari bersinar di pagi hari dan bulan bersinar di malam hari”
Begitu dahsyat energi cinta hingga apapun
tunduk atas nama cinta. Dalam sebuah maqalah disebutkan man ahabba syai’an
fahuwa abdun lahu (barangsiapa yang mencintai sesuatu maka ia menjadi hamba
dari sesuatu itu) ini adalah isyarat bahwa potensi cinta memang sangat luar
biasa. Dalam pengantarnya Prof. Dr. Imam Suprayogo guru besar UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang mengatakan mengenai tiga kata yang berbeda namun memiliki kaitan
erat, yaitu Cinta, Perjuangan, dan Pengorbanan. Dari kata cinta itulah nantinya
akan melahirkan potensi perjuangan dan pengorbanan. Hampir tidak ada perjuangan
dan pengorbanan tanpa menyertakan energi cinta di dalamnya.
Cinta adalah energi yang tidak tampak wujud
dan bentuknya secara kasat mata, tetapi tampak jelas jejak dan tapak tilasnya.
Seorang fisikawan menyebutnya gelombang elektro-magnetik. Cinta selalu
menghadirkan gelombang partikel dan bentuk-bentuk manifestasi yang baru tanpa batas
(QC, hal : 5). Inilah “ketidak
terbatasan” cinta yang selalu menjadi medan energi bagi sebuah perubahan dan
menjadi mata air penyejuk bagi sebuah peradaban dunia. Semua menjadi indah
dengan cinta, karena cinta tidak pernah membutuhkan alasan-alasan apapun itu,
sebagaimana kita tidak perlu beralasan lagi mengapa mencintai orang yang kita
cintai, kecuali hanya alasan cinta bukan ?
Hadirnya buku ini ke tangan pembaca semua,
tidak lain semoga bisa memberikan sedikit sumbangsih bagi geliat dunia literasi
di negeri kita tercinta, dan tentunya juga dalam rangka mengabadikan ibrah
dalam goresan tinta. Semoga hal ini menjadi amal jariyah dan kebaikan bagi para
penulisnya dan bagi kita semua. Amin. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar