Jiwa Pengecut
Diantara
sifat tercela yang bersemayam di dalam jiwa manusia adalah sifat pengecut,
sifat ini jika telah menjangkiti diantara manusia maka kekuatan suatu bangsa
akan lemah. Pengecut adalah tidak adanya keberanian menegakkan nilai-nilai
kebenaran dikarenakan ketakutan-ketakutan yang kadang hanya dalam
angan-angannya saja. seorang yang berjiwa pengecut tidak memiliki jiwa untuk
membela bangsa dan negaranya jika diserang oleh musuh, mereka akan bersembunyi
bahkan mereka tidak segan untuk berada di pihak musuh demi keuntungan dan keselamatan
diri dan keluarganya.
Sifat
pengecut ini muncul dalam diri seseorang
dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah kecintaan yang berlebihan
terhadap harta benda, sehingga ia ketakutan suatu saat akan kehilangan harta
bendanya. Sikap pengecut juga muncul karena takut akan kesengsaraan dan
kematian sehingga dalam diri seorang yang pengecut tertanam ketakutan terhadap
sesuatu yang menjadi kewajaran bahkan sebuah kepastian. Semisal kesengsaraan
dan kematian adalah sesuatu yang wajar di dalam kehidupan, tidak ada seorangpun
di dunia ini tanpa dua hal tadi.
Sikap
terlalu mencintai dunia dan menakutkan akan datangnya kematian adalah dua
penyakit yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai penyakit “wahn” yang kelak menjangkiti
umat Islam. Para sahabat menanyakan apa itu “wahn”, maka Rasulullah menjawab bahwa
penyakit wahn adalah : “Hubbu al dun-ya wa karahiyatul maut” yaitu terlalu cinta dunia dan takut mati.
Padahal jelas-jelas sekali bahwa dunia kedudukannya sangat rendah dan ringan di
sisi Allah Swt, bahkan lebih ringan
dibandingkan sayap seekor lalat, begitu
pula dengan kematian pun pasti akan mendatangi setiap makhluk yang bernyawa.
Jika
demikian adalah suatu kebodohan jika kita terlalu merisaukan dunia dan mengkhawatirkan
kematian yang telah menjadi ketetapan sejak zaman azali. Sikap takut dan risau inilah yang kadang menjadikan orang-orang
tidak berani bergerak untuk melawan musuh-musuh yang menggerogoti pilar-pilar peradapan suatu
bangsa hingga menjadikan bangsa menjadi lemah dan akhirnya secara perlahan akan roboh dan tumbang.
Betapa
banyak bangsa-bangsa yang mundur dan hancur dikarenakan penyakit pengecut ini
telah menjadi wabah yang menjangkiti jiwa para masyarakatnya, mereka punya
kemampuan untuk mempertahankan harga diri dan identitas bangsa, namun karena
penyakit ini telah merusak keberanian dan jiwa ksatria dalam suatu masyarakat.
Akibatnya bisa ditebak, mereka membiarkan segala kerusakan yang terjadi tanpa
mau dan punya keinginan untuk membela harga diri bangsa dan negara.
Sikap
diam dan tidak adanya keberanian untuk melawan orang-orang yang zalim ini
adalah perbuatan yang sangat tercela, kadang-kadang kejahatan dan kemungkaran
terjadi karena memang kita membiarkan perbuatan itu dan tidak berusaha untuk
mencegahnya dikarenakan sikap pengecut yang bersarang di dalam dada kita.
Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk melawan segala bentuk
kedzaliman, baik itu dengan ucapan, perbuatan, maupun dengan kekuasaan jika
kita memilikinya? Dan selemah-lemahnya iman jika kita hanya mengandalkan
potensi lisan saja guna untuk mencegah segala bentuk kedzaliman.
Sikap
pengecut ini sangat tercela sekali karena sikap ini sangat dekat dengan
kemunafikan, yang mana kemunafikan adalah hal yang dibenci oleh Allah, dan orang
munafiq akan ditempatkan di neraka yang paling bawah serta tidak akan ada yang
seorangpun yang menjadi penolong bagi mereka, sebagaimana ancaman di dalam Al
Qur’an surat An Nisa ayat 145 yang artinya :
¨
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Begitu
berbahayanya sikap pengecut ini maka kita perlu waspada jangan sampai penyakit
ini melumpuhkan mental keberanian suatu bangsa hingga bangsa menjadi lemah tak
berdaya. Oleh karena itu untuk mengantisipasi dan melawan sikap pengecut ini
perlu kiranya kita pompakan semangat keberanian kepada generasi muda sebagai
lawan dari sikap pengecut. Diantara hal yang bisa kita gunakan untuk mengobati
sikap pengecut adalah :
1.
Menanamkan sikap keberanian untuk membela kebenaran
Keberanian adalah sikap utama yang menjadi lawan dari jiwa
pengecut, oleh karena itu sikap ini harus kita bangun dan kita tanamkan dalam
jiwa masyarakat. keberanian ini ibarat api yang akan meleburkan karat-karat
pada besi, dan memurnikan emas dari loyang dan kotoran-kotoran. Sikap berani
adalah sikapnya para Rasul dan ulama-ulama sholeh, karena di dalam hati dan
jiwa mereka tidak ada yang ditakuti kecuali Allah Swt semata.
Sikap berani ini bisa bermakna berani secara moril dan materiil.
Berani secara moril adalah sikap berani untuk melawan kedzaliman yang akan
merugikan bangsa dan negaranya, dan memberi petunjuk guna kemaslahatan umat,
sedang berani secara materiil adalah sikap berani berkorban dengan harta
bendanya untuk kemakmuran dan kejayaan umat.
2.
Mengajarkan bela diri
Beladiri sangatlah penting guna menunjang keberanian seseorang. Rasulullah
SAW juga mengajarkan agar kita membekali anak-anak kita dengan bela diri,
sebagaimana yang beliau sabdakan : “Ajarilah anak-anak kalian berkuda,
berenang, dan memanah” dari hadits ini jelaslah Rasulullah SAW menyuruh umat
Islam untuk menjadi umat yang mampu membela diri, bahkan dalam hadits lain
jelas-jelas Rasulullah mengatakan bahwa orang mu’min yang kuat itu lebih
dicintai oleh Allah daripada mu’min yang lemah.
3.
Menanamkan keyakinan akan Qadha’ dan Qadar Allah Swt
Keyakinan akan qadha’ dan qadar Allah sangat penting untuk
membentuk pondasi keberanian yang akan mengusir jiwa pengecut di dalam jiwa.
Sebagaimana yang saya tulis di atas bahwa diantara sebab jiwa pengecut adalah
ketakutannya akan kekurangan harta dan kekhawatirannya akan kematian. Tentu dua hal ini telah ditulis Allah di
lauhil mahfudz sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk takut. Kita harus
meyakini akan qadha’ dan qadarnya Allah bahwa tidak ada satupun di dunia ini
yang luput dari pengawasan-Nya, bahkan daun yang jatuh telah ada dalam
ketetapan-Nya. Sesungguhnya keberanian menantang maut kita tidak akan
mendekatkan kita pada kematian, begitu juga ketakutan kita akan kematian tidak
akan menjauhkan kita padanya. Karena kematian adalah sebuah kepastian.
Demikian
beberapa hal yang dapat kita tanamkan kepada umat bahwa tidak ada alasan untuk
berjiwa pengecut, karena pengecut adalah sikap yang perlu kita singkirkan
jauh-jauh dari kamus kemajuan dan kejayaan umat. Oleh karena itu mari bersama
menyongsong kejayaan dan kebesaran bangsa dan negara dengan menjauhi sikap
pengecut. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar