"Resensi Buku
“Langkahkan Kakimu”
Judul Buku : Langkahkan Kakimu
Upaya Mengubah Keadaan Diri Tanpa Lupa Diri
Penulis :
Endri Safudin
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan :
2015
Tebal :
176
Kategori :
Motivasi
Ulasan buku
Buku “langkahkan Kakimu” karya Endrik
Safudin adalah buku yang berjenis kelamin motivasi atau hikmah. Banyak hal-hal
positif dan memotivasi yang kita petik dari buku yang ditulis oleh dosen hukum
di STAIN Ponorogo itu.
Dari judulnya saja sangat dinamis,
melangkahkan kaki berarti bergerak dan mengalir. Bergerak dan berjalan ke
depan, mengalir menuju muara kehidupan. Tiada keberkahan tanpa pergerakan, air
yang diam akan rusak, membusuk, dihuni jentik-jentik nyamuk yang membahayakan. Walau
sedikit air yang mengalir adalah thoohirun muthohhirun, suci lagi menyucikan,
jika air itu diam dan tidak ada hitungan
satu qullah maka menurut fiqih tidak dapat dipakai bersuci. Oleh karena itu mbah-mbah
kita dulu sering menasehati “Sopo sing gelem obah Insyallah mesti mamah” (siapa saja yang mau bergerak Insyallah akan
makan), begitu juga para Ulama sering mengatakan :
البركة في الحركة
“Keberkahan itu di dalam pergerakan”
Itu baru
judulnya saja sudah sangat menginspirasi, untuk lebih masuk ke dalamnya saya sebenarnya
tidak terlalu berani membahasnya. Karena saya sendiri belum punya bukunya. Hanya
kemarin saat bedah buku yang diselenggarakan oleh Komunitas sedulur Caping
Gunung Tuban pada tanggal 2 mei 2015 bertempat di lantai dua Doome Rest AreaTuban
sempat dikupas puzzel-puzzel dari isi buku tersebut. Diantara yang sempat saya
ingat adalah sebuah kalimat yang berbunyi :
“Kesuksesan
itu seberapa besar waktu anda bermanfaat dan memberikan kebahagiaan bagi ayah,
ibu, istri, suami, anak-anak, dan orang-orang di sekitar anda” –Endrik
Safudin.
Ini adalah
sebuah ungkapan yang cukup humanis. Keberhasilan seseorang sebenarnya bukanlah
keberhasilan yang bersangkutan saja, namun keberhasilan yang sejati adalah saat
kehadirannya memberikan makna dan warna keberkahan dan kemanfaatan buat orang lain. Semisal
keluarga kita dan masyarakat luas tentunya.
Saya jadi
ingat pelajaran Mahfudhot yang saya pelajari dulu sewaktu masih belajar di PP. ASSALAM Bangilan Tuban tentang makna
serupa ungkapan diatas :
خير النّاس أنفعهم للنّاس
“Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfat bagi sesama”
Jadi point penting yang patut kita
garis bawahi bahwa kesuksesan kita yang sebenarnya adalah saat kita bisa
memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Dan tentunya masih banyak tebaran mutiara
hikmah yang yang dirangkai oleh Endrik dibukunya.
Kelemahan buku ini yang pertama saya belum memilikinya,
jadi secara detail saya belum bisa mengungkapkannya
karena memang ya belum membaca. Jadi saya baru dapat mengupas judul dan kutipan
yang sempat disampaikan penulis saat bedah buku kemarin di Rest Area Tuban. Dan
yang pasti menurut saya tidak ada buku yang jelek, buku apapun adalah sumber
vitamin, dan gizi yang dibutuhkan oleh otak dan jiwa kita sebagaimana makanan
yang dibutuhkan badan jasmani kita. Sekian. Joyojuwoto
Seru nih novelnya, mudah-mudahan sudah ada di gramedia :)
BalasHapus