Di dalam kitab Mukasyafatul Qulub halaman 251 Rosulullah
SAW bersabda : “Ketika bulan Sya’ban tiba hendaknya kalian semua sama
membersihkan diri dan memperbaiki niat. Maksud membersihkan diri adalah
membersihkan diri dari dosa serta memperbaiki niat untuk melaksanakan
amal-amal sholeh untuk persiapan
menghadapi bulan Ramadhan.
Dan disebutkan dalam haditsnya Imam Muslim Rosulullah SAW
banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban, dan beliau tidak berpuasa kecuali
beberapa hari saja. Ada sebuah perkataan yang mengatakan bahwa para Malaikat
yang ada di langit itu juga memiliki dua hari raya sebagaimana umat Islam mengagungkan
hari rayanya yang ada di dunia. Adapun dua malam hari rayanya para malaikat adalah malam
Nisfu Sya’ban tanggal 15 Sya’ban dan malam Lailatul Qodar di bulan Ramadhan.
Imam Subkhi menerangkan barang siapa yang menghidupkan
malam Nisfu Sya’ban maka hal itu seperti menghapus dosa satu minggu, sedang
siapa saja yang menghidupkan malam Lailatul Qodar maka dosanya akan ditutupi
seumur hidupnya. Dan barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya
tersebut yaitu malam Nisfu Sya’ban dan malam Lailatul Qodar maka hatinya tidak
akan mati pada saat hati kebanyakn manusia mati.
Maksud dari menghidupkan dua malam hari raya tersebut
adalah memperbanyak amal sholeh seperti membaca Al Qur’an, berdzikir,
menjalankan sholat sunnah dan lain-lain. Sedang hati yang mati maksudnya adalah
hati yang selalu terikat dengan urusan duniawi dan melupakan urusan akhirat.
Pada saat malam Nisfu Sya’ban malaikat Izroil mendapatkan
naskah catatan daftar nama orang yang akan meninggal dunia di bulan Sya’ban
hingga bulan Sya’ban di tahun berikutnya. Ketika orang-orang masih sibuk
menanam, ada yang sedang melangsungkan pernikahan, ada yang lagi sibuk
membangun rumahnya, namun mereka semua tidak tahu bahwa namanya telah tercatat
dalam daftar nama yang akan meninggal dunia di tahun itu, malaikat maut tinggal
menunggu perintah.
Dan disebutkan dalam Khasiah Sowi juz 4 halalaman : 287
ada perkataan yang berbunyi : “Allah Ta’ala menetapkan taqdir untuk makhluknya
pada malam lailatul Qodar berdasarkan garis ketetapan dari Allah, dan takdir
tadi selanjutnya diberikan kepada para malaikat hanya untuk satu tahun yaitu
saat mulai datangnya malam lailatul Qodar hingga satu tahun kedepan pada malm
lailatur qodar di tahun berikutnya. Adapun yang ditakdirkan Allah berupa urusan
kematian, jodoh, rizki dan lain-lainnya.
Selanjutnya catatan-catatan itu diberikan kepada empat
malaikat, Jibril, Mikail, Isrofil, dan Izrail diserahi tugas untuk menjalankan
ketetapan tadi. Taqdir itu dikerjakan pada malam Nisfu Sya’ban kemudian
diserahkan kepada empat malaikat tadi pada malam Lailatul Qodar.
Disebutkan dalam kitab Durrotun Nasikhin halaman : 208,
dari abu Hurairoh bahwasanya Rosulullah SAW bersabda : “Saya kedatangan
malaikat Jibril pada malam Nisfu Sya’ban, dan ia berkata kepada saya, “Wahai
Nabi Muhammad, pada malam ini semua tirai langit dibuka, termasuk tirai langit
rahmat, maka saya memberitahukan kepada engkau agar engkau melaksanakan sholat
kemudian dongakkan kepala engkau dan angkat kedua tangan engkau untuk berdo’a
ke arah langit. Kemudian saya pun bertanya kepada Jibril : “Wahai Jibril malam
ini malam apa ?” kemudian Jibril pun menjawab : “Malam ini adalah malam dimana
300 tirai rahmat dibuka, dan malam dimana semua dosa diampuni kecuali dosa
syirik, dosa tukang sihir, dosa orang yang berseteru dengan orang Islam, dosa
peminum khamr, dosa para pezina, dosa pemakan riba, dan dosa orang yang durhaka
kepada kedua orang tuanya, dosa pengadu domba, dosa orang yang memutus tali
silaturrahmi. Semua dosa yang disebutkan
tersebut yang jumlahnya sembilan tidak termasuk disa yang diampuni sehingga
mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tercela itu.
Ada hadits lagi menerangkan yang artinya : “Barang siapa yang
berpuasa tiga hari di awal bulan Sya’ban dan berpuasa tiga hari di tengahnya,
serta berpuasa di tiga hari di akhir bulan Sya’ban maka baginya pahala 70
pahalanya para Nabi. Wallahu A’lam. Jwt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar