Antara Pool Party Divine Production dan Full Party
Literation
Sebuah catatan Untuk Komunitas Sedulur Caping Gunung Tuban
www.4bangilan.blogspot.com-
Seribu jalan menuju Roma, begitulah bunyi ungkapan bijak yang sering kita
dengar dan kita baca dibuku-buku peribahasa. Ungkapan ini sejalan dengan apa
yang dilakukan oleh komunitas Sedulur Caping Gunung Tuban dalam rangka
memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang selalu jatuh di tanggal
2 Mei di setiap tahunnya.
Di hari yang dipenuhi mendung dan gerimis sejak terbitnya
matahari itu, komunitas sosial yang digawangi oleh Arif Mustain mengadakan
pesta Literasi Cipoers Tuban. Pesta ini tak kalah hebohnya dengan pesta bikini
yang akan digelar oleh oknum yang mencatut nama-nama sekolah SMA/SMK di
Jakarta. Namun Al Hamdulillah pesta itu urung dilaksanakan.
Lain lubuk lain ikannya, lain Jakarta lain Tuban. Jika di
Jakarta para pelajarnya diiming-imingi dengan Pool Party Divine Production di
Tuban para pelajarnya diiming-imingi dengan Full Party Literation. Dari dua
opinion ini kita perlu banyak berterima kasih kepada Sedulur Caping Gunung
Tuban dan Harian Surya Online yang telah memberikan gizi terbaik untuk generasi
muda Tuban.
Melihat generasi muda
sama seperti melihat masa depan bangsa, karena ditangan para pemuda
cita-cita bangsa ini kita titipkan. Jika pemuda rusak mentalnya rusaklah komponen-komponen
bangsa. Ingatlah hampir diseluruh perubahan selalu melibatkan peran pemuda. Pemuda
selalu tampil sebagai kekuatan penentu bagi tegakknya sebuah era baru.
Nabi Muhammad SAW pun didukung oleh para pemuda-pemuda hebat
semisal Ali bin Abi Thalib sudah masuk Islam saat usia beliau berusia 10 tahun,
Saad bin Abi Waqqas ksatria berkuda umat Islam yang ikut berperang di usia 17
tahun, Zaid bin Tsabit telah ikut jihad fi sabilillah saat berusia 13 tahun,
Usamah bin Zaid seorang panglima perang yang menggempur adikuasa Romawi ketika
itu ia berusia 20 tahun. Dan masih banyak lagi pemuda-pemuda luar biasa yang
menjadi penopang kebangkitan dan kejayaan peradapan Islam kala itu. Para pemuda
pula yang mempelopori gelombang kebangkitan nasional bangsa Indonesia ini,
semisal Haji Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam saat usia beliau 27
tahun, Budi Utomo didirikan Dr. Sutomo
waktu itu berumur 20 tahun, Mohammad Hatta mendirikan Perhimpunan Indonesia
(PI) berusia 21 tahun, Ki Hajar Dewantoro mendirikan Indische Partij berusia 20
tahun, Cokroaminoto aktif di Syarekat Islam usianya 22 tahun, Soekarno mulai
naik turun mimbar untuk membakar semangat kemerdekaan bangsa ini saat usia beliau
22 tahun.
Oleh karena itu kita yang tua-tua ini perlu memberikan tuntunan
dan tontonan yang baik bagi mereka. Jangan sampai kertas yang putih itu kita
corat-coreti dengan hal-hal yang negatif, mari kita isi, kita warnai pemuda dan
pemudi bangsa ini dengan warna-warni positif, warna-warni yang penuh keberkahan
dalam ridho Tuhan.
Jika kebaikan belum dapat kita lakukan, jika
teladan-teladan belum dapat kita persembahkan setidaknya jangan rusak
tunas-tunas muda harapan masa depan bangsa ini dengan tontonan murahan semisal
pesta-pesta bikini, pesta rok mini dan pesta-pesta sejenisnya. Kita punya
tanggung jawab moral buat anak negeri.
Ingatlah, Ingatlah
selalu…!!!!!
شبّان اليوم رجال الغد
“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar