Bertetangga
Yang Baik
Oleh
: Joyojuwoto
Dalam sebuah maqolah
dikatakan :
اَلْجَارُ
قَبْلَ الدَّارُ
“Pilihlah tetangga sebelum membangun rumah”
Sebelum
membangun atau memilih rumah untuk tempat tinggal hendaknya kita memilih atau
memperhatikan tetangga yang akan kita pergauli, apakah itu termasuk tetangga
yang baik, atau tetangga yang kurang baik. Bagaimanapun lingkungan atau habitat
sangat mempengarungi keberlangsungan kehidupan dalam berumahtangga dan bermasyarakat.
Lingkungan yang baik akan menjadikan kebaikan semakin berkembang subur, jikalau
mungkin kita yang kurang baik, maka kita minimal akan mendapatkan pengaruh
positif dari lingkungan yang kita tinggali. Sebaliknya jika lingkungannya
kurang baik akan menjadikan kebaikan terhambat, apalagi jika kita juga kurang
baik maka tidak ada lagi jalan untuk menuju kebaikan.
Tetangga
adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan kita sesudah keluarga yang ada
di rumah. Oleh karena itu kondisi tetangga sangat mempengaruhi suhu dan ritme
kehidupan dalam sebuah rumah tangga. Tetangga yang baik adalah termasuk bagian
dari kebahagiaan berumah tangga, begitu pula tetangga yang tidak baik akan
menjadikan kehidupan rumah tangga kita ikut kurang nyaman. Oleh karena itu di
dalam ajaran Islam terdapat hak dan kewajiban yang harus ditunaikan dalam
bertetangga.
Oleh
karena itu Embah-embah kita zaman dahulu sering menasehati “pager
mangkok iku luwih kuat tinimbang pager tembok.” (Pagar Mangkuk itu lebih
kuat dibanding pagar tembok) Maksud dari ungkapan itu tentunya dalam
bertetangga kita harus menjaga hubungan baik dengan tetangga. Menjalin hubungan
baik itu diantaranya adalah dengan bersikap dermawan terhadap tetangga. Jika
kita punya sesuatu makanan misalnya, maka jangan enggan untuk berbagi dengan
tetangga kita. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyarankan agar jika kita
memasak daging kuah, maka hendaknya kita perbanyak airnya untuk kita bagikan
kepada tetangga kita.
إِذَا طَبَحْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ
جِيْرَانَكَ
Artinya
: “Jika engkau memasak kuah, perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada
tetanggamu.” ( Shahih Muslim 2625)
Rasulullah
saw, memang sangat menganjurkan agar umat Islam memperhatikan urusan
bertetangga, bahkan beliau bersabda : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaknya ia menghormati tetangganya.” Tidak hanya satu dua
hadits yang menunjukkan kewajiban menjaga hubungan baik dengan tetangga, banyak
sekali hadits nabi yang membahas dan membicarakan dalam hal bertetangga yang
baik.
Dalam
surat An-Nisa ayat 36 Allah swt, berfirman :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا
يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.”
Dalam ayat di atas, Allah menempatkan keluarga,
keluarga, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan tetangga dekat maupun jauh
untuk kita pergauli dengan baik.
Dari sini sangat jelas bahwa bertetangga yang baik dengan siapapun tanpa
memandang ras suku dan golongan adalah suatu kewajiban beragama yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Karena Allah tidak menyebutkan secara spesifik hanya tetangga seagama
saja yang perlu dipergauli dengan baik.
Semoga kita semua bisa bertetangga yang baik, karena bertetangga yang
baik adalah bagian dari menjalin dan menguatkan ukhuwwah baik ukhuwwah
Islamiyyah, ukhuwwah wathoniyyah, dan tentu juga ukhuwah basyariyyah. Jika tali
ukhuwwah itu terjaga maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang aman,
nyaman, damai, dan sentausa dalam ridho Allah swt. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar