Belalang,
Kuliner Musiman di Kabupaten Tuban
Oleh
: Joyojuwoto
Musim penghujan tidak
hanya dirindukan oleh para petani saja, namun para pecinta kuliner musiman, juga
sangat merindukan datangnya musim para petani menggarap lahan pertaniannya.
Jenis kuliner yang hanya ada di rentang bulan Oktober hingga di bulan April seperti
walang (belalang), belut, jamur liar, keong sawah dan beberapa bahan baku
kuliner yang hanya ada di musim penghujan. Di musim kemarau pun ada namun
jumlahnya tidak sebanyak jika musim penghujan tiba.
Untuk jenis kuliner
belut dan jamur sekarang relatif selalu ada, karena belut dan jamur sudah mulai
banyak diternakkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Sedang belalang dan keong
sawah yang tidak disetiap waktu ada. Walau demikian citarasa masakan keong
sawah bisa digantikan oleh kijing yang banyak di dapatkan di sungai, atau bisa
juga diganti dengan jenis
kerang-kerangan di laut. Kuliner belalang yang kelihatannya susah untuk
dicarikan padanan rasa dan jenisnya.
Untuk bisa merasakan
sensasi citarasa kuliner belalang kita perlu menunggu musim penghujan, karena koloni
belalang mulai banyak ditemukan saat musim tanaman jagung atau padi mulai
meninggi. Sebenarnya belalang pun bisa kita dapatkan pada musim kemarau, namun
jumlahnya sedikit dan itu pun harus mencarinya di hutan-hutan atau di area
semak-semak di ladang, namun ya itu jumlahnya sangat sedikit. Jadi kita harus bersabar
dan menunggu waktu yang cukup lama untuk bisa merasakan gurih dan renyahnya kuliner
belalang goreng, ataupun oseng belalang.
Menurut Ibu Alfi
Syahara Addin Nur Kholidah, salah seorang penyuka kuliner Belalang yang tinggal
di Bangilan Tuban, ia harus menunggu lima bulan untuk bisa menikmati gurihnya
belalang kesukaannya. “Aku sampek ngiler, ngenteni lima ulan, dan baru kali
ini mendapatkan belalang” kata beliau, yang juga seorang guru madrasah di
MI Nahdhotut Tholibin Kedungmulyo Bangilan.
Lebih lanjut Bu Alfi,
memberikan resep mengolah belalang biar gurih dan renyah. Sebelum diolah
belalang di rendam dulu di air yang hangat kemudian di bersihkan sayap dan kotorannya.
Setelah bersih belalang dibacem dulu dengan air yang telah diberi penyedap,
setelah itu digoreng dengan minyak yang mendidih dan tiriskan. Selanjutnya
siapkan bumbu-bumbunya seperti bawang merah, bawang putih, dan lombok
secukupnya. Bahan-bahan itu kemudian dirajang dan digongso. Baru kemudian
belalang tadi dimasukkan kembali ke wajan penggorengan bersama bumbu-bumbunya,
dan jadi deh, oseng belalang siap untuk disantap.
Kuliner belalang
tidak hanya dijumpai di wilayah Kecamatan Bangilan saja, di kecamatan-kecamatan
lain juga banyak ditemukan para pengepul dan penjual belalang. Seperti di
Jatirogo, Kenduruan, Parengan, Montong dan Kecamatan-kecamatan yang wilayahnya
ada lahan pertaniannya atau pun hutan. Para pemburu belalang biasanya menangkap
belalang pada malam hari dengan menggunakan seser. Kemudian belalang
hasil buruan itu dimasukkan ke dalam wadah botol bekas air minum kemasan untuk
dijual. Biasanya pemburu belalang akan menjual sendiri hasil buruannya, kalau
tidak begitu kadang pula pembeli, seperti tetangga-tetangga dekatnya akan
datang untuk membeli. Lebih sering lagi hasil buruan itu akan diambil oleh
pengepul, baru kemudian dipasarkan kepada konsumen.
Belalang mentah dalam
satu botol wadah bekas air minum yang besar biasanya dipatok harga 22 hingga
25 ribu rupiah. “Biasanya kami menjual belalang mentah yang belum di bersihkan,
per botol seharga 22 hingga 25 ribu rupiah, jika sudah bersih dan tinggal masak
biasanya seharga 27 hingga 30 ribu rupiah per botol.” kata Mas Imam Orjen Sholawat, salah
seorang yang menjual belalang online melalui akun facebooknya.
Jika anda penasaran
dengan kuliner ini, anda bisa memasak sendiri belalangnya, atau anda langsung
bisa mencarinya di warung-warung kaki lima yang menyediakan kuliner belalang
goreng. Silahkan mencoba sensasinya, dijamin anda akan ketagihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar