Istiqamah
Diantara
sikap yang mendatangkan karamah adalah Istiqamah. Walau demikian karamah
bukanlah tujuan daripada istiqamah itu sendiri. Karamah hanyalah bunga-bunga
kebahagiaan yang diberikan oleh Allah agar manusia bisa terus beristiqamah. Namun
tidak jarang orang-orang yang tertipu pada maqam karamah ini, kadang mereka
tertipu dan merasa telah mendapatkan buah dari kesejatian istiqamah. Padahal jika
kita ingin mengetahui dan mengunduh buah kesejatian dari pada istiqamah maka
kita harus terus berada pada maqam istiqamah, bukan malah berpaling darinya.
Istiqamah
berarti tekun, terus-menerus, tidak terputus, konsisten, dan lestari dalam
kebaikan amal. Ibarat tetesan air yang perlahan namun pasti mampu melubangi
kerasnya batu. Begitu juga dalam hal kebaikan perlu dilakukan dengan
terus-menerus sehingga mampu merontokkan kekerasan hati kita.
Dalam banyak kata-kata
hikmah juga
disebutkan bahwa istiqamah itu derajadnya lebih baik dibandingkan dengan seribu
karamah, sebagaimana yang sering kita dengar dari guru-guru kita bahwasanya :
الاستقامة
خير من الف كرامة
Artinya
: “Istiqamah itu lebih baik dari seribu karamah.”
Oleh
karena itu para Ulama berpesan dengan sungguh-sungguh bagi para Salikin agar
memperhatikan benar tentang istiqamah, jangan sampai mereka tergoda dengan
bunga-bunga kesenangan yang sementara.
Dalam sebuah maqalah dinyatakan bahwa “Kun Thalabal Istiqamah Wa La Takun
Thalabal Karamah” artinya “Carilah selalu
istiqamah dan jangan mencari karamah.” Di sini para Ulama berpesan agar
kita tidak putus-putusnya untuk selalu berada pada jalan keistiqamahan dan
jangan sampai tertipu hanya karena mengejar-ngejar karamah.
Kata
istiqamah adalah bentuk kata kerja aktif dan cair, konsteksnya bisa
bermacam-macam dan dapat dimaknai dalam berbagai situasi dan kondisi. Istiqamah
tidak hanya berkenaan dengan masalah ubudiyah semata, namun lebih dari itu
istiqamah bisa menjadi satu keajaiban dalam berbagai urusan manusia baik itu
yang berdimensi duniawi maupun yang berdimensi ukhrawi. Istiqamah berarti
melakukan kebaikan secara terus menerus, konsisten, tekun dan tak kenal putus. Sikap
ini tentu memberikan pengaruh yang positif bagi kehidupan seseorang baik yang
berkenaan dengan amal dunia maupun amal akhiratnya.
Memang
istiqamah sering memunculkan hal-hal yang tak terduga, ambillah contoh seorang
yang dianggap miskin namun tekun menabung setiap hari pada akhirnya ia mampu
pergi haji, mampu menjalankan ibadah qurban dan lebih mampu melakukan hal-hal
lain dibanding dengan orang yang lebih mampu dan lebih kaya darinya secara
materi. Dalam hal ibdah orang yang merutinkan dua rakaat shalat tahajud
misalnya, lebih dicintai Allah SWT dibanding orang yang langsung menjalankan
tahajud seribu rakaat namun setelah itu ia tidak menjalankannya sama sekali.
Hal ini sebagaimana dalam hadits dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda :
احبّ الأعمال إلى الله أدومها وإن قلّ
(رواه الشيخان عن عائشة)
Artinya
: “Pekerjaan-pekerjaan (yang baik) yang lebih disukai Allah adalah pekerjaan
yang terus-menerus dikerjakan walaupun pekerjaan itu sedikit.” (HR. Bukhori
Muslim dari Aisyah).
Kata
istiqamah sendiri termasuk bagian dari Jawami’ul Kalamnya Nabi Muhammad SAW,
yaitu suatu kata singkat namun memiliki makna yang padat, hal ini sebagaimana
yang termuat dalam Syarh matan AL-Arba’in Al-Nawawiyyah bahwasanya Abu Amrah Sufyan
bin Abdullah Al-Tsaqafiy Radiyallahuanhu, bertanya kepada Nabi Muhammad SAW
mengenai Islam :
قلت يارسول الله قل لي في الإسلام
قولا لا أسأل عنه احدا غيرك, قال : قل آمنتُ بالله ثمّ استقم (رواه مسلم)
Artinya
: “Aku telah berkata : ‘Wahai Rasulullah,
katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat
menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu.’ Bersabdalah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Katakanlah : Aku telah beriman kepada Allah,
kemudian beristiqamalah kamu.” (HR. Muslim).
Dalam
Al Qur’an sendiri Allah SWT menjadikan keimanan dan keistiqamahan sebagai prasyarat manusia hidup dalam
ketenangan, dijauhkan dari segala jenis ketakutan dan kesedihan serta mendapatkan
bantuan dari para malaikat. Tidak hanya itu, bahkan Allah SWT menegaskan dan
memberikan kabar gembira bahwa orang-orang yang beristiqamah
akan mendapatkan surga sebagaimana yang Allah SWT janjikan. Dan tentu sebuah
kepastian bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-janji-Nya.
Dalam surat Fusshilat ayat 30 Allah SWT berfirman :
¨bÎ) úïÏ%©!$# (#qä9$s% $oY/u ª!$# §NèO (#qßJ»s)tFó$# ãA¨t\tGs? ÞOÎgøn=tæ èpx6Í´¯»n=yJø9$# wr& (#qèù$srB wur (#qçRtøtrB (#rãϱ÷0r&ur Ïp¨Ypgø:$$Î/ ÓÉL©9$# óOçFZä. crßtãqè? ÇÌÉÈ
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu
takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu".
Semoga
kita dipermudahkan oleh Allah untuk mencapai maqam istiqamah, istiqamah dalam
iman, terus-menerus dalam kebaikan, tekun dalam beribadah, serta
berkesinambungan dalam beramal untuk menggapai puncak tertinggi ridlo Tuhan. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar