Legenda Bledug Kuwu dan Keajaiban Padang Garam Bumi Grobogan
Kabupaten
Grobogan Jawa tengah termasuk wilayah yang sudah sangat tua, setidaknya menurut
legenda masyarakat wilayah ini menjadi bagian dari awal peradapan tanah Jawa. Di
desa Kuwu Kec. Kradenan Kab. Grobogan terdapat keajaiban alam yang menakjubkan.
Hamparan tanah tanpa tanaman seluas + 45 Ha yang disertai adanya letupan-letupan
gelembung lumpur menjadi fenomena alam yang mengagumkan. Masyarakat setempat
menamakan tempat ini sebagai Bledug Kuwu.
Menurut legenda masyarakat
setempat terjadinya Bledug Kuwu tidak terlepas dari kedatangan Ajisaka ke tanah
Jawa untuk datang ke kerajaan Medang Kamolan. Sesampai di suatu desa di wilayah
Medang Kamolan Ajisaka bertamu di rumah Kaki Grenteng yang memiliki seorang
gadis cantik bernama Rara Cangkek. Diceritakan setelah Ajisaka yang ditemani
sahabatnya Dora menikmati jamuan dari tuan rumah Ajisaka pamit ke kamar kecil
untuk buang air seni. Di pemandian inilah Ajisaka bertemu dengan Rara Cangkek.
Singkat cerita Ajisaka buang air kecil, di luar kamar kecil ada seekor ayam
jago yang sedang haus meminum air yang bercampur dengan air seninya Ajisaka. Keajaiban
muncul ayam jago itu akhirny bertelur dan telurnya menetas menjadi seekor ular
raksasa.
Ular itu ternyata
bisa berbicara layaknya manusia, dan mengatakan ia adalah anak dari Rara
Cangkek dan Ajisaka. Ular itu kemudian pergi untuk mencari ayahnya di Medang
Kamolan. Dari perjalanan ular raksasa dalam mencari pengakuan diri sebagai anak
Ajisaka inilah keajaiban Bledug Kuwu muncul. Konon Bledug Kuwu muncul dari
bekas di mana ular raksasa itu masuk ke dalam tanah.
Dari legenda
tersebut menurut saya kejadian-kejadian yang kelihatannya tidak masuk akal
sebenarnya adalah sebuah peristiwa yang sebenarnya atau fakta. Walau tidak
dipungkiri banyak pula hanya sekedar dongeng saja. Seperti pertemuan Ajisaka
dan Rara Cangkek kemungkinan benar-benar terjadi, kemudian peristiwa Ajisaka
yang membuang hajat hingga air seninya diminum ayam jago hingga kemudian
bertelur dan menetaskan seekor ular raksasa adalah sebuah peristiwa kiasan. Begitulah
halusnya masyarakat Jawa berkisah mengenai seorang Raja yang menjalin hubungan dengan
seorang gadis cantik dari kalangan rakyat jelata yang akhirnya melahirkan anak
yang tidak diakui secara sah. Si anak digambarkan hanya sebagai seekor ular,
karena ayahnya adalah orang besar maka ularnya digambarkan sebagai ular
raksasa. Kisah tentang seorang Raja yang menikahi kembang desa adalah hal yang
lumrah dan banya terjadi di masa lampau hingga ada istilah lembu peteng, yaitu
seorang anak hasil dari perkawinan dari seorang raja dengan istri yang tidak
sah atau dari garwa selir.
Terlepas dari
legenda masyarakat, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa fenomena alam Bledug
Kuwu adalah fenomena alam yang terjadi ratusan bahkan jutaan tahun yang silam
di mana kemungkinan tempat ini adalah dasar lautan yang akhirnya menjadi
daratan, hal ini dibuktikan dengan keluarnya gelembung-gelembung lumpur yang bercampur
dengan air yang mengandung kadar garam.
Di Kuwu inilah
Salt Lake (Padang Garam) tanah Jawa, masyarakat sekitar memanfaatkan air garam
ini diolah menjadi garam dapur yang konon kemasyhuran garam Bledug Kuwu pernah
tercatat dalam sejarah keraton Surakarta. Selain di Kuwu di Kec. Sulursari
tepatnya di Bumi Kesongo juga terdapat fenomena Bledug, namun skalanya lebih kecil
tidak sebesar Bledug yang ada di Kuwu. Selain itu di daerah-daerah sekitar juga
banyak ditemui sumber-sember air yang mengandung garam, seperti di desa Jono
Kec. Tawangharjo, di Crewek, Banjarsari,
dan tempat lain di Ngramesan Kec. Ngaringan.
Dari fenomena sumber garam yang begitu banyak di
wilayah Kab. Grobogan membuktikan bahwa dulu wilayah tersebut adalah dasar
lautan yang telah menjadi daratan. Jika anda penasaran silahkan kunjungi
tempat-tempat tersebut yang telah dijadikan objek wisata daerah, khususnya
Bledug yang ada di Kuwu. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar