Masyarakat Bangilan pasti tidak asing dengan Sendang Mbeji yang terletak di Desa Kedung Jambangan masuk dusun Tanggung. Letaknya berada disebelah barat dari arah timur jalan raya Bojonegoro - jatirogo. Tepatnya disebelah utara sebelum tanjakan Tanggung. Seperti kebanyakan daerah yang memiliki riwayat gunung berapi apabila ada air yang keluar dari sekitar tempat tersebut biasanya airnya hangat dan mengandung belerang.
Begitu juga dengan Sendang mbeji ini berada diantara sisa-sisa gunung berapi, seperti disebelah selatannya yaitu gunung Nolodito (lodito menurut ucapan penduduk disekitar wilayah tersebut) yang juga menghasilkan sumber air hangat yang dikenal dengan sebutan Sumber Nganget yang terletak di petak 33A, RPH Kejuron, BKPH Bangilan, KPH Jatirogo. Disebelah utara Sendang beji ada pegunungan kecil yang dikenal, oleh masyarakat setempat dengan sebutan Selo Gampeng. Karena letaknya yang relatif jauh dengan pusat sumber panas maka air sendang mbeji tidak begitu panas. Biasanya masyarakat setempat memanfaatkannya untuk mandi dan mencuci.
Sebelum dibangun seperti sekarang, Sendang beji dulu banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan sangat asri sekali. Banyak binatang seperti kera, benthung, dan bermacam-macam burung yang hidup disekitarnya. Tapi sekarang kondisinya sudah berbeda sekali. Disekitarnya tinggal ditumbuhi pohon-pohon rembulung (pohon yang hidup di daerah rawa-rawa) yaitu pohon yang berdaun sejenis salak
Menurut legenda masyarakat setempat adanya sendang mbeji tidak terlepas dari peran seorang wali yang konon datang dari jawa tengah untuk menyebarkan ajaran islam di wilayah tersebut. Ketika itu sang wali sedang merebus air tiba-tiba beliau dikejutkan oleh penjajah belanda yang datang untuk menangkapnya karena dianggap membahayakan kedudukan Belanda. Akhirnya sang wali pun kabur dan meninggalkan air rebusannya. Dari sinilah muncul legenda sumber air hangat sendang mbeji.
jwt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar