Oleh
: Joyo Juwoto
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ
Artinya : “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. (An Nur : 35)
Di
dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 35 dia atas dijelaskan bahwasanya Allah
adalah (pemberi) cahaya langit dan bumi. Kelanjutan dari ayat itu masih cukup panjang,
tetapi saya ingin membahas sedikit yang menyangkut titik point Allahu Nuurus
Samaawat wal Ard, bahwasanya Allah Swt, adalah pemberi cahaya kepada langit
dan bumi.
Dari
sepenggal ayat Al Qur’an ini bisa kita tadabburi, bahwasanya Allah adalah
cahaya bagi langit dan bumi. Pengertian cahaya ini bisa kita uraikan secara
dhohir dan batin. Secara sederhana dan singkat, berikut uraian mengenai Allahu
Nuurus Samaawat wal Ard.
Pengertian
pemberi cahaya di sini secara dhohir bisa diartikan bahwasanya Allah-lah yang
memberikan karunia kepada semesta raya dengan cahaya. Jika siang hari Allah
mengirimkan sumber cahaya yaitu matahari dengan sinarnya yang menerangi bumi
sepanjang waktu dan tiada pernah henti, jika malam hari Allah mengirimkan bulan
dan bintang-bintang di langit yang senantiasa berpijar sepanjang malam,
menemani kegelapan semesta.
Bisa
kita bayangkan jika alam semesta ini tanpa penerangan, betapa kita akan
kesulitan melihat warna-warni keindahan semesta raya yang telah diciptakan oleh
Allah Swt untuk manusia. Yang ada hanya pekatnya malam yang menghitam, dan
kelamnya hitam yang mencekam, kita tidak akan melihat apapun, karena semua
adalah kegelapan.
Dengan
karunia-Nya inilah Allah memberikan cahaya kepada langit dan bumi, agar manusia
bisa melihat kebesaran dan keindahan jagad raya yang telah digelar di sepanjang
mata kita memandang. Hijaunya rumput dan dedaunan, mekarnya bunga yang
berwarna-warni, birunya laut yang menghampar, indahnya gunung-gunung yang kokoh
terpancang di atas bumi adalah karunia tak terhingga dari sepercik cahaya Tuhan
yang dianugerahkan kepada umat manusia di muka bumi ini.
Secara
batiniyyah, makna dari ayat Allahu Nuurus Samaawat wal Ard, adalah Allah
sebagai pemberi petunjuk akan jalan kebenaran kepada manusia. Jalan yang terang
benderang, yaitu agama Islam. Melalui cahaya Al Qur’an yang dibawa oleh
Malaikat Jibril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui seorang Rasul
inilah, Allah mengirimkan manual book bagi wakil-wakilnya yang ada di dunia.
Selain
cahaya Al Qur’an yang menjadi percik cahaya Tuhan, bahwasanya Nabi Muhammad Saw
sendiri adalah Nur, atau cahaya. Para ulama sufi sering menyebutnya sebagai Nur
Muhammad. Dalam dunia tasawuf Nur Muhammad ini dianggap sebagai asal muasal
dari segala ciptaan Tuhan di seluruh jagad raya.
Manusia
sebagai khalifatullah yang diberi tugas untuk menjalankan misi ilahiyyah, menyampaikan
apa yang menjadi pesan langit untuk penduduk bumi, agar tidak sesat dalam
kegelapan, maka hendaknya manusia berusaha mengakses dua sumber cahaya Tuhan
ini, yaitu Al Qur’an dan Nur Muhammad.
Jadi secara batiniyyah cahaya Allah yang
berupa Al Qur’an dan Nur Muhamad ini harus selalu kita nyalakan di dalam dada
dan batin kita, agar kita senantiasa bermandikan cahaya Tuhan. Wallahu a’lamu
bis showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar