Menulis ternyata mempercepat Hari Kiamat
Hari kiamat adalah sebuah kepastian, namun kapan datangnya ini yang menjadi rahasia besar. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang tahu kapan hari itu akan datang. Rosulullah SAW sendiri pun menyatakan bahwa beliau juga tidak mengetahuinya, hanya saja Allah Swt memberikan tanda-tanda akan datangnya hari yang maha dahsyat itu.
Di dalam al Qur'an terdapat banyak ayat-ayat yang menceritakan tentang hari kiamat, salah satunya seperti yang tercantum dalam surat Al Infitar ayat 1-3 yang berbunyi :
Artinya : 1. Apabila langit terbelah-belah, 2. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, 3. Dan apabila lautan dijadikan meluap. (Al Infitar ayat 1-3)
Begitu dahsyat dan mengerikannya hari kiamat, hingga semesta ini mengalami bencana, langit tempat kita berteduh runtuh, bintang-bintang berjatuhan dan lautan meluap. Kondisi ini tentu sangat mengerikan sekali.
Lebih mengerikan lagi ternyata diantara tanda kiamat itu telah tampak di depan mata kita.
Dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi seperti di era sekarang ini ternyata mempercepat datangnya hari kiamat. Era internet dengan semua dzurriah-dzurriahnya seperti facebook, twitter, instagram, BBM, Whatshap, Line, Blog dan lain sebagainya ternyata memiliki dampak bagi datangnya hari yang menggoncangkan itu.
Diceritakan dari Umar bin Tsa'lab r.a. bahwasanya Rosulullah 'Alaihi wa Sallam bersabda :"Sebagian dari tanda-tanda dekatnya hari kiamat, adalah tersebarnya (melimpahnya) harta benda dan luasnya perniagaan. Dan pena-pena akan bermunculan yang menunjukkan banyaknya bacaan dan tulisan." (Riwayat An-Nasa'i).
Jika kita memperhatikan hadits ini, sangatlah jelas kiamat akan segera tiba, entah kapan. Tanda-tandanya seiring waktu sudah mulai bermunculan. Di era internet ini tiap orang disibukkan dengan menulis. Mulai menulis status di Facebook, di BBM, di Line, Twitter, Blog dan lain sebagainya. Begitu senangnya kita menulis, sampai aktivitas apapun kita bagikan kepada orang lain, dari yang memang penting hingga hal remeh-temeh yang tidak perlu. Biar eksis katanya.
Jika kita menulis tentang nasehat dan amal kebaikan akan dimintai pertanggungjawaban, lalu bagaimana dengan segala keluh dan kesah kita di dinding-dinding maya itu ? Apakah akan kita biarkan diri kita memikul beban dari status-satus di Facebook, twitter, BBM wa 'alaa alihi.
Kemudahan-kemudahan untuk menulis dan mencari informasi dari berbagai media sosial ini harus kita manfaatkan untuk kebaikan. Karena tulisan kita kelak tentu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Jangan hanya rajin menulis tapi lupa amal. Agar kita tidak termasuk "Kabura Ma'tan "indallahi an Taquuluu Maa Laa Taf'aluun.". Joyojuwoto
Artikelnya bagus banget
BalasHapussuwun Kak Didik :)
Hapus