Gerimis dipelataran senja 
bercerita tentang angin resah mengeluh gundah 
kabut hitam memejamkan matanya 
petir bersautan memekakkan gendang telinga 
januari tlah berlalu 
namun waktu marah menggerutu 
mana yang akan aku sumpahi dengan tangisku 
biar orang-orang sama berteriak 
banjir...banjir 
aku tak peduli 
hutanku tak lagi perawan 
gunung-gunungku dijarah serakah 
kan kukutuk dengan amarahku 
yang membakar ladang dan sawahmu 
mengeringkan air mata dan mata airmu 
di kemarau waktu 
tunggu sumpah dan amarahku 
tak ada pawang waktu yang akan menghentikanku
itu kutukku 
itu sumpahku
itu amarahku
kutuk
waktu
Jwt. 15.2.15

Tidak ada komentar:
Posting Komentar