Masyarakat Tuban Selatan mungkin sudah sangat akrab berziarah dan berwisata rohani di maqom Mbah Jabbar. Beliau adalah seorang waliyullah keturunan dari Keraton Pajang yang maqomnya berada di atas bukit Nglirip dekat tempat wisata alam air terjun yang berada di desa Mulyoagung Singgahan. Mungkin tidak banyak yang mengetahui Petilasan kedung Banteng yang sebenarnya juga masih memiliki hubungan historis dengan Mbah Jabbar.
Menurut beberapa sumber, Petilasan Kedung Banteng adalah markas perlawanan Mbah Jabbar ketika dahulu melawan pemerintah Belanda. Konon di petilasan itulah Mbah Jabbar menyimpan benda-benda pusaka keraton dan perlengkapan persenjataan. Namun menurut sumber yang lain mengatakan di petilasan Kedung Banteng bersemayam jasad seorang waliyullah dari Yaman, Mbah Sanusi Al Yamani yang tidak lain adalah guru dari Mbah Jabbar itu sendiri.
Dalam buku "Mbah Jabbar Leluhur dan Dzurriyahnya" disebutkan bahwasanya maqom Mbah Sanusi bersifat ghaib dan tidak ada yang mengetahuinya. Mbah Sholeh Ngerong Rengel pernah berziarah bersama seseorang, namun setelah wafatnya Mbah Sholeh tidak ada lagi yang mengetahui maqom Mbah Sanusi. Konon maqom Mbah Sanusi berada di tengah-tengah perkebunan jeruk yang asri.
Di petilasan kedung Banteng memang terdapat sebuah cungkup yang di dalamnya terdapat dua maqom, yang satu kemungkinan maqom Mbah Sanusi dan satunya lagi entah maqom siapa. Menurut juru kunci Kedung Banteng sebenarnya kata Sanusi berasal dari kata Jawa "Rasukannipun dipun unusi" maksudnya adalah pakaiannya dilepas, dan ditaruh ditempat itu.
Di depan cungkup terdapat sebuah langgar panggung dari kayu yang juga digunakan oleh orang-orang yang ketepatan waktu sholat masih bekerja di ladang. Selain itu juga dipakai penginapan orang-orang yang datang dari jauh untuk berkhalwat di petilasan Mbah Sanusi.
Untuk menuju petilasan Kedung Banteng relatif mudah, kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat bisa menjangkau hingga di tepi sungai walau jalannya masih makadam. Rute yang bisa diambil dari sebelah utara sumber mata air Krawak ada jalan makadam ke arah kanan hingga tiba di tepi sungai. Pemandangannya pun sejuk karena berada di lokasi perhutani wilayah Montong walau pohon-pohon jatinya sudah banyak ditebang. Dinding-dinding batu tampak menjulang tinggi menambah indahnya panorama menuju petilasan. Sekian. Joyojuwoto.
mas Joyo Juwoto di Maqom mbah Sanusi bukannya pohon Jambu Mente ? kok di sini tertulis pohon Jeruk bos.
BalasHapusKebun Jeruk niku maqom ghaib ingkang namung mbah Sholeh mawon ingkang ngertos Pak Dhe
BalasHapus