“Seorang Ustadz Tidak Lebih Mulya Dibandingkan
Seorang Pedagang”
Gambar : http://2.bp.blogspot.com/ |
Kadang kita berfikir bahwa seorang Ustadz atau bahkan Kyai lebih mulya
dibandingkan dengan profesi lain,
pedagang misalnya. Sehingga tidak jarang seseorang ingin dipanggil Ustadz, Kyai
dan sejenisnya, agar ia kelihatan lebih mulia dibanding orang-orang dengan
profesi selain itu. Kira-kira begitu yang menjadi pandangan umum di tengah masyarakat. Padahal
kemuliaan seseorang menurut pandangan
Allah tentu tidaklah demikian. Dalam Al Qur’an dengan gamblang Allah berfirman
:
إنّ أكرمكم عند الله أتقكم
Artinya “ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi
Allah adalah yang paling bertaqwa. (QS. Al Hujurat ayat : 13 )
Dari ayat ini sangat jelas bahwa Allah tidak menganggap profesi satu dengan
profesi yang lain ada yang lebih tinggi dan unggul, semua sama di hadapan Allah
Swt. Yang membedakannya adalah ketaqwaannya, keikhlasannya, amal sholehnya, dan
ketundukannya kepada Allah Swt. Jadi jangan pernah menganggap profesi seseorang
itu lebih rendah dengan profesi yang lain hanya dari sisi lahiriah saja, hanya
dari sisi manusiawinya saja, lihatlah dengan cahaya Ilahiyyah biar segalanya
tampak jelas dan tidak menipu. Karena Allah tidak memandang rupa kita tetapi Allah
memandang kepada hati kita.
Seperti yang saya tuliskan dalam judul artikel bahwa profesi seorang ustadz
tidak lebih mulia dibanding seorang pedagang, di sini bukan maksud saya untuk merendahkan antara satu profesi dengan profesi yang lain, dan bukan pula maksud saya membanding-bandingkan, karena nanti yang akan membedakan kemuliaan seseorang adalah hati, jiwa, dan kepasrahannya kepada Allah Swt bukan profesinya. Memang sangat banyak
baik dari hadits maupun nash Al Qur’an yang menyebutkan kemuliaan seorang ahli
ilmu, karena secara khusus para ustadz dan Kyai dianggap sebagai manifestasi
dan pewaris para Nabi. Namun hal ini tidaklah menjadi alasan bahwa gelar ustadz
maupun Kyai lebih mulia. Karena Rosulullah SAW sendiri juga telah memberikan
jaminan akan kemuliaan pedagang jika dalam menjalankan aktivitas perdagangannya
mengedepankan nilai-nilai luhur seperti apa yang diajarkan oleh Nabi. Seperti
nilai kejujuran, tidak mengurangi timbangan, dan tidak menipu.
Bahkan lebih tegas lagi dalam haditsnya Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa
para pedagang yang meneladani beliau, kedudukannya di akhirat kelak akan
dibangkitkan bersama para Nabi, Siddiqin, dan para Syuhada’. Beliau bersabda :
لتَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِين مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ
Artinya
: Pedagang yang jujur dan terpercaya,
akan dibangkitkan pada hari kiamat bersama para Nabi, para Siddiqin, dan
para Syuhada’. (HR. At Tirmidzi dari Abu Sa’id al Khudri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar