Pertanyaan Wawancara yang diajukan oleh Nanik
Mahasiswi Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya
1. Apa yang anda ketahui
tentang tarikat ?
2. Sejauh mana anda paham
dengan macam-macam tarikat ?
3. Bagaimana tahapan-tahapan
tarikat itu sendiri ?
4. Apa manfa'at tarikat ?
5. Secara garis besar di indonesia
lebih identik dengan tarikat apa ?
6. Siapa saja tokoh-tokoh
tarikat itu ?
Jawaban
Pertanyaan 1
Mbak nanik sendiri saya kira telah tahu apa
itu pengertian thariqat, lebih-lebih secara lughotan (bahasa), kan dulu kamu
mondok di KMI ASSALAM Bangilan, tapi tak apalah saya jawab pertanyaan kamu
tentang thariqat sesuai kemampuan saya. Thariqah secara lughowi berasal dari
bahasa Arab dari kata طريقة yang berarti jalan, way dalam bahasa
Inggrisnya dan artinya sama yaitu jalan atau metode. Jalan di sini
bermakna cara untuk mendekatkan dan menyucikan diri
kepada Allah Swt. Lha masalah menyucikan diri ini tempatnya pada ilmu tasawuf, dan
memang thariqat itu salah satu bagian dari tahapan-tahapan ilmu tersebut.
Jawaban Pertanyaan 2
Kalau bertanya sejauh mana saya memahami thariqat, sebenarnya saya
belum faham kecuali hanya sekedar teori-teori seperti yang tertulis dalam
buku-buku tasawuf atau hanya sekedar membacanya saja. Tidak lebih dari itu.
Namanya faham itu kan tidak hanya sekedar tahu dan hafal tapi benar-benar meresapi. Faham ilmu tasawuf itu
seperti api dengan sifat panasnya, seperti air dengan sifat basahnya, seperti
laut dengan ombaknya. Adakah api tanpa panas, adakah air tanpa basah, adakah
laut tanpa gelombang, begitulah kira-kira pengertian faham menurut saya.
Jadi jika sampeyan bertanya sejauh mana, maka saya jawab sangat
jauh sekali kefahaman saya dalam arti jauh dari faham itu sendiri…hehe
Jawaban Pertanyaan 3
Tahapan thariqah yang sering saya dengar itu ada empat yaitu :
1.
Syariat
2.
Thariqat
3.
Hakikat
4.
Ma’rifat
Kalau sampeyan pengin tahu arti dari semua tingkatan itu ya
minimal kembalikan kepada makna kata dari kata itu sendiri. Soalnya memang
kadang kata telah terjajah oleh pengertian yang membingungkan kita sendiri.
Kita kadang perlu belajar kemurnian dari sebuah kata tanpa perlu menafsiri
dengan berbagai macam tafsir.
Jawaban Pertanyaan 4
Emm.. manfaat thariqat saya kira tak perlu dipertanyakan Nik..
sebagaimana sampeyan tidak perlu mempertanyakan apa sih manfaat jalan raya ?
atau bertanya apa sih manfaat sinar matahari, apa sih manfaat air dan lain
sebagainya. Karena sesuatu yang jelas kan tidak membutuhkan pertanyaan atau
jawaban sekalipun. Dan hanya orang yang bergurau saja kalau tidak tahu manfaat
jalan raya, sinar matahari, air dan lain sebagainya.
Gini Nik pasti sampeyan masih ingat sebuah mahfudhot yang dulu
kamu pelajari di Pondok ASSALAM Bangilan. Kalau saya salah monggo dikoreksi Nik
:
من سار على الدّرب وصل
“Barang siapa yang berjalan di jalannya maka ia akan sampai”
Lha maqolah ini mungkin sedikit memberikan gambaran akan manfaat
dari thariqat yang kamu pertanyakan tadi. Faham kan !
Jawaban Pertanyaan 5
Indonesia itu luas Nik, lha saya tak pernah keluar kecuali sampai
di kota kabupaten, atau paling banter pernah keluar kota dan itu saja kalau
saat study tour bareng-bareng gitu. Tapi
kalau sampeyan memaksa saya untuk menjawabnya ya gini aja Nik, mayoritas
masyarakat Indonesia kan NU, lha dalam
wadah organisasi yang didirikan oleh Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari
terdapat banyak sekali aliran-aliran thariqat yang tergabung dalam wadah “Jam’iyyah
Ahli Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah, Diantaranya adalah :
-
Qodiriyyah
-
Nagsabandiyyah
-
Qodiriyyah wa-Naqsabandiyah
-
Syatariyah
-
Sadziliyyah
Dan masih banyak lagi aliran-aliran thariqah di Indonesia, sebagaimana
banyaknya jalan menuju Surabaya. Pernah dengar peribahasa itu kan ? “Seribu
jalan menuju Surabaya, ehh.. Roma maksudku Nik, hehe…
Jawaban Pertanyaan 6
Tokoh-tokoh pendiri dan penyebar ajaran thariqah sangat banyak, namun
setidaknya ada beberapa tokoh thariqat yang saya kenal dan pernah membaca
biografi beliau, seperti thariqat sadziliyyah didirikan oleh Syekh Abu Hasan As
Sadzili, thariqat Nagshabandiyyah didirikan oleh Shah Bahauddin Nagshaband al
Bukhori, thariqah Qodiriyyah dinisbatkan kepada Syekh Abdul Qodir Al Jilani,
thariqah Syattariyyah didirikan oleh Abdullah as Syattar.
Dan ini luar biasa ternyata Ulama Indonesia yaitu Syekh Ahmad
Khatib As Sambasi yang mendirikan thariqah hasil dari ijtihad beliau, serta
perpaduan dua thariqat besar Qodiriyyah dan Nagshabandiyyah, thariqah ini lazim
dikenal sebagai thariqah Qodiriyyah wa Naqshabandiyyah. Beliau adalah seorang
yang alim lagi tawadhu’ seorang sufi dan syekh besar di Masjidil Haram Makkah
al Mukarramah.
Berbicara masalah tokoh thariqat sangatlah banyak jumlahnya,
karena
jika salah satu tokoh ulama’
thariqat meninggal
dunia maka akan digantikan oleh yang lain dengan tata cara dan mekanisme sesuai
dengan aturan masing-masing thariqah. Seperti pohon silsilah
yang tidak ada habisnya mulai Nabi Muhammad Saw hingga ulama’-ulama’ di akhir
zaman kelak.
Sekian !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar