*Pulang Bersama Kambing Ataukah Bersama Nabi?*
Oleh : Joyo Juwoto
Dosa pertama yang dilakukan oleh makhluk Tuhan adalah kesombongan yang melahirkan sikap pembangkangan yang dilakukan oleh Iblis kepada Allah Swt. Iblis merasa lebih baik dari Adam, tetapi mengapa Allah menyuruh untuk bersujud kepada makhluk yang lebih rendah darinya, begitu kira-kira logika iblis.
Oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati dalam berlogika. Agama Islam adalah agama yang tidak menafikan dengan logika manusia, namun berhati-hatilah dalam berlogika mengenai agama, karena pada dasarnya agama adalah riwayat yang bersambung hingga kepada Rasulullah Saw, jangan sampai karena membela logika akhirnya mengesampingkan riwayat.
Karena kadang-kadang logika beragama tidak sesuai atau tidak cocok dengan logika yang kita bangun. Karena sekali lagi bahwa agama adalah bagian dari riwayat yang bersumber dari wahyu Ilahi yang dinubuwwahkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu, umat Islam harus belajar logika ilahiyyah dan nubuwwah, agar tidak terjebak dengan logikanya sendiri.
Berikut saya ambilkan sebuah kisah mengenai logika Nubuwwah yang saya simak dari pengajian tafsir Jalalain yang disampaikan oleh Gus Baha' Narukan Rembang.
Pada saat Rasulullah Saw, dan sahabat Anshor serta Muhajirin berangkat ke medan Hunain, yaitu yang terjadi pada bulan syawal tahun ke 8 H, saat itu umat Islam mampu memenangkan peperangan melawan suku Hawazin.
Umat Islam mendapatkan ghanimah yang sangat banyak sekali. Pada saat itu ada beberapa orang Quraiys yang baru saja masuk Islam, diantaranya Mirdas, Uyainah bin Badr, Aqra' bin Habis, dan lain-lain.
Mereka-mereka ini baru sekitar 5 hari hingga 7 hari bergabung dan menyatakan keIslamannya. Namun pada saat pembagian harga ghanimah, Rasulullah memberikan sebanyak "ma bainal jabalain" atau jika dihitung sekitar 4000 ekor kambing. Dan beliau tidak menyisakan untuk orang-orang Anshor, yang telah banyak berjasa membela agama Islam.
Jika dilogikakan secara awam, tentu Rasulullah Saw bertindak tidak adil. Sahabat Anshor yang banyak berjasa justru tidak mendapatkan bagian dari ghanimah perang.
Jika kita tidak memahami logika Nubuwwah yang sedang dijalankan Rasulullah, maka tentu kita akan memprotesnya. Dan memang benar, ada seorang yang bernama Dzul Khuwaishiroh memprotes kebijakan Nabi.
Dzul Khuwaishiroh adalah seorang yang ahli ibadah, di jidatnya ada tanda hitam, dan ia seorang yang senang dan banyak sekali membaca Al Qur'an. Namun dengan garangnya Dzul Khuwaishiroh ini berkata tidak sopan kepada Rasulullah Saw,
اعدل يا محمد !
Nabi Muhammad kemudian dengan ringan menanggapi protes tersebut.
ايأمنونى على اهل الأرض، ولا تأمنوني
Melihat ketidaksopanan dari Dzul Khuwaishiroh, Umar dan Khalid bin Walid menawarkan diri untuk membunuh orang yang telah lancang kepada Nabi. Namun Nabi melarangnya karena ia masih bersyahadat dan menjalankan shalat.
Sebenarnya para sahabat Anshor juga merasa aneh dengan sikap Nabi, namun mereka tetap berkhusnudzon dan percaya dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.
Tapi sebagai manusia biasa, ada juga desas-desus yang mengomongkan kebijakan Nabi dengan pembagian dari ghanimah perang. Selanjutnya Nabi memanggil pembesar kaum Anshor, Saad bin Ubadah. Nabi kemudian berkata :
ما قالة بلغتنى عنكم؟
Kemudian dengan diplomatis, Saad menjawab :
اما ذو اسلامنا فلا يقولون شيأ
Selanjutnya Rasulullah Saw mengumpulkan para Sahabat Anshor, dengan penuh kelembutan, beliau kemudian bersabda :
اما ترضون ان يرجع الناس بالشاة والبعير؟ وترجعون انتم برسول الله الى ارحالكم؟
Mendengar itu kemudian orang-orang Anshor menangis dan memilih pulang dari medan perang membawa Rasulullah daripada hanya membawa kambing.
Padahal sebenarnya orang Anshor juga memiliki kekhawatiran setelah Makkah ditaklukkan, Rasulullah lebih memilih tinggal dan pulang ke Makkah dan kembali berkumpul dengan keluarga dan kerabatnya yang ada di Makkah.
Akhirnya terjawab sudah apa yang menjadi desas-desus dan pertanyaan dari para sahabat mengenai pembagian ghanimah perang Hunain. Kemudian Rasulullah pun melanjutkan sabdanya :
المحيا محياكم والممات مماتكم
Legalah hati orang Anshor, kemudian mereka pun pulang bersama Nabi menuju kota Madinatul Munawaarah yang penuh berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar