Pergaulan di Media Sosial
Oleh : Joyo Juwoto
Pergaulan adalah interaksi antara satu individu dengan individu lain, atau antara individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Interaksi ini sangat penting sekali, karena dengan interaksi maka terjadilah proses hubungan sosial di tengah masyarakat.
Ajaran Islam baik yang bersumber dari AlQur'an, Alhadits, maupun mutiara teladan dari para ulama-ulama sholeh yang memang mendalami betul ajaran Islam, sangat memperhatikan akhlaq dan interaksi pergaulan di tengah masyarakat.
Contoh-contoh interaksi dan pergaulan ala Islam sangat gamblang, seperti terangnya matahari siang tanpa mendung. Namun sayang sekali, hari ini, tata dan adab pergaulan ala Islam makin hari makin pudar. Makin lenyap.
Tak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan adanya pergeseran pola interaksi diantara masyarakat kita. Dengan adanya media sosial, menyebabkan nilai-nilai silaturrahmi berubah pola. Jika dulu kita saling berkunjung, saling bermuwajahah, saling bertemu, saling mengenal sehingga rasa kasih sayang dan penghormatan begitu terasa.
Hari ini interaksi tidak dibatasi oleh tempat, dengan orang yang belum pernah ketemu pun bisa terjalin interaksi. Tidak masalah jika interaksi itu berjalan dengan baik, hal ini tentu menambah nilai pergaulan kita.
Yang menjadi masalah adalah, kita pada awalnya tidak pernah ketemu, tidak saling mengenal, namun memancing keributan di media sosial. Bahkan kadang saling marah, saling mencaci, dan saling membenci.
Hal ini tentu sangat disayangkan, media sosial yang seharus menjadi sarana untuk membangun pergaulan dan silaturrahim secara luas tak terbatas kita pergunakan untuk sarana permusuhan dan arena mengumbar hawa kebencian.
Jika difikir kadang juga menggelikan, hanya karena berbeda pandangan dengan suatu persoalan, atau beda pilihan politik, beda idola, ujung-ujungnya tawuran di media sosial. Kenal saja tidak, ketemu saja belum, eh saling mencaci dan memaki.
Oleh karena itu, mari bersama menyadari, untuk menggunakan media sosial dengan baik dan produktif. Tak perlu terpancing dan mengumbar emosi dengan berbagai macam polemik di media sosial.
Siapkanlah tujuh samudra kesabaran untuk menjadi dewasa dan waras di media sosial. Jika harus mengklarifikasi dan memberikan bantahan ataupun sanggahan, pergunakanlah bahasa yang baik, santun dan dengan penuh pertanggung jawaban. Jangan ikut-ikutan terbawa keadaan.
Sami'na Watha'na Yai :-)
BalasHapus