Tafsir ala Syekh Denny Siregar
Jangan
pernah menganggap dan berfikir bahwasanya kebenaran itu adalah Denny Siregar,
beliau mungkin pandai dan mencengangkan pemahamanmu selama ini namun ingatlah
selalu dawuhnya para sesepuh kita “Dadi uwong kuwi ojo gumunan lan ojo
kagetan” (menjadi manusia itu jangan cepat terpukau dan jangan mudah
terkejut). Kemungkinan Denny Siregar ini sangat paham filosofi ini, bahwa orang itu mudah terpukau dengan sesuatu
yang dianggap baru menurut pemahaman berfikirnya, dan orang itu juga mudah
terkejut dengan pola-pola komunikasi yang nyleneh ala kopi pahitnya Bang Denny.
Setahu
saya Denny Siregar adalah seorang penulis yang lahir dan dibesarkan di tanah
tumpah darah dunia facebook, dari para pahlawan pengeshare-nya lah saya mengenal
sosok yang dianggap fenomenal ini. Saya biasa membaca tulisannya, namun ya
biasa-biasalah tulisannya saya tidak gumun ataupun kaget, karena sebagian besar
tuisannya berisi rangkaian kata sindiran-sindiran terhadap kontra perilaku dan
pemikiran yang dibela dan diemongnya. Saya sama sekali tidak ingin menyalahkan
apalagi menjadi hakim bagi tulisan beliau, apalah saya kok mau jadi hakim,
jangankan kuliah di jurusan hukum, gedung perguruan tinggi yang melahirkan para
hakim saja saya belum pernah tahu.
Sejatinya
penulis memang tidak ada yang netral pasti ada yang dibela maupun yang
dijadikan lawan, itu sangat wajar sekali dan tidak berlebihan. Saya menulis ini
pun dalam rangka membela sekaligus
melawan. Saya tertarik menulis tentang Denny Siregar ini karena sebuah
tulisan beliau yang berjudul “Ayat Yang Terabaikan” di situ dengan gaya
satirnya beliau yang mulia mengilustrasikan percakapan dengan seorang temannya mengenai keyakinan
tentang masuk surga atau tidaknya seorang non muslim.
Dengan
gagah berani bagai bersenjatakan kitab seribu ilmu pengetahuan Bang Denny yang
serba tahu dan serba bisa ini menafsirkan ayat suci Al Qur’an surat Al Baqarah
ayat 62. Namun sayang dalam menafsirkan ayat itu Bang Denny kesannya ragu-ragu
dan tidak tegas menyatakan bahwa Al Qur’an menjamin surga bagi semua pemeluk
agama. Itulah kepandaian beliau agar jika ada yang memberikan keterangan yang
gamblang mengenai tafsir ayat itu tentu beliau bisa menyangkal bahwa ia hanya
mengatakan bahwa Al Qur’an adalah kitab yang penuh toleransi.
Dalam
tulisannya Bang Denny hanya menampilkan gambar surat Al Baqarah ayat 62 beserta
artinya tanpa menyertakan penafsiran dari ulama’ tafsir yang telah diakui
otoritasnya di dunia tafsir Al Qur’an.
Apa
Bang Denny lupa atau memang sengaja bahwa untuk menfasirkan sebuah ayat di
dalam Al Qur’an tidak bisa sembarang orang memiliki otoritas untuk itu. Banyak
persyaratan yang perlu dipenuhi dan tentunya persyaratan itu tidak ada pada
diri sosok yang mulia sang penghidang kopi itu. Bagaimanapun juga seperti di
awal saya singgung saya tidak akan menyalahkan dan menjadi hakim bagi tulisan
Bang Denny, saya Cuma menyanyangkan lha tafsir ala Syekh Denny Siregar kok ya
laris manis dan di bagi-bagikan serta di like oleh mereka yang mungkin lebih “pintar”
dan lebih otoratif dibanding Bang Denny sendiri. Haha...lucu saja kan, seorang
santri pondok pesantren semisal Alex Umarouw yang notabenenya dalam penguasaan
ilmu tafsir lebih jos kok ya na’am dan ngikut saja dengan tulisan dan tafsir
ala Syekh Denny Siregar. Tapi alhamdulillah di beberapa komentar ada juga akun Facebook yang mengingatkan agar Bang Denny merujuk pada ulama ahli tafsir semisal Prof. Quraish Shihab.
Saya
sebenarnya tidak yakin Bang Denny belum membaca kitab tafsir yang mu’tamat
semisal tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu katsir, tafsir al Misbah, namun saya yakin
kalau beliau memang belum pernah tahu dan belum pernah mendengar tafsirnya Kyai
Bangilan AL Aklil yang ditulis oleh KH. Mishbah Zainil Musthofa mengenai surat Al- Baqarah ayat 62.
Dalam
tafsirannya Kyai Misbah menerangkan tentang Surat Al Baqarah ayat 62 dengan
jelas bahwa yang dimaksud ayat :
Dalam
keterangannya Kyai Misbah menjelaskan ayat di atas dengan bahasa Jawa yang
berbunyi :
“Wong-wong
kang podo iman karo Nabi-Nabi sakdurunge Nabi Muhammad SAW, lan wong-wong
Yahudi, lan wong-wong Nasrani, lan wong-wong agama Shabi’in, iku sopo-sopo bae
wong kang mau kang ana ing zamane Nabi Muhammad SAW hingga kiyamat , gelem pada
iman dawuh-dawuhe Allah lan percaya dina akhir lan gelem amal sholeh nganggo
syariat-syariate Kanjeng Nabi Muhammad SAW, wong-wong iku bakal oleh ganjaran
ono ing ngersane Allah Ta’ala. Wong-wong iku ora bakal wedi lan ora bakal
susah.”
Dari
penafsiran Mbah Misbah sangat jelas bahwa orang mukmin, Yahudi, Nasrani, dan
para pemeluk Shabi’i akan mendapatkan pahala dari Allah jika mereka menjalankan
syariat-syariatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dalam arti lain mereka mengakui
agama Islam sebagai jalan hidupnya.
Jika
ada yang bertanya dan mengatakan lha orang-orang jaman sebelum Nabi Muhammad
kan tidak Islama ? apakah mereka juga akan masuk neraka ? saya kira jawaban
yang tepat untuk orang-orang seperti ini
adalah memberinya secangkir kopi
pahit racikan dari Bang Denny sang pakar yang serba tahu ini. Ah ! Semoga pagi
ini kopi Bang Denny tidak terasa hambar, hanya siAnida yang tahu. Salam. Joyojuwoto.
Ulasan yang apik. Sukses mas.
BalasHapusGaya tulisannya pas ntk lawan main syekh denny...
BalasHapusDitunggu tulisan2 yg lainnya mas..
Gaya tulisannya pas ntk lawan main syekh denny...
BalasHapusDitunggu tulisan2 yg lainnya mas..