Karomahnya Sifat Dermawan
Joyojuwoto*
Sifat dermawan
adalah salah satu sifat yang sangat disukai oleh Sang Khaliq dan makhluk, sifat
yang dicintai oleh penduduk langit juga penduduk bumi. Sifat ini mendekatkan
pemiliknya kepada surga, dan sebaliknya menjauhkan pelakunya dari api neraka. Sifat
ini juga menjadikan pemiliknya selalu dibantu dan dikasihi oleh Allah Swt.
Sebagaimana dalam hadits Nabi yang berbunyi : “Allahu fii ‘aunil ‘abdi maa
kaanal ‘abdu fii auni akhiihi” artinya : “Allah akan selalu membantu
hambanya selagi hambanya mau membantu saudaranya”.
Sifat dermawan
tidak hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa baik saja, orang-orang yang
berperilaku buruk pun banyak yang memiliki sifat ini, dan itu tidak menghalangi
kasih sayang dan anugerah Allah kepadanya. Bahkan kepada seorang yang
menyekutukan-Nya sekalipun. Berikut sebuah kisah kedermawanan salah seorang
pengikut Nabi Musa yang jiwanya tetap dilindungi oleh Allah hingga kematian
menjemputnya.
Al Kisah ketika
Nabi Musa AS membawa kaumnya Bani Israel ke tanah yang dijanjikan Tuhan dan
menyelamatkannya dari kejaran tentara Fir’aun, Musa dan kaumnya berjalan hingga
sampai di negeri Assyiria dan Kan’an. Di situ
orang-orang sama menyembah relief-relief dan patung. Kaum Nabi Musa
meminta agar supaya mereka dibuatkan sesembahan seperti itu. Musa pun memarahi
kaumnya.
Selanjutnya Musa
berpamitan untuk bermunajat di puncak gunung Thursina, sedang Harun saudara
Musa mendapatkan tugas untuk menjadi pengganti Musa. Hal ini kemudian
dimanfaatkan oleh Samiri salah seorang pengikut Musa untuk menyesatkan Bani
Israel. Samiri membuat patung sapi dari
emas dan meminta Bani Israel untuk menyembahnya. Sapi itu dapat mengeluarkan
suara melenguh dikarenakan Samiri memberinya atsarul hayat yaitu debu
bekas telapak kaki Malaikat Jibril. Melihat kaum Bani Israel menyembah Sapi,
Harun tidak kuasa menghalanginya karena ia diancam akan dibunuh.
Setelah beberapa
waktu akhirnya Musa kembali kepada kaumnya, ia membawa lempengan batu yang
bertuliskan sepuluh perintah Tuhan. Namun Musa kaget ternyata kaumnya yang baru
ditinggalkannya telah menyekutukan Allah dengan menyembah sapi. Musa marah dan
akan menghukum Harun, namun setelah dijelaskan akhirnya ia memaklumi kelemahan
Harun saudaranya.
Musa kemudian
mendatangi Bani Israel dan mencerca mereka. Samiri sebagai biang dari semua
kemusrikan itu akhirnya ia tangkap dan akan dibunuhnya. Tetapi Allah melarang,
“Jangan kau bunuh dia. Ia adalah orang yang dermawan terhadap kaumnya. Usir
saja ia dari golonganmu.” Akhirnya Musa pun mengusirnya dan memerintahkan Bani
Israel untuk menjauhinya. Siapa saja yang bersentuhan dengan Samiri akan
dipotong anggota tubuhnya, Samiri dikucilkan hingga maut menjemputnya.
Demikianlah salah satu kisah kedermawanan
seorang yang kufur dan menjadikan kaum bani Israel kufur kepada Allah, namun
Allah tetap menjaganya dari hukuman di dunia yang akan dilakukan oleh Musa,
hingga ia sendiri meninggal dunia. Lalu bagaimana jika kedermawanan itu
dimiliki oleh seorang hamba yang taat kepada Tuhan, tentu Tuhan akan selalu
melindunginya baik di dunia maupun di akhirat kela. Amien. Joyojuwoto
“*Joyojuwoto, lahir di Tuban,
16 Juli 1981, Santri Ponpes ASSALAM Bangilan Tuban; Penulis buku “Jejak Sang Rasul” dan juga seorang blogger yang
tinggal di www.4bangilan.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar