Ternyata Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Terjadi Tiga Kali
Bulan Agustus
adalah bulan semarak, beraneka macam umbul-umbul dipasang di jalan-jalan raya,
bendera berkibaran di hampir setiap rumah warga, dan banyak perhelatan acara
dan perlombaan digelar mulai dari tingkat RT hingga level nasional
diselenggarakan. Ya bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia, namun tahukah kamu ternyata proklamasi tidak hanya terjadi di bulan
Agustus saja. Setidaknya pernah terjadi peristiwa proklamasi sebelum tanggal 17
Agustus 1945, walau peristiwia itu tidak diakui secara nasional. Karena
proklamasi yang dianggap sah adalah yang terjadi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Menurut beberapa
sumber ada tiga kali proklamasi yang diselenggarakan, yakni :
1.
Proklamasi Gorontalo, 23 Januari 1942
Setelah
Belanda menyerah kalah pada Jepang, rakyat Gorontalo dibawah pimpinan Nani
Wartabone melakukan sweping terhadap para pejabat Belanda yang masih di
Gorontalo. Mereka bergerak diberbagai
kota seperti Sumawa, Kabila, dan Tamalate. Kota Gorontalo dikepung hingga akhirnya komandan Detasemen Veld
Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan di Gorontalo menyerah.
Dengan
semangat heroik Nani Wartabone mengumpulkan masa di halaman depan Kantor Pos
Gorontalo. Dikibarkanlah bendera merah putih, di hadapan masa Nani Wartabone
berpidato, “Pada hari ini, 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada
di sini sudah merdeka bebas, lepas dari penjajahan bangsa manapun juga. Bendera
kita, yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya. Pemerintah
Belanda sudah diambil oleh Pemerintah nasional agar tetap menjaga keamanan dan
ketertiban.
Selanjutnya,
Nani Wartabone mengumpulkan masa dalam rapat akbar di Tanah Lapang Besar
Gorontalo untuk menegaskan kembali kemerdekaan yang sudah diproklamasikan.
Namun sayang ketika Jepang mendarat ke Gorontalo tanggal 26 Februari 1942,
Jepang melarang pengibaran Merah Putih dan memaksa rakyat Gorontalo takluk
tanpa syarat kepada Jepang.
2.
Proklamasi Rengasdengklok, 16 Agustus 1945
Tokoh
lain yang membacakan proklamasi kemerdekaan sebelum Soekarno-Hatta adalah dr.
Soedarsono. Satu hari sebelum peristiwa di Pegangsaan Timur, 56 Jakarta yaitu
pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 di alun-alun Cirebon dihadiri sekitar 150
orang dr. Soedarsono membacakan teks proklamasi yang konon disusun oleh Syahrir
dan beberapa gerakan kelompok bawah tanah seperti Chaerul Saleh, Eri Sadewo, Johan Nur, dan Abu Bakar
Lubis. Penyusuna teks itu dilakukan di asrama Prapatan 10, Jakarta pada tanggal
13 Agustus 1945.
Ada
sebaris teks proklamasi yang diingat oleh Des Alwi, yaitu “Kami bangsa
Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tidak
mau dijajah oleh siapa pun juga.”
3.
Proklamasi Pegangsaan Timur 56, Jakarta
Peristiwa proklamasi yang dianggap sah adalah
proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Peristiwa ini menjadi tonggak
kemerdekaan bangsa Indonesia dan selalu diperingati setiap tahunnya. Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar