Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Filosofi ini saya kira sangat relevan sekali dengan kondisi carut-marutnya bangsa kita. Persatuan adalah harga mati yang seharusnya dijaga dan dilestarikan oleh seluruh elemen masyarakat diseluruh tanah air tercinta. sekecil apapun bentuk dan usaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan layak untuk mendapatkan apresiasi dan angkat topi dari kita semua.
Pada moment bulan syawal dimana energi silaturrahmi dan saling berkunjung bisa dijadikan sebagai momentum untuk mempererat tali persatuan antara anggota masyarakat baik secara personal individual maupun secara organisasi dan perkumpulan. Sangat mudah untuk mempengaruhi emosi massa dalam jumlah yang besar. Jika pengaruh yang diberikan positif tentu energi itu akan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kerukunan dan persatuan serta persatuan yang akhirnya menciptakan satu ikatan kebersamaan. Begitu pula sebaliknya jika suatu perkumpulan membawa energi negatif temtu juga sangat mudah untuk diarahkan guna memecah belah ikatan persatuan itu.
Oleh karena itu para sesepuh Organisasi dan Perguruan di Bumi Bangilan sangat menyadari akan hal itu. Dimotori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Bangilan bersama perguruan-perguruan lain seperti Pagar Nusa, IKSPI, Margaluyu, Barong Pranajaya, Cimande Tuban, PRSH, dan Perguruan Tahta Mataram mengadakan acara halal bihalal dengan tema "Dengan Semangat Kerukunan Mari Berjuang Bersama Untuk mengisi Kemerdekaan".
Acara yang dilaksanakan di Karangtengah desa Bangilan Kab. Tuban ini menjadi penanda bahwa para pemuda, khususnya para pendekar di Bangilan memiliki jiwa besar dan layak menjadi teladan untuk wilayah-wilayah lain yang ,masih berkutat dengan tawuran antar pemuda karena beda perguruan.
Semoga kebesaran jiwa pendekar Bangilan bisa menjadi
sumbangsih bagi persatuan dan kesatuan para pemuda di wilayah Kabupaten Tuban pada khususnya dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya.
sumbangsih bagi persatuan dan kesatuan para pemuda di wilayah Kabupaten Tuban pada khususnya dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya.
Menurut ketua panitia Mujoko Syahid acara ini tidak hanya diikuti oleh perguruan dan organisasi di Kec. Bangilan saja namun juga melibatkan lintas perguruan di kecamatan-kecamatan lain di sekitarnya, seperti Kenduruan, Jatirogo, Bancar, Singgahan, Parengan dan Senori.
"Mengumpulkan ribuan pendekar lintas perguruan dalam satu tempat terbuka dan pada malam hari bukan hal mudah. Apalagi mereka menggunakan seragam dan atribut kebesaranya masing-masing. Ini butuh kesadaran tinggi masih-masing pendekar". Begitu tutur Mas Syahid mengakhiri pembicaraannya. Joyojuwoto, Bangilan, 28 Juli 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar