Selametan dalam radisi Jawa berasal dari kata "Slamet" yang artinya terhindar dari suatu kejadian yang tidak di inginkan secara lahiriyah maupun badaniyah, serta selalu dalam pengayom dari Gustu Kang Murbeng Dumadi.
Hampir dalam semua lingkaran hidup masyarakat jawa, mulai dari kelahiran, pernikahan, dan kematian sarat dengan upacara selametan. Pada dasarnya selametan adalah wujud ungkapan batin masyarakat Jawa untuk selalu "nyuwun" keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dalam wujud lahiriyahnya "panuwun" ini dinyatakan dalam bentuk selametan dengan berbagai bentuknya. Mulai dari nasi tumpeng, bucu kendit, kupatan dalan lain sebagainya.
Salah satu bentuk selametan yang paling populer adalah dengan membuat nasi tumpeng dengan segala ubo rampenya. Adapun makna dari tumpeng ini adalah mengandung suatu "pasemon" sebagai berikut :
1. Tumpeng maksudnya adalah tumuju marang Pengeran, artinya tertuju pada Tuhan.
2. Ingkung, maksudnya ingsun tansah manekung, artinya aku ini selalu menyembah dan memohon kepada Tuhan.
3. Gudhangan/ Kuluban yang memiliki maksud, "Sak paran-paran ora kepaten" artinya dimanapun berada tidak akan pernah tersesat.
Selanjutnya di dalam kuluban biasanya terdapat sayur-sayuran sebagaimana berikut :
- Bayem maksudnya hidup biar ayem
- Kacang dowo maksudnya adalah yuswa dawa, agar supaya diberi panjang umur
- Kecambah maksudnya tansah sumrambah rezekinya, amal dan kebaikannya.
- Kluwih maksudnya biar luwih-luwih dalam hidup tidak serba kekurangan
4. Jajanan pasar maksudnya yen urip adedasar tatanane Gusti temtu ora bakal nyasar.
dan masih banyak lagi beberapa pasemon dalam ritual selametan masyarakat Jawa yang tidak dapat saya sebutkan disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar