Secangkir Kopi |
Budaya ngopi seakan telah menjadi fenomena di tengah masyarakat kita, hampir disetiap tikungan ada warung kopi, jika malam hari kita bisa melihat disepanjang jalan raya Bangilan para kawula muda yang berkumpul untuk sekedar meneguk hangatnya secangkir kopi dan bahkan kadang juga hanya untuk memenuhi hasrat trend zaman. Memang kopi adalah minuman sosial sehingga terasa nikmat jika disuguhkan secara berjama'ah dibumbui dengan obrolan-orolan ringan dan diiringi dengan musik-musik. Ngopi bukan lagi semacam kebutuhan jasmani saja, minuman pendamping sarapan pagi, atau sekedar menghilangkan rasa kantuk, melainkan aktivitas ngopi telah menyertakan aspek-aspek sosial dan budaya di tengah masyarakat.
Secangkir kopi ibarat seutas benang silaturrahim, penyambung paseduluran dalam komunitas masyarakat, begitulah salah satu khususiyah kopi yang mungkin dapat saya baca. Walau saya bukan kopiker (tukang ngopi). Sebabnya jika saya minum kopi asam lambungku terasa langsung meningkat dan biasanya disertai dengan muntah-muntah. Karena dari berbagai informasi yang saya terima kopi kurang baik untuk kesehatan khususnya bagi yang punya riwayat maag seperti saya. Namun lain dulu lain sekarang, suatu ketika saya mendapati sebuah artikel tentang kopi yang manfaatnya ternyata lebih plus dari madhorotnya, bahkan ditulis pula bahwa kopi adalah salah satu minuman kegemaran Rosulullah selain madu dan susu, maka dengan mengucapkan bismillah saya akhirnya memutuskan untuk minum kopi juga, dan hasilnya alhamdulillah luar biasa, dengan perubahan mindset tentang kopi yang menyehatkan dan dengan seabrek manfaatnya saya dapat menikmati nikmatnya secangkir kopi di pagi hari. Salam Ngopi. JWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar