Senin, 17 Juni 2019

Inilah Dawuhnya Mbah Moen kepada Gus Yunan

Inilah Dawuhnya Mbah Moen kepada Gus Yunan
Oleh: Joyo Juwoto


KH. Yunan Jauhar, atau akrab dipanggil Gus Yunan, pengasuh pondok pesantren ASSALAM Bangilan Tuban suatu ketika sowan riyayan ke ndalemnya Mbah Maimun Zubair Sarang atau Mbah Moen.

Gus Yunan adalah Gus saya, yaitu putra kedua  dari KH. Abd. Moehaimin Tamam, pendiri pondok pesantren ASSALAM Bangilan, semoga Allah memuliakan beliau. Gus Yunan ini yang menggantikan Abahnya sebagai pengasuh pondok pesantren ASSALAM Bangilan, setelah Mbah Yai Moehaimin Tamam meninggal dunia.

Memang lazim adanya di kalangan kiai maupun santri untuk saling berkunjung dan bersilaturahmi kepada yang lebih sepuh. Jadi ketika musim riyayan biasanya para kiai maupun santri sama sowan kepada kiai-kiai sepuh. Mbah Moen ini termasuk salah satu kiai sepuh yang ada di Jawa, bahkan mungkin se-Indonesia.

Mbah Moen sendiri pernah dirawuhkan ke pondok pesantren ASSALAM Bangilan, memberikan mauidzoh hasanah saat Haflah Akhirussanah beberapa tahun silam.

Saat sowan di Sarang Gus Yunan didawuhi oleh Mbah Moen, "Muhith, Muhaimin, Hanifah, Hasyim wes podho kapundut, kuwo seng istiqomah yo cung?". (Muhith, Muhaimin, Hanifah, Hasyim sudah sama meninggal dunia, kamu yang istiqomah ya nak?)

Demikian yang disampaikan oleh Mbah Moen kepada Gus Yunan.

Mbah Moen punya harapan besar kepada Gus Yunan agar beristiqomah dalam ngemong santri, meneruskan perjuangan Abahnya sebagai pengasuh pondok pesantren ASSALAM, sebagai Medan perjuangan di tengah-tengah masyarakat. Karena pesantren adalah salah satu benteng moral dan peradaban umat.

Selain itu, Mbah Moen juga bercerita:

"Biyen mbah Tamam lan mbah Muzadi nek sowan mbah Zubair, gak oleh kundur karo bapakku yen durung melu jama'ah dzuhur lan asar. (Dulu Mbah Tamam dan Mbah Muzadi kalua berkunjung ke mbah Zubair (Abahnya Mbah Moen) tidak boleh pulang sebelum ikut jama’ah shalat  dhuhur dan shalat asar)

"Terus trukke mbah Tamam dikebakki gabah lan beras dibagi-bagi kiai-kiai sek nek Sarang kene." (Mobil Truknya Mbah Tamam selalu dipenuhi dengan beras untuk dibagi-bagikan kiai-kiai yang ada di Sarang)

 Lanjut Mbah Moen bercerita tentang hubungan dzurriah Gus Yunan dengan Mbah Zubair serta Kiai-kiai di Sarang yang cukup baik dan akrab.

Demikian cerita yang dibagikan oleh Gus Yunan tentang sowan beliau ke Sarang.

1 komentar: